- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Silmy Karim, Nakhoda Baru Yang Ditugasi Rini 'Obati' Krakatau Steel


TS
ic7404
Silmy Karim, Nakhoda Baru Yang Ditugasi Rini 'Obati' Krakatau Steel
Jakarta - Silmy Karim diangkat menjadi Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS). Silmy menggantikan Mas Wigrantoro Roes Setiyadi.
Silmy sebelumnya dipercaya Rini memimpin PT Pindad (Persero), selanjutnya ia juga dipercaya memimpin PT Barata Indonesia (Persero).
Ia bercerita bagaimana akhirnya ia ditunjuk Menteri BUMN Rini Soemarno untuk menakhodai Krakatau Steel yang masih merugi. Di 2017, BUMN produsen baja ini masih mencatatkan kerugian Rp 1,17 triliun.
Baca juga: Silmy Karim Jadi Direktur Utama Krakatau Steel
Berikut petikan wawancara detikFinancedengan Silmy Karim, Kamis (13/9/2018):
Kemarin akhirnya ditunjuk jadi Dirut Krakatau Steel bagaimana ceritanya?
Bu Rini itu satu bulan setengah lalu panggil saya. Pak Silmy, saya mau beresin industri. Pak Silmy saya pindah ke Krakatau Steel.
Dipanggil langsung ke kantor Bu Rini?
Ke kantor berdua. Iya bu siap. Saya kan sebagai anak buah apa yang diperintahkan ya saya siap. Kemudian dari situ berproses sampai RUPSLB.
Langsung Bu Rini menunjuk menjadi Dirut Krakatau Steel?
Iya, ada proses lah di internal yang lazimnya BUMN lakukan.
Alasan Bu Rini menunjuk Pak Silmy menjadi Direktur Utama Krakatau Steel?
Karena kan industri itu kan tempat di mana ada added value. Suatu negara itu kan,sustainable ekonomi suatu negara itu kan di industri dan distribution of income.Pemerataan kan ada di situ.
Posisi sekarang di Barata masih kosong?
Ya sedang proses lah. Cuma di situ saya melihat ini suatu keputusan yang tepat, dalam arti bagaimanapun juga BUMN punya misi sebagai agen pembangunan dan itu saya sependapat banget sama ibu bahwa BUMN harus yang terdepan dalam hal pembangunan ekonomi. Industri itu kan menyerap tenaga kerja, kemudian juga ada nilai tambah unsur pajak. Saya support banget pemikiran ibu.
Bu Rini langsung menunjuk pak Silmy?
Mau beresin industri.Kemarin sempat di Pindad terus pindah ke Barata, mekanismenya selalu seperti itu?
Iya saya dipanggil. Saya pengin beresin local content pembangkit. Pokoknya namanya kalau prajurit, kita ikut aja. Kita siap dan udah benar itu. Dan saya harus akui kok bahwa bu Rini Menteri BUMN yang mempunyai talenta korporasi dan kemudian juga dia punya bagaimana mewujudkan misi pemerintah. Itu kan komitmen.
Bukan saya memuji, saya kan mengahadapi banyak orang. Saya kan pernah di Kementerian Pertahanan dan seterusnya kan saya pernah punya pimpinan kan. Di BKPM saya pernah. Bu Rini ini kombinasi yang langka bahwa ada suatu pengalaman korporasi, ada pengalaman birokrasi yang bisa menerjemahkan hal-hal strategis yagn diperlukan dalam mewujudkan rencana pemerintah. Memang BUMN itu salah satu alatnya pemerintah.
Dulu pernah di BIN, di Kemenhan, di sektor berbeda. Tantangannya berbeda juga bagaimana?
Beda pekerjaannya, tapi substansinya sama memberikan nilai tambah kepada negara dan di mana pun itu kan apa yang bisa kita berikan nilai tambah.
Ketika misalnya di BKPM nilai tambahnya misi bagaimana mendatangkan investasi, karena mendatangkan investasi itu juga akan juga memberikan multiplier effect kepada perekonomian Indonesia.
