Halo agan dan sista, bagi kalian penggemar game racing pasti tidak asing lagi dengan kata ‘Need for Speed’, franchise game racing ini memang sangat popular dan cukup konsisten merilis seri game setiap tahunnya. Puncak kepopuleran terjadi saat mereka merilis NFS Most Wanted pada tahun 2005. Game tersebut juga dinilai sebagai game Need for Speed terbaik. Namun tidak semua seri game Need for Speed ini sukses dan berhasil membuat para penggemarnya puas. Salah satu yang menurut ane gagal adalah NFS Payback yang rilis tahun 2017. Apa yang membuat NFS Payback termasuk game gagal? Simak ulasan ane berikut.






Grinding dalam game ini sangat banyak dan memberikan rasa bosan yang berlebih, apalagi dengan tidak adanya variasi yang diberikan. Bagi yang belum tahu, “grinding” adalah melakukan kegiatan secara terus menerus di luar misi utama, dengan tujuan akhir naik level dan memperkuat karakter yang gansis mainkan. Setiap kategori yang dimainkan di game ini akan menuntut mobil yang berbeda-beda, dimana satu mobil hanya bisa digunakan dalam kategori tertentu dan tidak akan bisa digunakan untuk kategori lainnya. Contohnya untuk menyelesaikan 3 buah kategori terpisah, ane butuh 3 buah mobil. Pada akhirnya demi mendapat kemenangan pada tiap kategori, ane perlu grinding lagi dan lagi sampai bosan.






Misi sekunder pun menurut ane terlalu banyak dan terlebih tidak menarik seperti misalnya kita disuruh untuk menghancurkan papan billboard dengan mobil, cukup aneh bukan? Namun, mau tak mau kita harus menyelesaikan misi-misi sekunder agar bisa ikut ke misi utama. Alur cerita pun seakan tertutup dengan aktivitas misi sekunder ini. Untuk memainkan misi-misi ini cukup memakan waktu dan ane pikir malah membuat gamer cepat bosan padahal belum masuk ke inti gamenya yaitu menyelesaikan misi utama. Hampir keseluruhan waktu yang terpakai untuk menyelesaikan game ini adalah menjalankan misi sekunder, aneh memang malah rasanya seperti sedang memainkan game RPG padahal ini adalah game racing. 






Mungkin terkait sistem ini dalam game banyak pro kontranya. Kalau ane sih kontra karena ane bukan gamer pro, ane main game untuk fun saja. Bagi yang belum tahu, lootbox merupakan sistem "peti hadiah" yang bisa di-redeem dengan membayarkan sejumlah uang betulan. Biasanya, loot box memberikan item secara acak, tapi tak sedikit pula developer game memasukkan sejumlah equipment yang bisa memengaruhi gameplay. Dalam hal ini ane ga nyoba, sayang sama uangnya kalau cuma dipakai ginian. Mungkin NFS Payback sengaja dibuat se-grindy mungkin untuk mendorong gamer yang tidak lagi tahan agar ‘menyerah’ dan akhirnya membeli lootbox yang ada dengan membayarkan sejumlah uang nyata. Kalau benar seperti ini maka niat kita main game hanya untuk fun tapi malah bikin miskin haha..






Seperti kita tahu mode campaign game ini didasari oleh keberuntungan si pemain. Hal ini sangat mengecewakan kalau menurut ane. Efeknya sangat terasa banget ketika ane pengen melakukan modifikasi mobil yang selama ini jadi keunggulan game Need for Speed. Untuk mendapat mesin atau mobil baru, ane harus mengandalkan keberuntungan lewat fitur "speed cards" yang keluar secara acak. Hasilnya, mode campaign pun jadi terasa kurang menarik untuk diselesaikan.






Fakta yang ane temukan dalam game ini adalah AI-nya terlalu kuat dan terkesan tidak seimbang (bukan berarti ane yang cupu ya). Walaupun bermain di tingkat kesulitan normal dan sudah memenuhi level rekomendasi yang ada, tidak jarang tetap kalah cepat, kalah kuat, dan kalah bersaing dengan mobil-mobil milik AI. Dengan mobil modifikasi dan sudah melalui upgrade pun kadang masih kalah kencang walaupun sebenarnya mobil kita levelnya sudah lebih tinggi dari yang direkomendasikan. Dari review yang pernah ane baca banyak gamer memanfaatkan sistem lootbox untuk membeli equipment ‘langka’ agar bisa mengalahkan AI. Kalau begitu ceritanya ya tidak seru lagi.





----------------------------------
tulisan : opini pribadi
gambar : via google image
referensi : disini