Laporan wartawan Tribun Medan / M Fadli

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN-Puluhan orang gruduk kantor Dewan pengurus wilayah (DPW) partai keadilan sejahtera (PKS) di Jalan Kenanga Raya Kelurahan Tanjung Sari, Kecamatan Medan Selayang, Senin (10/9/2018).

Kedatangan puluhan orang tersebut yang bernaung di bawah Gerakan Masyarakat Peduli NKRI, meminta agar dalam aksinya menyatakan dengan keras jangan menggunakan Isu Suku, Ras, Agama, dan Antar Golongan (SARA) secara berlebihan di Sumut menjelang Pemilu 2019.

"Jangan jadikan Isu agama untuk kepentingan politik yang bisa memecah Sumut, berdemokrasilah secara sehat di Sumut," ujar Koordinator Aksi Akbar Pamungkas.

Pada aksi massa tersebut, selain membawa spanduk kecaman, massa juga membakar ban bekas persis di depan kantor PKS.

Hal tersebut ditanggapi Humas PKS Sumatera Utara Juanda Sukma mengatakan, Kantor DPW PKS Sumatera Utara di datangi sekelompok massa terkait hastag #2019gantipresiden di Jalan Kenanga Raya No 51 Tanjung Sari Medan.



"Perlu kami sampaikan, Hastaq #2019gantipresiden tersebut bukan milik PKS, hastaq tersebut murni keinginan masyarakat. PKS mendukung hastaq #2019gantipresiden selama dilakukan dengan jalur konstitusional. Kami meminta agar masyarakat tidak terpecah belah dan saling menghargai terkait perbedaan politik jelang pemilu 2019 serta mengedepankan kepentingan bangsa dan negara," ujarnya.


(cr3/tribun-medan.com)

Sumber

Komen:

Tiap shalat subuh di mesjid kampung aur, kampung preman dan begal, ustadnya selalu menekankan untuk berpolitik dari dalam mesjid

Semalam, acara 1 Muharram di mesjid kampung aur, kampungnya preman, hadir orang Muhammadiyah, dan kepling, ustadnya langsung ceramah kira2 begini : "Islam Nusantara itu sesat, melebur Islam ke dalam budaya, yg benar adalah sebaliknya, bisa terjerumus kita ke hindu buddha, aturan2 dari MUI pusat untuk buat kita jadi Jawa, eh, ada apa ini.....kok banyak yang keluar.....ada apa ini.......tidak ada apa2....tenang...tenang...." kemudian lanjut ceramah "aturan volume azan dari kementerian agama itu sesat, hanya setan yang takut suara azan, menteri agama itu bencong, waktu reuni 212, dia tidak datang, entar lagi UU kimpoi sejenis diberlakukan wanita kimpoi dengan wanita, laki laki dengan laki laki, blablablaba"

Kampung pengkhianat bangsa, yang berdiri di atas tanah curian dari negara, tidak bayar pajak ke NKRI, malah malak perbaikan fasos fasum yang dibiayai dengan uang pajak rakyat NKRI, koar2 masalah negara, politik, akhlak, sungguh menggelikan

Buat kalian yang dipalak preman kampung aur, jangan kasih, sekalipun kalian kasih, dan mulut mereka makan makanan hasil jerih payah kalian, tetap mereka tidak ada terimakasihnya, karena hati kaum pengkhianat negeri jauh lebih kotor dari hati anjeng buduk, karena anjeng buduk pun lebih tahu budi daripada kaum satu ini