Ketika di Kementerian Pertahanan itu saya lebih difokuskan untuk industri pertahanan, terus bagaimana menghubungkan bisa menarik garis hubungan konteks antara ekonomi dan pertahanan. Itu memang diskusi saya dengan pak Syafri, pak Purnomo sama pak Juwono itu di ruang itu, di tataran itu.
Terus kemudian ketika di BIN, fokus saya. Gini kan BIN itu punya, BIN concern terhadap national interest. Kan interest-nya negara itu apa gitu, nah di situ karena bidang saya ekonomi dan di bidang ilmu pertahanan dan intelijen itu bagaimana memproteksi kepentingan negara, salah satu yang menarik adalah kepentingan ekonomi. Nilai tambah itu yang saya tekankan, bagaimana kita, bagaimana peran BIN dalam memproteksi kepentingan nasional di ekonomi.
Contohnya bagaimana?
Banyak lah, kalau di BIN lebih kepada issuemen-support pemerintah bagaimana pikiran-pikiran, hal-hal strategis yang bisa menjadi atensi pemerintah dalam konteks ekonomi. Bisnisnya kan informasi kalau BIN. Karena bisnisnya BIN informasi bagaimana kita menjaga kepentingan negara dalam konteks ekonomi karena bidang saya itu. Hal-hal semacam itu kan memang beda pekerjaannya, tetapi substansinya sama nilai tambah kepada negara. Mau waktu penugasan di Pindad kemandirian industri pertahanan, waktu saya di Barata bagaimana Indonesia mandiri di pembangkit, terus kemudian sekarang di KS baja adalah the mother of industry. Nggak ada baja mau ngapain, sehingga di sini kepentingannya masih sama kepentingan nasional semua.
Tantangan dari masing-masing dulu pernah di Pindad, Barata, sampai akhirnya di Krakatau Steel bagaimana?
Kalau di industri itu bagaimana Indonesia kan harus mandiri dalam hal industri pertahanan. Nggak mungkin kan kalau perang itu alutsistanya beli dari luar, satu ketauan, terus kemudian masa lagi perang bentar ya beli dulu nggak mungkin dong ya misinya itu.
Sebanyak-banyaknya yang bisa saya bikin di Indonesia, saya bikin di Indonesia. Untuk itu memang perlu dilakukan beberapa langkah kan, penambahan peralatan, penambahan produk, kemudian juga peningkatan kualitas dan seterusnya itu saya lakukan.
Ketika di Barata kita bicara mengenai pembangkit, otomatis saya cari partner-partner besar Siemens, GE masuk sampai saya ambil pabrik Siemens pabrik pembangkit kira-kira sebulan saya belum pindah.
Kalau sekarang di KS saat ini apa yang dilakukan?Saya paralel aja antara menyerap dan aksi itu paralel. paling tidak semakin banyak yang saya serap semakin banyak informasi yang saya perlukan untuk mengambil suatu keputusan. Ada beberapa hal yang harus saya laksanakan dalam empat bulan ke depan, salah satunya sudah saya susun A, B, C, Dnya.
Contohnya apa aja?
Misalnya investasi harus selesai tahun ini.
Investasi apa?
Ini penyelesaian pabrik supaya bisa beroperasi tahun ini, udah mundur kan jadi saya.
Perluasan pabrik?
Ada salah satu fasilitas produksi yang memang itu akan mensupport produksinya KS.
Fasilitas ini selesai produksi baja bisa bertambah?
Satu bisa nambah, kemudian bisa lebih efisien. Ada dua investasi, satu adalah yang bisa mengefisienkan sekaligus menambah kapasitas, terus satu lagi yang memang menambah kapasitas. Besarnya KS yang muungkin dalam delapan bulan ini dua-duanya harus jadi. Dua-duanya di Cilegon. Satu kita targetkan Desember, yang satu lagi kita targetkan April-Mei 2019.
Efisiensi yang tahun ini. Ini udah project lama cuma belum jadi-jadi, kita harus segera. Terus ada beberapa hal yang lain yang perlu dilakukan. Kalau bicara baja itu kan di manapun negara memberikan suatu mungkin kalau dibilang proteksi terlalu manja, tapi ada suatu upaya untuk menjaga eksistensi daripada industri baja di setiap negara, biasanya pemerintah concern.
Seperti Amerika Serikat (AS)?
Ya saya nggak tepat kalau ngomongin negara lain, di setiap negara pasti Korea, China, Jepang, Amerika pasti dia akan ada kepentingan menjaga kelangsungan daripada industri itu karena ambil contoh.
Kenapa baja strategis?
Seandainya perang kira-kira buat armored vehicle dan alat lapis baja, senjata segala macam itu kan awalnya dari industri bajanya. Kalau industri bajanya nggak diproteksi terus mau impor.
Kaya misalnya gini, pembangunan butuh baja, kalau baja harus impor, bukan hanya kualitas, supplynya, kecepatannya, efisiensinya. Jadi memang perlu ada suatu upaya dari pemerintah untuk menjaga kelangsungan industri baja, dan bukan hanya untuk KS, untuk industri baja secara umum.
Industri baja itu jangan diadu misalnya dengan impor. Impor itu kan bisa jauh lebih murah dan mungkin juga disubsidi dan mungkin juga karena hal-hal lain kalau kita hanya mendasari kepada hanya harga, itu nanti pada in long run jangka panjang itu akan sangat merugikan kita karena kita tergantung dengan negara lain.
Sehingga yang terbaik adalah menjaga kelangsungan. Kalau dibilang murah mahal itu kan relatif. Kalau KS itu kan kualitasnya terjamin, itu udah terkenal. Tanya di manapun perusahaan konstruksi atau developer kalau mau bagus kualitasnya pakai produk KS. Itu udah jaminan mutu.
Tantangan KS ke depan menjaga propduk KS tetap menjadi prioritas?
Bukan, itu bukan isu. Kalau kualitas sudah harus. Menjaga supaya bagaimana bersama-sama pemerintah kelangsungan daripada industri baja nasional itu bisa tetap iklimnya baik.
Paling nggak jadi orang yang dipercaya suatu hal yang sangat menyenangkan ya. Orang percaya sama kita kalau saya sangat mengapresiasi.
Tantangan KS ke depan?
Tantangannya bagaimana kita bisa memproduksi. Kita kan targetnya 10 juta ton KS grup. Insya Allah kita akan berusaha KS grup biar 10 juta dalam waktu mungkin 3-5 tahuun.
Sekarang berapa?
3 juta tapi mesti cek lah.
Produksi ada juga yang diekspor?
Ada yang diekspor. Kita ekspor. Kita tahun ini ekspor sekitar kurang lebih US$ 100 juta.
Ke mana aja?
Ada Australia, yang terbesar ke Malaysia, Selandia Baru.
Impor baja untuk bangun infrastruktur?
Baja nggak harus. Di sana ada pabrik juga. Ada yang bisa dipakai untuk industri mobil, ada yang bisa dipakai buat industri kaya developer properti.
Udah lama ekspor?
Ekspor dari dulu ada ekspor, cuma tahun ini agak besar.
Tahun depan?
Kita kalau bisa ekspor why not. Sekarang problemnya bukan kecukupan, tapi malah diserang. Kenapa luar negeri malah beli produk kita? Karena terkenal bagus mereka ga beli dari China malah kita yang beli. Kita sebanyak-banyaknya itu memang tidak mudah juga. Misalnya ada di sana yang atau di negara tujuan ekspor mereka fight harganya.
Dolar AS menguat belakangan ini, ada pengaruh ke KS?
Kalau bicara pengaruh nilai tukar pasti ada pegnaruh. Cuma kan kita mesti bisa juga mengimbangi atau mensiasati, memitigasi risiko nilai tukar sekecil mungkin.
Contohnya bagaimana?
Contohnya misalnya ekspor, itu kan juga bagian dari kita memitigasi bukan hanya pendapatan rupiah aja, tapi dolar AS perhatikan. Kedua bahan baku, di sini kalau bicara komoditas baja harganya mengacu pasar internasional dolar AS, kita tentau ada pengaruhnya. Ada kadang pengaruh bagus, ada kadang pengaruh jelek.
Bahan baku produksi ada yang diimpor?
Kita kan iron ore, bijih besi itu kan memang di kita tidak terlalu banyak, di Indonesia tidak terlalu banyak. Jadi tidak seperti, aluminium, bauksit kita banyak, timah gitu. Kita malah bijih besi itu terkadang ya harus impor.
Impor dari negara mana?
Australia ada.
Bu Rini minta juga supaya Krakatau Steel bisa untung?
Kan gini, Bu Rini tidak spesifik bicara untung rugi, yang beliau sampaikan lebih kepada membenahi industri, itu aja. Kaya Inalum sebenarnya industri aluminium, ya kita tentunya ingin nanti kita bisa mengoptimalkan produksi dengan bisa juga dalam konteks tambangnya kita amankan. Masih banyak kok parameter yang bisa memperbaiki kinerja.
Krakatau Steel bisa untung tahun ini?
Ya harus bisa. Kita usahakan.
Ada target keuntungan berapa?
Target kita kali ini biru. Kita lagi upayakan, saya usahakan semaksimal mungkin walaupun sempat ada kebijakan yang waktu itu terbit, tapi ini sudah tidak berlaku. Dengan adanya itupun kita berusaha untung.
Strateginya apa biar untung?
Efisiensi. Tahun ini kita target efisiensi Rp 600 miliar terus kemudian dari sisi penjualan kita dorong supaya lebih tinggi. Kita keganggu karena impor aja kemarin sempat dibuka terlalu mudah sehinggga kita terganggu.
Kalau di KS sendiri kan produknya itu kan ada yang pelat, digulung sebagai bahan baku turuunannya baja yang lain. Di anak perusahaan ada besi beton macam-macam.
https://finance.detik.com/wawancara-...krakatau-steel
Silmy sebelumnya dipercaya Rini memimpin PT Pindad (Persero), selanjutnya ia juga dipercaya memimpin PT Barata Indonesia (Persero).
Ia bercerita bagaimana akhirnya ia ditunjuk Menteri BUMN Rini Soemarno untuk menakhodai Krakatau Steel yang masih merugi. Di 2017, BUMN produsen baja ini masih mencatatkan kerugian Rp 1,17 triliun.
Baca juga: Silmy Karim Jadi Direktur Utama Krakatau Steel
Berikut petikan wawancara detikFinancedengan Silmy Karim, Kamis (13/9/2018):
Kemarin akhirnya ditunjuk jadi Dirut Krakatau Steel bagaimana ceritanya?
Bu Rini itu satu bulan setengah lalu panggil saya. Pak Silmy, saya mau beresin industri. Pak Silmy saya pindah ke Krakatau Steel.
Dipanggil langsung ke kantor Bu Rini?
Ke kantor berdua. Iya bu siap. Saya kan sebagai anak buah apa yang diperintahkan ya saya siap. Kemudian dari situ berproses sampai RUPSLB.
Langsung Bu Rini menunjuk menjadi Dirut Krakatau Steel?
Iya, ada proses lah di internal yang lazimnya BUMN lakukan.
Alasan Bu Rini menunjuk Pak Silmy menjadi Direktur Utama Krakatau Steel?
Karena kan industri itu kan tempat di mana ada added value. Suatu negara itu kan,sustainable ekonomi suatu negara itu kan di industri dan distribution of income.Pemerataan kan ada di situ.
Posisi sekarang di Barata masih kosong?
Ya sedang proses lah. Cuma di situ saya melihat ini suatu keputusan yang tepat, dalam arti bagaimanapun juga BUMN punya misi sebagai agen pembangunan dan itu saya sependapat banget sama ibu bahwa BUMN harus yang terdepan dalam hal pembangunan ekonomi. Industri itu kan menyerap tenaga kerja, kemudian juga ada nilai tambah unsur pajak. Saya support banget pemikiran ibu.
Bu Rini langsung menunjuk pak Silmy?
Mau beresin industri.Kemarin sempat di Pindad terus pindah ke Barata, mekanismenya selalu seperti itu?
Iya saya dipanggil. Saya pengin beresin local content pembangkit. Pokoknya namanya kalau prajurit, kita ikut aja. Kita siap dan udah benar itu. Dan saya harus akui kok bahwa bu Rini Menteri BUMN yang mempunyai talenta korporasi dan kemudian juga dia punya bagaimana mewujudkan misi pemerintah. Itu kan komitmen.
Bukan saya memuji, saya kan mengahadapi banyak orang. Saya kan pernah di Kementerian Pertahanan dan seterusnya kan saya pernah punya pimpinan kan. Di BKPM saya pernah. Bu Rini ini kombinasi yang langka bahwa ada suatu pengalaman korporasi, ada pengalaman birokrasi yang bisa menerjemahkan hal-hal strategis yagn diperlukan dalam mewujudkan rencana pemerintah. Memang BUMN itu salah satu alatnya pemerintah.
Dulu pernah di BIN, di Kemenhan, di sektor berbeda. Tantangannya berbeda juga bagaimana?
Beda pekerjaannya, tapi substansinya sama memberikan nilai tambah kepada negara dan di mana pun itu kan apa yang bisa kita berikan nilai tambah.
Ketika misalnya di BKPM nilai tambahnya misi bagaimana mendatangkan investasi, karena mendatangkan investasi itu juga akan juga memberikan multiplier effect kepada perekonomian Indonesia.
Ketika di Kementerian Pertahanan itu saya lebih difokuskan untuk industri pertahanan, terus bagaimana menghubungkan bisa menarik garis hubungan konteks antara ekonomi dan pertahanan. Itu memang diskusi saya dengan pak Syafri, pak Purnomo sama pak Juwono itu di ruang itu, di tataran itu.
Terus kemudian ketika di BIN, fokus saya. Gini kan BIN itu punya, BIN concern terhadap national interest. Kan interest-nya negara itu apa gitu, nah di situ karena bidang saya ekonomi dan di bidang ilmu pertahanan dan intelijen itu bagaimana memproteksi kepentingan negara, salah satu yang menarik adalah kepentingan ekonomi. Nilai tambah itu yang saya tekankan, bagaimana kita, bagaimana peran BIN dalam memproteksi kepentingan nasional di ekonomi.
Contohnya bagaimana?
Banyak lah, kalau di BIN lebih kepada issuemen-support pemerintah bagaimana pikiran-pikiran, hal-hal strategis yang bisa menjadi atensi pemerintah dalam konteks ekonomi. Bisnisnya kan informasi kalau BIN. Karena bisnisnya BIN informasi bagaimana kita menjaga kepentingan negara dalam konteks ekonomi karena bidang saya itu. Hal-hal semacam itu kan memang beda pekerjaannya, tetapi substansinya sama nilai tambah kepada negara. Mau waktu penugasan di Pindad kemandirian industri pertahanan, waktu saya di Barata bagaimana Indonesia mandiri di pembangkit, terus kemudian sekarang di KS baja adalah the mother of industry. Nggak ada baja mau ngapain, sehingga di sini kepentingannya masih sama kepentingan nasional semua.
Tantangan dari masing-masing dulu pernah di Pindad, Barata, sampai akhirnya di Krakatau Steel bagaimana?
Kalau di industri itu bagaimana Indonesia kan harus mandiri dalam hal industri pertahanan. Nggak mungkin kan kalau perang itu alutsistanya beli dari luar, satu ketauan, terus kemudian masa lagi perang bentar ya beli dulu nggak mungkin dong ya misinya itu.
Sebanyak-banyaknya yang bisa saya bikin di Indonesia, saya bikin di Indonesia. Untuk itu memang perlu dilakukan beberapa langkah kan, penambahan peralatan, penambahan produk, kemudian juga peningkatan kualitas dan seterusnya itu saya lakukan.
Ketika di Barata kita bicara mengenai pembangkit, otomatis saya cari partner-partner besar Siemens, GE masuk sampai saya ambil pabrik Siemens pabrik pembangkit kira-kira sebulan saya belum pindah.
Kalau sekarang di KS saat ini apa yang dilakukan?Saya paralel aja antara menyerap dan aksi itu paralel. paling tidak semakin banyak yang saya serap semakin banyak informasi yang saya perlukan untuk mengambil suatu keputusan. Ada beberapa hal yang harus saya laksanakan dalam empat bulan ke depan, salah satunya sudah saya susun A, B, C, Dnya.
Contohnya apa aja?
Misalnya investasi harus selesai tahun ini.
Investasi apa?
Ini penyelesaian pabrik supaya bisa beroperasi tahun ini, udah mundur kan jadi saya.
Perluasan pabrik?
Ada salah satu fasilitas produksi yang memang itu akan mensupport produksinya KS.
Fasilitas ini selesai produksi baja bisa bertambah?
Satu bisa nambah, kemudian bisa lebih efisien. Ada dua investasi, satu adalah yang bisa mengefisienkan sekaligus menambah kapasitas, terus satu lagi yang memang menambah kapasitas. Besarnya KS yang muungkin dalam delapan bulan ini dua-duanya harus jadi. Dua-duanya di Cilegon. Satu kita targetkan Desember, yang satu lagi kita targetkan April-Mei 2019.
Efisiensi yang tahun ini. Ini udah project lama cuma belum jadi-jadi, kita harus segera. Terus ada beberapa hal yang lain yang perlu dilakukan. Kalau bicara baja itu kan di manapun negara memberikan suatu mungkin kalau dibilang proteksi terlalu manja, tapi ada suatu upaya untuk menjaga eksistensi daripada industri baja di setiap negara, biasanya pemerintah concern.
Seperti Amerika Serikat (AS)?
Ya saya nggak tepat kalau ngomongin negara lain, di setiap negara pasti Korea, China, Jepang, Amerika pasti dia akan ada kepentingan menjaga kelangsungan daripada industri itu karena ambil contoh.
Kenapa baja strategis?
Seandainya perang kira-kira buat armored vehicle dan alat lapis baja, senjata segala macam itu kan awalnya dari industri bajanya. Kalau industri bajanya nggak diproteksi terus mau impor.
Kaya misalnya gini, pembangunan butuh baja, kalau baja harus impor, bukan hanya kualitas, supplynya, kecepatannya, efisiensinya. Jadi memang perlu ada suatu upaya dari pemerintah untuk menjaga kelangsungan industri baja, dan bukan hanya untuk KS, untuk industri baja secara umum.
Industri baja itu jangan diadu misalnya dengan impor. Impor itu kan bisa jauh lebih murah dan mungkin juga disubsidi dan mungkin juga karena hal-hal lain kalau kita hanya mendasari kepada hanya harga, itu nanti pada in long run jangka panjang itu akan sangat merugikan kita karena kita tergantung dengan negara lain.
Sehingga yang terbaik adalah menjaga kelangsungan. Kalau dibilang murah mahal itu kan relatif. Kalau KS itu kan kualitasnya terjamin, itu udah terkenal. Tanya di manapun perusahaan konstruksi atau developer kalau mau bagus kualitasnya pakai produk KS. Itu udah jaminan mutu.
Tantangan KS ke depan menjaga propduk KS tetap menjadi prioritas?
Bukan, itu bukan isu. Kalau kualitas sudah harus. Menjaga supaya bagaimana bersama-sama pemerintah kelangsungan daripada industri baja nasional itu bisa tetap iklimnya baik.
Paling nggak jadi orang yang dipercaya suatu hal yang sangat menyenangkan ya. Orang percaya sama kita kalau saya sangat mengapresiasi.
Tantangan KS ke depan?
Tantangannya bagaimana kita bisa memproduksi. Kita kan targetnya 10 juta ton KS grup. Insya Allah kita akan berusaha KS grup biar 10 juta dalam waktu mungkin 3-5 tahuun.
Sekarang berapa?
3 juta tapi mesti cek lah.
Produksi ada juga yang diekspor?
Ada yang diekspor. Kita ekspor. Kita tahun ini ekspor sekitar kurang lebih US$ 100 juta.
Ke mana aja?
Ada Australia, yang terbesar ke Malaysia, Selandia Baru.
Impor baja untuk bangun infrastruktur?
Baja nggak harus. Di sana ada pabrik juga. Ada yang bisa dipakai untuk industri mobil, ada yang bisa dipakai buat industri kaya developer properti.
Udah lama ekspor?
Ekspor dari dulu ada ekspor, cuma tahun ini agak besar.
Tahun depan?
Kita kalau bisa ekspor why not. Sekarang problemnya bukan kecukupan, tapi malah diserang. Kenapa luar negeri malah beli produk kita? Karena terkenal bagus mereka ga beli dari China malah kita yang beli. Kita sebanyak-banyaknya itu memang tidak mudah juga. Misalnya ada di sana yang atau di negara tujuan ekspor mereka fight harganya.
Dolar AS menguat belakangan ini, ada pengaruh ke KS?
Kalau bicara pengaruh nilai tukar pasti ada pegnaruh. Cuma kan kita mesti bisa juga mengimbangi atau mensiasati, memitigasi risiko nilai tukar sekecil mungkin.
Contohnya bagaimana?
Contohnya misalnya ekspor, itu kan juga bagian dari kita memitigasi bukan hanya pendapatan rupiah aja, tapi dolar AS perhatikan. Kedua bahan baku, di sini kalau bicara komoditas baja harganya mengacu pasar internasional dolar AS, kita tentau ada pengaruhnya. Ada kadang pengaruh bagus, ada kadang pengaruh jelek.
Bahan baku produksi ada yang diimpor?
Kita kan iron ore, bijih besi itu kan memang di kita tidak terlalu banyak, di Indonesia tidak terlalu banyak. Jadi tidak seperti, aluminium, bauksit kita banyak, timah gitu. Kita malah bijih besi itu terkadang ya harus impor.
Impor dari negara mana?
Australia ada.
Bu Rini minta juga supaya Krakatau Steel bisa untung?
Kan gini, Bu Rini tidak spesifik bicara untung rugi, yang beliau sampaikan lebih kepada membenahi industri, itu aja. Kaya Inalum sebenarnya industri aluminium, ya kita tentunya ingin nanti kita bisa mengoptimalkan produksi dengan bisa juga dalam konteks tambangnya kita amankan. Masih banyak kok parameter yang bisa memperbaiki kinerja.
Krakatau Steel bisa untung tahun ini?
Ya harus bisa. Kita usahakan.
Ada target keuntungan berapa?
Target kita kali ini biru. Kita lagi upayakan, saya usahakan semaksimal mungkin walaupun sempat ada kebijakan yang waktu itu terbit, tapi ini sudah tidak berlaku. Dengan adanya itupun kita berusaha untung.
Strateginya apa biar untung?
Efisiensi. Tahun ini kita target efisiensi Rp 600 miliar terus kemudian dari sisi penjualan kita dorong supaya lebih tinggi. Kita keganggu karena impor aja kemarin sempat dibuka terlalu mudah sehinggga kita terganggu.
Kalau di KS sendiri kan produknya itu kan ada yang pelat, digulung sebagai bahan baku turuunannya baja yang lain. Di anak perusahaan ada besi beton macam-macam.
https://finance.detik.com/wawancara-...krakatau-steel
0
1.5K
7


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan