- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Hindari Wajib Militer, Mahasiswa Korsel Dituduh Naikkan Berat Badan


TS
gilbertagung
Hindari Wajib Militer, Mahasiswa Korsel Dituduh Naikkan Berat Badan
Hindari Wajib Militer, Mahasiswa Korsel Dituduh Naikkan Berat Badan
Kamis, 13 September 2018 | 16:07 WIB

SEOUL, KOMPAS.com - Sekelompok mahasiswa di Korea Selatan (Korsel) dituding sengaja menaikkan berat badannya agar terhindar dari wajib militer.
Newsweek mewartakan Rabu (12/9/2018), 12 mahasiswa yang dituduh itu berasal dari jurusan musik sebuah universitas di Seoul.
Dalam pernyataan Dinas Personel Militer, ke-12 mahasiswa itu mengonsumsi banyak jus dan bubuk protein di hari tes fisik mereka.
Karena dianggap kelebihan berat badan, 12 mahasiswa diminta untuk mengabdi di kantor pemerintah. Dua orang telah menyelesaikan pengabdian mereka.
Kemudian empat orang masih melaksanakan tugas, sementara enam orang sisanya masih menunggu ke mana mereka ditempatkan.
Militer menggunakan teknologi forensik digital untuk menemukan kejanggalan ke-12 mahasiswa itu, termasuk melihat isi percakapan mereka.
Kasus mereka bakal dibawa ke jaksa penuntut. Jika terbukti bersalah, mereka diwajibkan kembali melakukan tes fisik, dan bisa menjalani wajib militer.
"Kami berharap para pelanggar wajib militer itu bakal menjadi contoh bagi masyarakat agar berpikir dua kali sebelum melakukannya," kata dinas personel.
Setiap pria di Korsel diwajibkan menjalani wajib militer selama 21 bulan sebelum mereka berusia 28 tahun.
Pengecualian dilakukan jika dalam pemeriksaan mereka mengalami kelebihan atau kekurangan berat badan, punya riwayat kriminal, atau memiliki disabilitas.
Para atlet yang mengharumkan nama negara dengan mendapat medali emas di ajang Olimpiade maupun Asian Games juga dibebaskan dari wajib militer.
Penyerang klub Inggris Tottenham Hotspur Son Heung-min bebas dari kewajiban setelah mengantarkan Korsel meraup medali emas di Asian Games Jakarta-Palembang.
Melebihkan berat badan dilaporkan menjadi strategi yang paling umum digunakan di 2017. 37 prsen di antara 57 kasus terjadi karena kelebihan berat badan.
Berpura-pura gila berada di tempat kedua dengan 23,7 persen, dan membubuhkan tato di tubuh di peringkat tiga dengan 20,3 persen.
Editor: Ardi Priyatno Utomo
Sumber: Newsweek
Sumber
Kamis, 13 September 2018 | 16:07 WIB

SEOUL, KOMPAS.com - Sekelompok mahasiswa di Korea Selatan (Korsel) dituding sengaja menaikkan berat badannya agar terhindar dari wajib militer.
Newsweek mewartakan Rabu (12/9/2018), 12 mahasiswa yang dituduh itu berasal dari jurusan musik sebuah universitas di Seoul.
Dalam pernyataan Dinas Personel Militer, ke-12 mahasiswa itu mengonsumsi banyak jus dan bubuk protein di hari tes fisik mereka.
Karena dianggap kelebihan berat badan, 12 mahasiswa diminta untuk mengabdi di kantor pemerintah. Dua orang telah menyelesaikan pengabdian mereka.
Kemudian empat orang masih melaksanakan tugas, sementara enam orang sisanya masih menunggu ke mana mereka ditempatkan.
Militer menggunakan teknologi forensik digital untuk menemukan kejanggalan ke-12 mahasiswa itu, termasuk melihat isi percakapan mereka.
Kasus mereka bakal dibawa ke jaksa penuntut. Jika terbukti bersalah, mereka diwajibkan kembali melakukan tes fisik, dan bisa menjalani wajib militer.
"Kami berharap para pelanggar wajib militer itu bakal menjadi contoh bagi masyarakat agar berpikir dua kali sebelum melakukannya," kata dinas personel.
Setiap pria di Korsel diwajibkan menjalani wajib militer selama 21 bulan sebelum mereka berusia 28 tahun.
Pengecualian dilakukan jika dalam pemeriksaan mereka mengalami kelebihan atau kekurangan berat badan, punya riwayat kriminal, atau memiliki disabilitas.
Para atlet yang mengharumkan nama negara dengan mendapat medali emas di ajang Olimpiade maupun Asian Games juga dibebaskan dari wajib militer.
Penyerang klub Inggris Tottenham Hotspur Son Heung-min bebas dari kewajiban setelah mengantarkan Korsel meraup medali emas di Asian Games Jakarta-Palembang.
Melebihkan berat badan dilaporkan menjadi strategi yang paling umum digunakan di 2017. 37 prsen di antara 57 kasus terjadi karena kelebihan berat badan.
Berpura-pura gila berada di tempat kedua dengan 23,7 persen, dan membubuhkan tato di tubuh di peringkat tiga dengan 20,3 persen.
Editor: Ardi Priyatno Utomo
Sumber: Newsweek
Sumber


anasabila memberi reputasi
2
836
4


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan