Liputan6.com, Jakarta Film The Night Comes for Us yang dibintangi oleh Iko Uwais dan Joe Taslim, baru saja ditayangkan secara perdana di Fantastic Fest, Texas, Amerika Serikat, pada Minggu (23/9/2018) lalu.

Film ini mendapat reaksi yang positif dari para penonton maupun media yang menghadiri pemutarannya. Sementara di media sosial, para penggemar film internasional mengungkap rasa tak sabar untuk menyaksikan The Night Comes for Us.

Kabar baik bagi penggemar film internasional, The Night Comes for Us bisa diakses dengan mudah. Film garapan sutradara Timo Tjahjanto ini akan dirilis secara global melalui Netflix.

"The Night Comes For Us akan tayang di Netflix mulai 19 Oktober," begitu isi pernyataan tertulis dari platform streaming film ini.

Yang lebih membanggakan, The Night Comes for Us adalah film Indonesia pertama yang dirilis secara global di Netflix.

Sutradara The Night Comes for Us yang menggarap film ini bersama Screenplay Infinite Films dan XYZ Films pun menyambut hal ini dengan gembira.

"Tak ada alasan untuk tidak mencintai @netflix, kalau bukan karena mereka film seperti Night comes for Us tidak bisa dibuat. Mereka memungut remah-remah mimpiku yang telah hancur selama 6 tahun dan membuatnya menjadi kenyataan," tuturnya via Twitter, Rabu (26/9/2018) lalu.

The Night Comes for Us sendiri berkisah tentang Ito (Joe Taslim), mantan anggota gangster yang berusaha lari dari kejaran kelompok lamanya. Tak hanya berusaha menyelamatkan diri, ia juga harus melindungi nyawa seorang gadis kecil.

Aksi kejar-kejaran, pertarungan laga sengit, dan adegan tembak menembak mewarnai usaha Ito untuk lolos dari kejaran mantan rekan-rekannya.

https://m.liputan6.com/showbiz/read/...-secara-global

Gimana ya, entah saya yang terlalu inferior atau tidak nasionalis..

IMO, kata orang orang, the raid itu bagus, kata orang wiro sableng itu bagus..
Dan kata orang orang, asal tembus sundance juga udah bagus..

Bagi saya, mohon maaf, film film indonesia belum ada apa apanya dengan mahakarya film film buatan amerika seperti Memento, Pulp Fiction, Schindler List, The Usual Suspect dll yg ga mungkin saya sebutin semuanya.

Indonesia masih belum mampu membuat storytelling sebaik dan sehebat amerika, kita lupakan teknologi deh, tapi kekuatan cerita kalau di improve dgn baik akan menghasilkan film yg memorable, saya ambil contoh Primal Fear dan The Usual Suspect.

Sekali lagi itu pendapat saya