Siapa yang tidak kenal penuli buku kontroversial dari Satanic Verses? Siapa lagi kalau bukan Salman Rusdhie. Buku kali ini tidak membahas mengenai Satanic Verses, melainkan karyanya yang baru saja beberapa tahun ini rilis, yaitu Two Years Eight Months and Twenty-Eight Nights atau bisa dibilang 1001 malam. Betul sekali, ia mengambil referensi dari Arabian Night 1001 malam, akan tetapi ia hanya mengambil temanya saja.

Ceritanya sederhana, menceritakan seorang putri Djin yang jatuh cinta dengan manusia biasa pada abad ke-12. Lalu mereka memiliki banyak keturunan hingga pada abad ke 21 di New York terjadi suatu kejadian aneh seperti tukang kebun yang melayang, komikus yang melihat sesosok karyanya hidup di kamarnya, hingga bayi ajaib yang dapat mendeteksi korupsi di kantor walikota

Akan tetapi, cerita di dalam buku ini bukan hidangan utama. Hidangan utama dari buku ini adalah tema yang diangkat di setiap pembicaraan-pembicaraan antar tokoh di dalamnya, bahkan hingga pemikiran-pemikiran yang disampaikan antar tokoh. Buku ini banyak sekali mengangkat filosofi rasionalisme dan irasionalisme, tidak lupa juga mengangkat issues islamic philosophy seperti pada buku Satanic Verses.

Buku ini cocok untuk kalian yang suka sekali dengan pembahasan-pembahasan filsafat yang memerlukan deep thought. Buku ini harus dibaca dengan pemikiran terbuka, jika kalian masih berpikiran kolot dan konservatif, saya sarankan lebih baik jangan membaca buku ini.

Kekurangan dari buku ini hanyalah di gaya penceritaannya yang terkadang sering lost. Saya bahkan sampai lupa saya berada di mana sekarang ceritanya karena ia sering sekali flashback dan menceritakan side-story dalam satu paragraf lebih tanpa transisi yang baik. Parahnya lagi, ia sering sekali menulis satu kalimat panjang sekali tanpa titik. Panjang satu kalimat tersebut bisa sepanjang dua halaman buku. Lebih lagi, terlalu banyak karakter yang perlu backstory karena saya sampai lupa siapa saja karakter2 yang ada di storyline ini dan satunya lagi.

RATE: 3/5