Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

annisa2019Avatar border
TS
annisa2019
Kambing-Hitam Terbaru Penyebab Rupiah Terpuruk ... Kebijakan Mendag RI, Enggar?
Rizal Ramli: Mendag Biang Kerok Masalah Impor di Indonesia
September 8, 2018

WARTANASIONAL.NET – Ekonom senior yang juga mantan Menko Ekuin Rizal Ramli (RR) sepakat dengan pandangan ekonom Faisal Basri yang mengatakan bahwa biang kerok masalah impor pangan di Indonesia ada pada Menteri Perdagangan Enggartiasto.

Pernyataan itu Rizal Ramli sampaikan saat dihubungi TV One dalam acara Indonesia Busines Forum membahas terkait anjloknya rupah tembus Rp 15 ribu-Krismon, yang tayangkan pada Kamis (6/9/2018).

Banyaknya impor yang masuk ke Indonesia saat ini salah satunya disebabkan kebijakan dari Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita.

”Saya sepakat, biang keroknya itu Mendag Enggar. Dan Mendag merugikan petani dan petambak garam dan menggerogoti parah elektabilitas Jokowi,” ujarnya Rizal Ramli memberikan tanggapan melalui telpon.

Rizal mengatakan bahwa restorasi demokrasi telah dirusak dan terus ditabrak oleh kelakuan impor Mendag yang jelas merugikan kaum tani itu. Rizal juga berharap Presiden Joko Widodo bisa bertindak tegas.

Sebelumnya, pengamat ekonomi dari Institute For Development For Economics and Finance (INDEF), Faisal Basri menuding Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita terkait banyaknya impor yang masuk ke Indonesia saat ini.

Menurutnya, derasnya impor dari berbagai negara tak terlepas dari kebijakan yang dibuat oleh Mendag.

“Sebelum batasi (impor), tertibkan dulu kelakuan Pak Enggar. Yang tadinya ada rekomendasi, sekarang enggak ada rekomendasi. (Impor) Seperti air bah sekarang,” ujarnya.

Dia mencontohkan, sejak Januari hingga Juli 2018, jumlah impor ban melonjak mencapai lebih dari 100 persen dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Menurut Faisal, hal itu dipicu oleh kebijakan Mendag yang memutuskan untuk tidak perlu lagi rekomendasi dari Kementerian Perindustrian untuk bisa impor ban.
http://wartanasional.net/2018/09/08/...-di-indonesia/



Faisal Basri Sebut Izin Impor Mendag Bikin Ekonomi 'Bobol'
Rabu, 29/08/2018 19:52 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Ekonom senior dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Faisal Basri menilai pelonggaran izin impor komoditas yang dilakukan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita merupakan biang kerok dari bobolnya ekonomi Indonesia saat ini.

"Indonesia banyak kebobolan karena kebijakan impor yang dimudahkan oleh Pak Enggar. Tadinya ada rekomendasi, sekarang tidak ada, jadi seperti air bah sekarang (impornya)," ucap Faisal di kawasan Gondangdia, Jakarta Pusat, Rabu (29/8).

Kebobolan yang dimaksud Faisal adalah derasnya impor yang membuat kinerja neraca perdagangan defisit. Defisit neraca perdagangan berpengaruh pada neraca pembayaran yang pada akhirnya mempengaruhi nilai tukar rupiah.

Faisal menjelaskan, izin impor kini tak lagi membutuhkan rekomendasi dari kementerian teknis, melainkan hanya bergantung pada Menteri Perdagangan. Ia pun menganggap Menteri Perdagangan saat ini sangat mudah memberikan izin impor.

Ekonom ini mencontohkan izin impor ban yang sebenarnya tak dibutuhkan. Pertumbuhan impor komoditas ini meningkat lebih dari 100 persen pada tahun ini, terutama berasal dari China.

Ia juga menyoroti pemberian izin komoditas pangan, seperti beras, gula, dan garam. Belum lama ini, Enggar memberi izin impor beras tambahan sebanyak 1 juta ton setelah mengimpor dalam jumlah yang sama pada paruh pertama tahun ini.

"Impor raw sugar (gula mentah) juga begitu, harganya cuma U$0,8 per pound. Itu kalau dijual mungkin hanya Rp6 ribu per kilogram juga sudah untung, tapi di pasar itu sampai Rp12 ribu per kg," katanya.

Enggar juga memberikan izin impor garam dengan kuota 3,7 juta ton dalam setahun yang tak perlu menyertakan rekomendasi dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Padahal, menurut hitung-hitungannya, kebutuhan garam impor hanya sekitar 2,7 juta ton.

Menurutnya, dengan semua kemudahan izin impor ini, maka tidak heran bila nilai impor meningkat pada tahun ini, bahkan lebih tinggi dari kinerja ekspor dan menyebabkan defisit perdagangan.

Faisal pun meminta pemerintah bisa segera menertibkan kebijakan izin impor Enggar yang dianggap sudah di luar batas agar faktor-faktor yang membuat ekonomi Indonesia kebobolan bisa berkurang.

"Saya sudah bilang ke Sri Mulyani (Menteri Keuangan) supaya bilang ke Presiden (Joko Widodo), kalau musuh impor yang tinggi adalah Pak Enggar. Ini saya harus buka, meski pasti Pak Enggar mengakunya itu hasil keputusan rapat koordinasi," pungkasnya

Sementara, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan menyebut izin impor yang diberikan kementeriannya atas persetujuan Enggar sudah memenuhi ketentuan yang berlaku. Izin tersebut diputuskan berdasarkan hasil rapat koordinasi di bawah pimpinan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

"Jadi di Kemendag, selama diputuskan oleh rakortas pasti dipatuhi," tutur Oke ketika dikonfirmasi CNNIndonesia.com.

Selain itu, Oke menjelaskan memang ada penghapusan ketentuan rekomendasi izin impor. Namun, hal tersebut merupakan keputusan dari Tim Tata Niaga Ekspor dan Impor yang selanjutnya dikoordinasikan dengan Kemenko Perekonomian.

"Ini sesuai Inpres Nomor 9 Tahun 2017, maka setiap Kementerian/Lembaga sebelum menerbitkan peraturan harus berkoordinasi dengan Kemenko," terangnya.

Selanjutnya, terkait penentuan jumlah volume impor komoditas, meski tidak ada rekomendasi dari kementerian teknis. Namun, Kemendag selalu berkonsultasi dengan K/L pembina untuk mendapatkan pertimbangan teknis.
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi...-ekonomi-bobol

-----------------------------------

pada akhirnya semua bermuara kepada sang boss terbesar ...


emoticon-Malu
0
1.5K
9
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan