- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Temuan penting terkait jejaring perusahaan offshore di negara-negara suaka pajak


TS
madridist
Temuan penting terkait jejaring perusahaan offshore di negara-negara suaka pajak

International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ), gabungan wartawan investigasi dari seluruh dunia, kembali mempublikasikan temuan penting terkait jejaring perusahaan offshore di negara-negara suaka pajak (tax havens) yang ditengarai dipakai untuk menyembunyikan kekayaan para jutawan dan perusahaan multinasional. Temuan yang diawali oleh koran Jerman Süddeutsche Zeitung ini dinamakan Paradise Papers, karena berasal dari 19 yuridiksi suaka pajak yang kebanyakan berlokasi di kepulauan Karibia seperti Bermuda dan Cayman Islands.
Dipublikasikan serentak di 95 media di 67 negara di seluruh dunia pada Senin, 6 November 2017 dini hari waktu Indonesia, inilah Panama Papers jilid kedua. Hampir 400 wartawan bekerjasama untuk mengungkap kisah ini dengan Tempo sebagai satu-satunya media di Indonesia yang tergabung dalam kolaborasi ini.
Seperti Panama Papers, data yang bisa diakses jurnalis di Paradise Papers ini berbentuk data digital sebesar 1,4 terabytes, yang terdiri dari 13,4 juta dokumen.
Jika Panama Papers berasal dari kantor firma hukum Mossack Fonseca, maka data Paradise Papers berasal dari dua firma serupa yang kerap menyediakan jasa layanan perusahaan offshore bernama Appleby dan Asiaciti Trust. Selain itu, data ini juga berasal dari pusat data di 19 yuridiksi suaka pajak lainnya.
Penyelidikan berbulan-bulan atas data ini menemukan banyak fakta mengejutkan. Salahsatunya adalah kaitan antara sejumlah pebisnis Rusia dan Menteri Perdagangan Amerika Serikat Wilbur Ross.
Selain itu, ada juga temuan yang mengaitkan penyandang dana utama Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau serta perusahaan investasi pribadi milik Ratu Elizabeth II dari Inggris. Total ada 120 politikus dari seluruh dunia yang namanya tersangkut dalam dokumen ini, termasuk Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Thomas Trikasih Lembong.
Prabowo, melalui Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon, membantah punya kaitan dengan perusahaan offshore di luar negeri: Nusantara Energy. "Pak Prabowo tidak ada di perusahaan itu," kata Fadli, pekan lalu.
Sementara Sandiaga Uno mengakui pernah memiliki saham di perusahaan offshore lain yang tercatat dalam Paradise Papers: N.T.I. Resources. "Itu bukan perusahaan cangkang, melainkan sudah go public di bursa saham Kanada," kata Sandiaga. Dia memastikan sudah tidak lagi terkait dengan perusahaan eksplorasi migas itu.
Sumber :
https://investigasi.tempo.co/…/par...ahasia-kela…

TOLONG DI KLIK SUMBERNYA BIAR GAK HOAX.
0
1K
6


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan