Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

izhharAvatar border
TS
izhhar
33 tahun part 1
Sebuah rumah di kawasan padat penduduk, Jl. Rais 3 Gang Rindang, Rumah dengan arsitektur tahun lima puluhan, pekaranganya masih bersih, rumah ini cukup terawat. Masuk melalui pintu depan kita menuju kamar yang letaknya tak jauh dari taman belakang sebuah area khusus yang memang di bentuk memanjang, banyak kamar-kamar di sini, ya rumah ini dulu bekas kos-kosan tahun enam puluhan sampai Sembilan puluhan, tapi sejak tahun 1990 rumah ini mulai di tinggalkan oleh penghuni kosnya lantaran kampus-kampus kecil sudah di sulap menjadi perumahan dan kantor-kantor.
Didalam rumah di sebuah ruangan kamar yang cukup besar diantara deretan kamar yang tadi. Seorang laki laki berusia 53 Tahun bernama Mustafa  duduk di sebuah meja,sambil memandangi foto-foto Zaman dulu, di sampingnya sebuah computer terbaru memampang foto-foto baru terkadang laki-laki itu mencocokan gambar di album foto dan foto yang tersimpan di file komputernya. Jam sudah menunjukan pukul eman pagi, laki-laki itu menuju dapur memangang roti dan membuat telur dadar,di temani secangkir tea yang sudah sedikit di beri perasan jeruk lemon. Ini sarapannya yang biasa dia siapkan sendiri dan dia santap sendiri, hidupnya memang menjadi sebantang kara sejak ibunya meninggal empat puluh hari yang lalu.
40 hari yang lalu di meja makan yang sama
“le ,teman-teman mu sudah menimang cucu, sementara kamu sendiri belum memberikan ibu mantu, ibu berharap kamu ngerti kalau ibu sayang kamu,jangan kerja-kerja terus cari pendamping kalau ibu pergi ibu sangat sedih karena kamu belum memiliki istri, ibu ingin tahun depan kamu bisa menikah”
“bu saya sudah cukup terluka dengan di tolak Lasmini,”
“apa perempuan di Dunia ini hanya Lasmini, toh dia sudah memiliki anak perawan yang sebentar lagi menikah”
“ya nanti lah Bu, saya coba untuk cari istri, yang seperti Ibu”
“kamu ini setiap ngomongin mantu, selalu bilang seperti itu, ibu mu ini Cuma satu,ga ada yang sama”
“ibu juga tumben membahas mantu, istri,pendamping padahal sudah sejak lepas kuliah ibu sudah tidak membahasnya lagi,”
“ibu tidak membahasnya lantaran ibu tahu kamu masih sakit hati dengan Lasmini, kamu anak yang terbaik buat ibu,tapi sekarang ibu Lihat kamu makin ga kepikiran buat berumah tangga ya ibu jengkel”
“sudah sudah,saya berangkat ke kantor dulu bu”
“iya,sana berangkat,”
“bu, ibu tahu kenapa Saya adalah anak Ibu yang terbaik?”
“kenapa?”
“karena Saya anak ibu satu-satunya”
Waktu berlalu hingga jam pulang kantor, rumah sepi seperti biasanya.
“bu, ibu”
Hati Mustafa mulai curiga meskipun kondisinya Ibunya sudah sangat sepuh tapi ketajaman pendengaran dan mengelihatanya masih baik, mungkin hanya gangguan tulang yang rapuh saja yang di keluhkan Ibunya.tak lama Musafa menuju ruang belakang di mana sumur yang biasanya,menjadi tempat Wudhu di musola kecil berada terpisah tak jauh dari taman belakang. Dia melihat ibunya sudah lemas tak berdaya tak jauh dari kran air dengan pakaian basah.padalah siang hingga sore hujan turun dengan lebatnya. Ibunya memang biasa shalat dhuha di musola.shalat-shalat yang lain beliau lakukan di Masjid bersama ibu-ibu sepuh yang lainya.
Air mata Mustafa hampir menetes jika teringat kejadian empat puluh hari yang lalu,dia segera membereskan piring dan cangkirnya sebelum berangkat kerja,tidak ada yang Mustafa pamiti lagi, selama empat puluh hari ini pulalah permintaan terakir ibunya selalu terngiang-ngiang di telinganya, hingga beberapa perkerjaanya di kantor sedikit berantakan.
Hari-hari Mustafa di habiskan dengan merawat rumah dan tanaman terkadang jika sudah Sore dia menyempatkan diri untuk jalan-jalan keluar bersama motor tahun 80 miliknya.
Sementara itu,di sebuah dusun terpencil di kota kabupaten yang sama seorang gadis berusia 22 tahun sedang di cecar oleh ayahnya ketika tengah asik mengerjakan perkerjaannya sebagai perajin batik.
“Riska, kamu lihat teman-temanmu sudah Lulus SMA, SMK mereka semua sudah punya suami,sudah hamil bahkan sudah ada yang punya anak, kamu kerjaanya mbatik terus,bapak nyekolahin kamu sampai tamat SMK supa punya suami yang lebih baik dari bapak”
“bapak ngawur, saya sekolah SMK jurusan Batik supaya bisa mengembangkan batik dan memperkenalkan Batik keseluruh dunia,bisa memperkenalkan batik karya saya, atau apalah yang lebih keren jadi wanita karir,itung-itung persiapan sebelum nikah pak”
“halah, karir terus dipikirin makan tu karir”
“makan pernikahan tuh pak”
“Riska!!!”
“upsss!”
Riska langsung kabur meninggalkan peralatan membatiknya karena di kejar bapaknya.
Setelah hampir sejam kejar-kejaran dengan bapaknya, Bapaknya memutuskan untuk Pulang kerumah sementara ibunya,sudah membereskan beberapa peralatan membatik yang Riska gunakan tadi.
“kuarang ajar, anak mu itu bu ne,merendahkan pernikahan”
“bapak juga sudah tahu Riska itu beda dari anak-anak gadis di sini,kalau mereka ga mirikin namanya karir dan prospek bisnis, tapi Riska dia lebih melek dunia luar ketimbang berkutat di kampung kecil kita saja pak”
“sudah-sudah bapak capek mau istirahat dulu”
Riska,berhenti di toko oleh-oleh batik di kampungnya. Sambil tersengal-sengal.
“aduh,mbak Ratmi, minta minumnya ya”
“iya ambil ajah kayak biasanya, kamu kenapa ?”
“kejar-kejaran sama bapak”
“aduh, lah kenapa?”
“biasa, bapak nyuruh saya nikah”
“di suruh nikah kok ga mau?”
“siapa bilang ga mau? Nikah enak kok ga mau.”
“lah terus apa lagi?”
“lah saya masih mau jadi bisnis women kok jadi pengusaha batik dari brand” The Riz baitk”,di suruh nikah”
“iya tapi apa salahnya jalan dua-duanya Ris, toh bisnismu juga udah mulai baguskan, iya sih berkat nitip di toko ini Juga.lumayan sudah mulai di kenal”
“tapi buat Saya tuh kurang greget gitu mbak,fasilitas di sini kurang komplit”
“mau yang gimana lagi Ris?”
“paling nga bisa di jual online,ya punya tempat produksi sendiri,ya punya pegawai dua atau tiga orang lah”
“ya sudahlah, terserah kamu,ngomong-ngomong kamu belum setor hasil sapu tangan batik kamu”
“sapu tangan? Syal, scarf, slayer mbak bukanya sapu tangan”
“iya itu”
“ok deh,nanti kalu udah ada 1 lusin baru aku kirim”
“buruan stoknya udah mau habis tuh”
“siap mbak”
Riska keluar dari toko batik ketika menjelang magrib rintik hujan turun. Riska menuju dapur membantu,ibunya menyiapkan makan malam untuk keluarga. Kakak kembaran Riska, Bagas sudah merantau ke Cina sebagai tenaga ahli untuk perusahaan Mobil di bagian controlling, kakaknya dikirim ke Cina karena di rasa memiliki kemampuan yang baik di pabrik mobil di Indonesia, meskipun tinggal di luar negeri kakak nya tidak pernah Lupa untuk menelpon Riska sebulan sekali, menceritakan perkembangan bisnis di Cina.terkadang kiriman paket yang berasal dari Hongkong mampir kerumahnya. Mas Bagas memang sering bolak balik Cina- Hongkong, uang kiriman dari mas Bagas ke Indonesia selalu ada meskipun dua bulan sekali. Kedua saudara kembar ini ,memang memiliki perbedaan luck dalam perkerjaan, meskipun begitu mereka tetap saling mendukung Riska pernah bercerita tentang niatnya untuk merantau,ke kota dan mengembagkan “The Riz batik”.
Waktu sudah lama berlalu, Mas Bagas semakin bersinar di Cina, Bapaknya semakin banyak bicara tentang pernikahan. Dan Riska sudah semakin muak, beruang kali dia merajuk pada Mas Bagas tentang sikap Bapaknya,yang dia rasa sudah mulai menganggu konsentrasinya merintis bisnis “The Riz batik”. Dengan Tabungan yang dia kumpulkan dari menjual batik karyanya dan sedikit pemberian dari Bagas,Rizka memasukan canting dan label karyanya ke dalam tas, menyiapkan baju-baju dan diam-diam keluar dari rumah Menuju kota.
anasabilaAvatar border
jiyanqAvatar border
jiyanq dan anasabila memberi reputasi
2
599
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan