Indonesia gak pernah kekurangan wanita cantik. Dari jaman baheula. Dari gue masih kecil, kemana gue pergi pasti ketemu wanita cantik. Sampe sekarang, ke pasar ketemu, ke mall apalagi, ke manapun ketemu. Di tipi isinya cantik-cantik semua. Sampe artis lakik juga sok-sok cantik bikin mual ngeliatnya, dan sekarang dah merit tiap hari ketemu di rumah gue sendiri. Haha, iya lah bini gue. Gue kata jelek abis gue dikunciin tidur di teras seminggu.

And than, meski cantik bagi setiap orang gak sama, tapi pada dasarnya ada semacam standarisasi cantik bagi mayoritas orang. Dan standarisasinya itu lewat sosok figur artis. Langsung saja...

Era 80 - 90an:
Nike Ardilla

Di era itu banyak wanita cantik, sebut saja Desy Ratnasari, Diana Pungky, dll. Tapi ada satu nama yang gue yakin mereka yang gede di era itu akan sependapat sama gue, bahwa Nike Ardilla itu cantik. Saking cantiknya, hari kematiannya yang tragis mungkin menjadi hari paling suram di masa itu. Cantik, namun harus pergi terlalu cepat...

Era 90 - 2000an:
Krisdayanti

Gue pribadi sebenernya lebih condong ke Wulan Guritno. Sampe sekarang malah. Tapi mayoritas (terutama pria) akan lebih setuju kalau KD icon cantik di era itu. Bahkan, saat kita lagi krismon, singkatannya pun diplesetin jadi Krisdayanti montok

Era 2000 - 2010an:
Dian Sastro Wardoyo

Kehadiran AADC di tahun 2002, tidak saja menggemparkan jagat perfilm-an nasional yang nyaris lesu di mana filmnya ga jauh-jauh dari bokep nanggung atau setan-setanan, tapi juga membuat KD harus merelakan singgasana wanita cantiknya pada pemain AADC Dian Sastro Wardoyo. Semua wanita Indonesia waktu itu berpenampilan ala Dian Sastro. Dan semua pria di Indonesia pernah (minimal sekali) membayangkan ngedate bareng Dian. Termasuk gue

Era 2010 - sekarang:
Raisa dan Isyana Sarasvati

Kenapa era sekarang gue sebut 2? Anggap saja bonus ya. Gue susah milih salah satu dari keduanya. Tapi, semenjak Raisa direbut sama Babang Daud Hamish, gue rela deh kalau diminta ngedate sama Isyana Sarasvati. Perpaduan antara cantik dan multi talented. Siapa yang nolak?