shavirataAvatar border
TS
shavirata
BROKEN HOME Tidak Selalu Menciptakan BROKEN CHILD
Kasus broken home seringkali diidentikkan dengan broken child. Padahal tidak semua kasus tersebut akan meghasilkan tipe anak yang seperti itu  Broken child menurut saya adalah anak dengan tipe sikap dan kepribadian yang buruk. Akhir akhir ini, khususnya di Indonesia, perselisihan rumah tangga kerap terjadi, hampir sebagian besar rumah tangga mengalami perceraian. Sebenarnya memang ada hubunganya antara kasus broken home dengan penyebab buruknya sikap dan kepribadian anak. Penyebab yang paling menonjol adalah, ketika orang tua telah mengalami broken home, maka mereka akan fokus dengan ego mereka masing masing sehingga melupakan perasaan sang anak
Anak anak yang merasa tidak dipedulikan, akan merasa kesal dan mencari cara untuk melampiaskan kekesalannya tersebut. Jika ia melampiaskannya dengan cara yang salah maka ia lambat laun akan menjadi seorang broken child. Namun jika salah satu orang tua masih memberikan perhatian dan kasih sayangnya secara penuh, maka peluang anak menjadi seorang broke child akan menghilang.
            Ketika rumah tangga sudah rusak, anaklah yang merasa paling tersakiti karena menjadi korban pelampiasan kemarahan orang tua hingga berujung kekerasan. Perkembangan mental anak pun mulai menjadi terganggu oleh lingkungan keluarganya. Sebagai anak yang berlatar belakang broken home, kebanyakan mereka merasa sudah tidak memiliki kasih sayang yang utuh dari orang tuanya. Belum lagi mereka mendapatkan omongan atau ejekan dari orang sekitar. Mereka biasanya mengalihkan perhatian dan kesedihan yang dialaminya dengan berbagai hal yang cenderung berbau negatif seperti pergaulan bebas dan sebagainya. Tidak heran jika banyak orang menganggap anak broken home akan menciptakan anak yang nakal. Karena saat mereka membutuhkan sosok ayah dan ibu disampingnya, justru kedua figur orang tua mereka tidak ada di sisinya. Mereka benar-benar terluka secara mental dan merasa mereka hidup sendiri tanpa orang tua yang utuh.
            Saat pikiran-pikiran itu terlintas di benak mereka, mereka merasa sudah tidak punya mimpi lagi dan menjalankan hidup sesukanya tanpa aturan dan tidak terarahkan. Disinilah seharusnya peran kedua orang tua itu penting, meskipun orang tua tidak lagi bersama, mereka harus selalu memberikan dorongan semangat dan kasih sayang mereka yang tidak berkurang kepada anaknya walaupun mereka sudah tidak bersama. Komunikasi orang tua dan anak memanglah sangat utama. Dibalik anak yang berprestasi selalu ada dorongan semangat dan doa dari orang tua mereka. Jangan batasi mimpi anak broken home untuk berprestasi dan bercita-cita dalam meraih mimpi. Mungkin memang benar orang tua utuh adalah salah satu faktor pendorong anak untuk berprestasi tetapi bukan berarti memiliki orang tua yang berpisah menjadi penghalang untuk meraih cita-cita dan menjadi sukses. Membuktikan bahwa anak broken home bisa menciptakan anak yang berprestasi adalah hal yang sangat luar biasa. Jadi untuk kalian anak broken home, jangan takut berprestasi dan teruslah meraih mimpi untuk melampaui batasan kalian.
0
2K
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan