i.am.legend.Avatar border
TS
i.am.legend.
Honor Vs Ikhlas, Kebanggaan Yang Ternoda Usai Asian Games 2018




Asian Games 2018 telah usai dengan membawa kebanggaan tersendiri bagi bangsa Indonesia. Dan salah satu acara yang dianggap spektakuler adalah penampilan 1600 penari Ratoh Jaroe yang menampilkan koreografi menakjubkan, bukan hanya bagi bangsa Indonesia, tapi juga bagi warga dunia yang menyaksikan.



Namun rupanya penampilan spektakuler para penari yang kebanyakan siswi sekolah lanjutan atas membuahkan kekecewaan bagi mereka sendiri. Dan seperti sebuah cerita tak berkesudahan di Indonesia ini, bangsa yang memiliki Pancasila dan diselimuti oleh norma-norma agama, nyatanya hak jerih payah mereka harus dikorupsi oleh pihak-pihak yang tega memintari ketulusan dan keikhlasan mereka membawa nama bangsa dan negara.

Honor. Ya, honor yang jadi masalah ini bukanlah honor merk sebuah HP. Honor ini adalah sebuah bentuk ucapan terima kasih sekaligus balas jasa atas jerih payah dan kerja keras para penari. Wajarkah dalam perhelatan akbar yang membawa nama bangsa dan negara, mereka mendapatkan upah? Sangat wajar. Lalu wajarkah jika upah itu dikelola oleh pihak sekolah sebagai pihak yang bertanggungjawab atas siswi-siswi mereka? Sangat wajar. Lalu, wajarkah jika pihak EO yang diberi mandat oleh INASGOC sebagai pemilik acara 'mengambil sedikit' keuntungan dari selisih uang kompensasi bagi 2.113 penari itu (jumlah versi INASGOC)? Ini juga wajar. Kalau semuanya wajar, dimana letak ketidakwajarannya? Kejujuran dan ketidakjujuran! Dan itu adalah sebutan halus bagi tidak korupsi dan korupsi.

Kita ketahui bersama, berdasarkan pengakuan dari pihak INASGOC, bahwa dana kompensasi bagi para penari yang berjumlah 2.113 orang itu telah dibayarkan langsung selama acara latihan, dan terakhir tanggal 17 September 2018. Jadi terhitung tanggal 17 September, semua telah selesai. Dan diketahui, masa latihan itu berlangsung selama 5 bulan. Dari 5 bulan itu diambil 13 hari secara keseluruhan, yaitu 12 hari latihan dan 1 hari tampil di Asian Games 2018. Sementara menurut Direktur Media dan Hubungan Masyarakat Inasgoc Ratna Irsana menyatakan, seluruh kegiatan tersebut memakan waktu selama 15 hari, dan tiap 1 hari diberi uang kompensasi sebesar 15 USD atau sekitar 200.000 Rupiah. Sekarang mari kita berhitung :

Andai ada selisih waktu 2 hari berbeda, artinya ada dana hilang sebesar 15 USD x 2 hari = 30 USD. Bulan Maret 2018, 1 USD adalah 13.724 Rupiah x 2 hari = 27.448 Rupiah. Jumlah penari kita patok sebanyak 2.113 siswi (ini khusus untuk tarian Ratoh Jaroe, sebab seluruh penari saat pembukaan Asian Games 2018 itu sebanyak 4000 orang), itu berarti ada uang sebesar Rp. 57.997.624,- yang hilang. Jika ini masuk EO, itu adalah hak pihak EO yang mencari keuntungan dengan memangkas waktu berlatih dari 15 hari menjadi 13 hari. Kalau dalam bahasa pemborong bangunan adalah sistim borong.

Nah, sekarang, andai kita pakai patokan USD, 15 USD saat itu adalah Rp. 205.860,-. Kalau tiap siswa diganjar uang kompensasi sebesar Rp. 200.000,- maka ada selisih Rp.5.860,- dan itu dikalikan 2.113 siswi, berarti ada selisih dana sebesar Rp. 12.182.380,-. Ingat ya, ini kurs bulan Maret 2018. Dan selisih uang itu pastinya ada di pihak EO juga cq pemegang kuasa pembayaran kepada pihak sekolah.

Masih mau lanjut pembahasannya?

Lalu dimana awal kisruhnya? Sudah pasti dipihak penerima honor atau uang kompensasi atau uang jerih payah atau uang operasional atau apapunlah namanya. Dan pihak tersebut adalah pihak sekolah. Soal siapa yang paling bertanggungjawab dari pihak sekolah, ini tergantung siapa yang ditunjuk pihak sekolah untuk mewakili. Disinilah kisruh sebenar-benarnya dimulai.



Sejatinya, jika ada hal mengenai uang dan itu ditujukan bagi siswi sebagai penari, SEHARUSNYA keputusan apapun yang dibuat HARUS transparan. Dan itu harus melibatkan SEMUA siswi penari, tidak bisa diwakili. Masalah transportasi, apa benar harus sesuai standar INASGOC, makanan dan minuman apa benar menghabiskan dana 50.000,- per orang, semua harus terbuka. Begitu juga dengan kelebihan dana yang ada, apa akan dicairkan berupa uang cash atau berupa plakat kenang-kenangan, itu juga harus seijin para siswi dan persetujuan seluruh siswi yang terlibat dalam pagelaran tari. Jadi tidak ada yang boleh memintari dengan alasan apapun juga. Sebab jika ada yang dirugikan, pasti akan terdengar, dan yang paling dituduh dan dipersalahkan adalah pihak penyelenggara dalam hal ini INASGOC. Ini pengecut namanya.

Sebagai bukti, Sekretaris Jendral Panitia Pelaksana Asian Games 2018, Eris Herriyanto mengatakan, panitia telah memberikan sejumlah uang operasional kepada para penari. "Kami sangat berterima kasih kepada para penari, guru, dan orangtua yang telah memberikan kontribusi," kata Eris, Rabu, 19 September 2018.

Ia menyebut proses pembayaran uang operasional sudah dilakukan sebanyak tiga kali, yaitu pada April, Juni, dan Selasa, 17 September 2018. Menurut Eris, semua bukti pembayaran kepada sekolah telah terdokumentasi di panitian Asian Games. "Ada 2.113 penari yang berasal dari SMA-SMA di Jakarta".

Coba dicermati, dibawah ini ada selisih yang besar soal jumlah penari.

Perlu digarisbawahi sekali lagi, bahwa seluruh penari di pembukaan Asian Games 2018 adalah 4000 orang. Yang menari Ratoh Jaroe sebanyak 1600 siswi SMA se Jakarta. Belum ada penjelasan mengenai pernyataan jumlah penari yang 2.113 ini adalah penari Ratoh Jaroe atau termasuk penari lain yang tergabung dalam penari dari seluruh SMA di Jakarta. Dan yang kisruh hanya penari Ratoh Jaroe saja atau terjadi juga pada penari lain.

Di banyak surat kabar online, jumlah penari sebanyak 1600. Sementara berdasarkan pernyataan INASGOC, jumlah penari sebanyak 2.113. Berarti ada selisih 513 orang. Ini cuma untuk memperjelas bahwa INASGOC membayar uang kompensasi sebanyak 2.113 penari khusus Tarian Ratoh Jaroe, sementara jumlah penari Ratoh Jaroe ada 1600 orang. Ini berarti ada 513 orang raib x Rp. 205.860,- = Rp. 105.606.180,-.
Sebuah jumlah yang cukup besar yang dikeluarkan INASGOC untuk membayar penari tak kasat mata!

Jika pada akhirnya sebuah persembahan bagi bangsa dan negara meninggalkan noda yang seharusnya tidak pantas terjadi, maka salahkanlah mereka yang tega mencari rejeki diantara curahan tenaga dan pikiran orang lain.

Cuma ada 1 kata : Usut tuntas!

Sumber Referensi:
disini
disini
disini
Gambar-gambar diambil dari Google.
Diubah oleh i.am.legend. 21-09-2018 15:13
2
32.2K
188
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan