OpenJuanAvatar border
TS
OpenJuan
Jiwa Seniman Dibalik Profesi Pekerja Kantoran #AslinyaLo


Selamat Malam Manusia ,


Nama saya Juan, seorang karyawan di sebuah perusahaan swasta di Tangerang (tidak ingin saya sebutkan karena takut dipecat oleh manajer yang mungkin saja kaskuser disini). Perusahaan saya menerapkan sistem kerja keras sehingga saya menganut istilah “ pergi pagi pulang malam”. Selama menjadi karyawan swasta, saya telah bertemu dengan berbagai macam pimpinan dan telah merasakan setiap makian dari pimpinan. Hidup untuk perusahaan dan mungkin mati untuk perusahaan adalah kodrat yang harus saya tanggung selama menjadi karyawan swasta di perusahaan ini. Saya hanya bisa mengeluh dan tidak dapat pindah karena jaman skrg pengangguran banyak juga yang belum bekerja sehingga pekerjaan utama ini saya nikmati dan tangisi secara bersama – sama.

Nah di kantor, pekerjaan utama saya di bidang staff umum yang membantu  manajer operasional dalam melakukan pekerjaannya. Semua pekerjaan operasional saya kerjakan, bahkan saya menyiapkan air mnum untuk tamu (hal ini disebabkan perusahaan menggunakan asas hemat sehingga tdk menggunakan OB). Berdasarkan perjanjian kerja, saya bekerja dari pukul 08:30 – 15:45 dengan waktu istirahat 1 jam. Namun dalam pelaksanaannya tentu saya bekerja lebih dari waktu tersebut dan tidak dibayar lembur. Hidup Manusia !

Nah selain bekerja, saya menghabiskan waktu menjadi seniman dan penulis. Salah satu bentuk jiwa seniman dan penulis saya adalah menjadi kaskus creator. Anda tentu sudah tahukan kaskus creator itu seperti apa sehingga tidak perlu saya jelaskan perihal tersebut. Nah saya juga suka membuat dan mengajarkan prakarya bagi yang ingin belajar. Ini contoh prakarya yang saya buat. Kebetulan berbarengan dengan event COC DIY.


 
Nah jiwa seniman saya sudah terbentuk sejak smp ,  dimulai dari saya mengikuti ekstrakulikuler teater hingga puluhan lomba menulis. Saya suka menulis puisi dan cerpen untuk dikirimkan ke majalah maupun koran – koran seperti koran kompas, republika, koran sekolah, majalah trubus (loh bukan trubus yah teman2 tapi tabloid kontan dsbnya). Hingga sekarang, saya masih aktif mengirim ke redaksi – redaksi maupun penerbit. Saya juga sering menjadi “ghost writer” untuk blogger maupun untuk penulis utama.

Menariknya adalah Pekerjaan utama saya tentu tidak berhubungan dengan puisi, cerpen maupun teater. Setiap hari di kantor, saya hanya berhubungan dengan ocehan manajer, surat pemesanan, surat pemecatan, surat penggajian, daftar utang piutang dan kartu stok.

Istilahnya itu adalah saya tidak dapat menjalani pekerjaan sesuai dengan apa yang saya inginkan karena tidak selamanya yang saya alami harus diceritakan ( ingat gak kata2 siapa ini di tv). Wkwwk.

Paginya saya seorang karyawan swasta (staff umum) namun malamnya saya adalah seorang pujangga, penulis cerpen ataupun blogger semata. Thread ini pun saya buat di malam hari karena kebiasaan rutin yang telah dilakukan bertahun – tahun.  Sisi lain saya ini sebenarnya diketahui oleh teman sekantor saya secara tidak langsung karena biasanya saya akan sering memberikan hasil prakarya atau tulisan untuk mereka baca. Namun manajer dan pimpinan lainnya tidak tahu hal ini.
Jiwa seniman saya salurkan dengan berbagai macam cara seperti menulis puisi, membuat cerpen, bernyanyi , membuat prakarya bunga ataupun prakarya lainnya. Saya tidak terbatas dalam salah satu genre seni ataupun penggunaan kalimat baku dll karena saya melakukan hal tersebut atas dasar bahagia semata sehingga tidak terganggu oleh teknik penulisan dll. Meskipun ini bukan pekerjaan utama tapi hobi ini kadang memberikan hasil apabila tulisan diterima redaksi, les prakarya. Yah kadang dibayar sejumlah uang dan kadang kala disembah (gerakan terima kasih dengan tangan) tapi semua itu merupakan kebahagiaan.

Lalu kenapa tidak bekerja di bidang seniman ?

Nah ini sering ditanyakan oleh teman – teman seangkatan maupun sekantor. Menurut mereka seharusnya saya bekerja di penerbit atau bekerja di bidang seni. Nah ada 3 alasan yang mendasari mengapa saya tidak bekerja di bidang seni :

1. Orang tua tidak menyukai anak cowoknya untuk mata pencaharian utama di bidang seni karena mereka merasa di Indonesia pekerja seni kurang dihargai dan serabutan . Tapi mereka mengijinkan dan memperbolehkan saya mengenal seni (not for work).

2. Saya merasa bahwa bekerja di bidang seni memang tidak tetap dan saya juga setuju bahwa di Indonesia kurang menghargai seni. Di Indonesia, seni jenis tertentu kadang populer tapi beberapa lama hilang.

3. Alasan penghasilan semata. (mata duitan.... tuntutan mertua jaman skrg makin tinggi wkwk)

Namun saya tetap aktif membuat seni meskipun bekerja sebagai karyawan swasta sehari – hari.  Terima kasih atas perhatiannya, mohon maaf apabila ada tata bahasa maupun teknik penulisan yang sangat2 tidak baku ini. Saya sengaja kok wkwk.

Nah Inilah beberapa karya yang saya buat.



Spoiler for karya:


Spoiler for karyapuisi:

2
15.2K
45
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan