- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Yenny Wahid Secara Halus 'Tolak Pinangan' Prabowo-Sandi?
TS
beritahati.com
Yenny Wahid Secara Halus 'Tolak Pinangan' Prabowo-Sandi?
Quote:
Semua sudah tahu, calon presiden (capres) dari koalisi Gerindra-PAN-PKS-Demokrat, Prabowo Subianto sangat menginginkan puteri mendiang Abdurrahman Wahid atau karib disapa Gus Dur, yakni Yenny Wahid, bergabung dalam jajaran tim sukses (timses) pemenangan kampanyenya bersama calon wakil presiden (cawapres) Sandiaga Uno.
Namun begitu, Yenny sendiri belum memberikan jawaban apa-apa, karena menurutnya, keputusan seperti itu memerlukan diskusi panjang secara institusi, dalam hal ini Nahdlatul Ulama (NU). Namun Yenny sendiri santai menanggapi 'pinangan' kubu Prabowo-Sandi.
"Resiko saya sebagai jomblo politik, yatim politik juga. Keluarga memang sangat dekat dengan Pak Prabowo, kedekatan ideologis mempertahankan islam moderat. Sumpah (Prabowo) pada NKRI dan Pancasila adalah komitmen yang kami hargai, beliau juga aset bangsa dengan visi yang sangat luas," tutur Yenny kepada wartawan, usai pertemuan antara Prabowo Subianto dengan Shinta Nuriyah Wahid, yang adalah ibu kandung dari Yenny, di kediamannya, kawasan Ciganjur, Jakarta Selatan, Kamis (13/9/2018) kemarin.
Menurut penilaian Yenny, walau Prabowo itu punya latar belakang militer, tapi mantan Danjen Kopassus era pemerintahan Soeharto tersebut terlihat luar biasa komitmennya terhadap demokrasi. Tantangannya nanti, kata Yenny, adalah bagaimana me-manage pesta demokrasi dengan menghindari benturan atau eksesif.
Sedangkan mengenai posisi NU sendiri, kata dia, sudah pasti ada mekanisme sebelum membuat keputusan. Nanti akan didengar terlebih dahulu visi dan misi para calon (capres dan cawapres). Sehingga menurutnya, keputusan memang tidak akan diambil sendirian.
"Kalo saya pribadi gak sendirian, barisan kader Gus Dur ini banyak. Kita dengar bersama. Visi misi kan tanggal 23 September, kita akan lakukan Silatnas dulu. Kan ada yang pendukung pak prabowo, ada pak jokowi. Kita perlu mendengar komitmen beliau-beliau terhadap demokrasi, bangsa, dengan islam menjadi inspirasi, tapi tidak mesti dijalankan sebagai hukum positif. Ini hal-hal inti yang disampaikan," tambah Yenny.
Sedangkan sang ibu, Shinta Nuriyah Wahid, menurut Yenny, nantinya hanya akan memberikan petunjuk, pertimbangan dan restu, kemana dirinya harus pergi.
"Kalo ibu tetap sebagai ibu bangsa. Nanti beliau akan memberikan restu mau kemana," tutupnya.
(Baca Juga) Nicke Widyawati Kembali Mangkir Panggilan Penyidik KPK
Namun begitu, Yenny sendiri belum memberikan jawaban apa-apa, karena menurutnya, keputusan seperti itu memerlukan diskusi panjang secara institusi, dalam hal ini Nahdlatul Ulama (NU). Namun Yenny sendiri santai menanggapi 'pinangan' kubu Prabowo-Sandi.
"Resiko saya sebagai jomblo politik, yatim politik juga. Keluarga memang sangat dekat dengan Pak Prabowo, kedekatan ideologis mempertahankan islam moderat. Sumpah (Prabowo) pada NKRI dan Pancasila adalah komitmen yang kami hargai, beliau juga aset bangsa dengan visi yang sangat luas," tutur Yenny kepada wartawan, usai pertemuan antara Prabowo Subianto dengan Shinta Nuriyah Wahid, yang adalah ibu kandung dari Yenny, di kediamannya, kawasan Ciganjur, Jakarta Selatan, Kamis (13/9/2018) kemarin.
Menurut penilaian Yenny, walau Prabowo itu punya latar belakang militer, tapi mantan Danjen Kopassus era pemerintahan Soeharto tersebut terlihat luar biasa komitmennya terhadap demokrasi. Tantangannya nanti, kata Yenny, adalah bagaimana me-manage pesta demokrasi dengan menghindari benturan atau eksesif.
Sedangkan mengenai posisi NU sendiri, kata dia, sudah pasti ada mekanisme sebelum membuat keputusan. Nanti akan didengar terlebih dahulu visi dan misi para calon (capres dan cawapres). Sehingga menurutnya, keputusan memang tidak akan diambil sendirian.
"Kalo saya pribadi gak sendirian, barisan kader Gus Dur ini banyak. Kita dengar bersama. Visi misi kan tanggal 23 September, kita akan lakukan Silatnas dulu. Kan ada yang pendukung pak prabowo, ada pak jokowi. Kita perlu mendengar komitmen beliau-beliau terhadap demokrasi, bangsa, dengan islam menjadi inspirasi, tapi tidak mesti dijalankan sebagai hukum positif. Ini hal-hal inti yang disampaikan," tambah Yenny.
Sedangkan sang ibu, Shinta Nuriyah Wahid, menurut Yenny, nantinya hanya akan memberikan petunjuk, pertimbangan dan restu, kemana dirinya harus pergi.
"Kalo ibu tetap sebagai ibu bangsa. Nanti beliau akan memberikan restu mau kemana," tutupnya.
(Baca Juga) Nicke Widyawati Kembali Mangkir Panggilan Penyidik KPK
0
2.4K
Kutip
20
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan