- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Kurs Dollar - Rupiah Menguat, Jusuf Kalla Bilang Simpan Dolar Rugi


TS
itkgid
Kurs Dollar - Rupiah Menguat, Jusuf Kalla Bilang Simpan Dolar Rugi
Quote:
Jumat, 7 September 2018 05:26

Kompas.com/YOGA SUKMANA
Wakil Presiden RI Jusuf Kalla
TRIBUN-MEDAN.COM - Terobosan cepat dilakukan pemerintah mengatasi depresi mata uang Dollar Amerika Serikat (AS) terhadap Rupiah mulai terlihat.
Kondisi Rupiah mulai menguat.
Karena itu Wakil Presiden, Jusuf Kalla mengimbau warga jangan simpan dolar, alasannya nanti rugi.
'Kami (pemerintah) cenderung bisa mengendalikannya. Jadi siapa yang simpan-simpan dolar mungkin rugi," kata Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden, seperti yang dilansir Tribun-medan.com dan Kompas TV, Kamis (6/9/2018) sore.
Nilai tukar rupiah (tribunnews)
Jusuf Kalla menilai kebijakan pemerintah soal penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sudah mulai terlihat.
"Sudah terbukti hari ini lebih rendah dibanding kemarin kan?," ujar Kalla.
Menurut Jusuf Kalla, penguatan nilai tukar rupiah ini disebabkan oleh upaya yang dilakukan pemerintah untuk menggenjot mata uang Indonesia itu.
Jusuf Kalla juga menilai, pemerintah relatif mampu menjaga nilai tukar rupiah agar tidak terus terperosok karena ditekan oleh penguatan nilai tukar dollar AS.
Baca: Rupiah Tertekan, Jangan Takut! Tidak Akan Terjadi Seperti Krisis 1998, Berikut Penjelasannya
"Baguslah ada pengaruh daripada kebijakan pemerintah. Artinya jam-jam ini turun," jelas Kalla.
Seperti diketahui, nilai tukar rupiah terus mengalami pelemahan terhadap dolar AS sejak setahun belakangan.
Bahkan, rupiah sempat melampaui nilai Rp 15.000 beberapa waktu lalu.
Pemerintah bersama dengan berbagai otoritas terkait, terutama Bank Indonesia (BI) terus memutar otak dan mengeluarkan berbagai jurus untuk menjaga stabilitas fundamental ekonomi dan juga rupiah.
Salah di antaranya adalah dengan melakukan intervensi ganda di pasar valuta asing.
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menuturkan, hingga Selasa (5/9/2018), BI telah mengeluarkan Rp 11,9 triliun baik di pasar valuta asing maupun membeli Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder.
Baca: Neno Warisman dan Ahmad Dhani Akan Hadir, Panitia Ngotot Tetap Gelar Jalan Sehat Meski tanpa Izin
"Sejak Kamis, Jumat, Senin, Rabu kita intervensi jumlahmya meningkat. Juga di pasar sekunder koordinasi dengan Kemenkeu (Kementerian Keuangan), pembelian SBN tidak hanya stabilkan pasar SBN tapi juga mendukung stabilitas nilai tukar, agar suhu badan kita turun. Hari Kamis kita beli Rp 3 triliun, Jumat Rp 4,1 triliun, Senin Rp 3 triliun, dan kemarin Rp 1,8 triliun," jelasnya pada rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Rabu (5/9/2018).
Perry Warjiyo menjelaskan, intervensi ganda merupakan salah satu bentuk langkah jangka pendek untuk stabilkan rupiah.
Selain itu, Perry menambahkan, hal terpenting dalam menjaga stabilitas rupiah adalah dengan menyeimbangkan tingkat depresiasi serta volatilitas nilai tukar tersebut.
"Yang paling penting adalah menjaga tingkat depresiasi agar tidak oversoothing sehingga kalau memang terjadi depresiasi tidak mendadak, tetapi secara gradual," ucapnya.
Perry menyebutkan, hingga saat ini Bank Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk mengawal ketat rupiah seperti meningkatkan suku bunga acuan, intervensi ganda di pasar valas, serta menawarkan swap dengam biaya yang lebih murah.
Baca: CPNS 2018 - Pengumuman Resmi MenPAN-RB dan BKN soal Penerimaan Pegawai Pemerintah
Mengutip bi.go.id, berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), nilai tukar rupiah, pada Kamis (6/9/2018), berada di posisi Rp 14.891 per dolar AS.
Sedangkan, pada Rabu (5/9/2018) kemarin, nilai tukar rupiah berada di Rp 14.927 per dollar AS.
DATA Bank Indonesia dan BPS
berdasarkan data yang dihimpun Kompas.com dari Bank Indonesia (BI), Badan Pusat Statistik (BPS), dan CEIC, rupiah terdepresiasi sangat dalam pada periode September 1997 ke September 1998.
Pada September 1997, rupiah berada di level Rp 3.030 per dollar Amerika Serikat (AS) dan terdepresiasi hingga 254 persen pada September 1998 menjadi Rp 10.725 per dollar AS.
Sementara pada September 2017, rupiah ada pada level Rp 13.345 per dollar AS dan melemah hanya 11 persen per tanggal 3 September 2018 menjadi Rp 14.815 per dollar AS.
"Kala pelemahannya seperti 1998, rupiah seharusnya mencapai Rp 47.241 per dollar AS pada September 2018," tulis data tersebut.
Hal lainnya yang kemudian membedakan kondisi rupiah 1998 versus rupiah 2018 adalah dari sisi cadangan devisa atau cadev.
Cadev 1998 tercatat 23,61 miliar dollar AS, sedangkan pada 2018 mencapai 118,3 miliar dollar AS.
Berikutnya adalah peringkat surat utang pemerintah 20 tahun silam adalah junk yang artinya di bawah layak investasi dan kualitasnya jelek.
Sementara pada 2018, peringkat surat utang pemerintah adalah BBB dengan outlook stabil atau layak investasi (investment grade).
Di sisi lain, dari sisi net capital inflow secara kuartalan, kondisi pada kuartal II 2018 jauh lebih baik yakni berada pada angka 4,015 miliar dollar AS.
Kondisi itu jauh lebih baik dibandingkan net capital inflow pada kuartal II 1998 adalah minus 2,470 miliar dollar AS.
Kemudian, dari sisi pertumbuhan ekonomi, pada kuartal II tahun ini cenderung lebih baik ketimbang kuartal II 1998.
Saat pada 1998 pertumbuhan ekonomi minus 13,34 persen dibandingkan kuartal II 1997 atau secara year on year (yoy). Sementara pada kuartal II 2018, pertumbuhan ekonomi mencapai 5,27 persen yoy.
Tak hanya itu, faktor lainnya yang membuat berbeda kondisi rupiah 1998 dan 2018 adalah inflasi.
Dua dekade lalu, inflasi pada Agustus 1998 menyentuh 78,2 persen yoy, sedangkan inflasi Agustus 2018 hanya 3,2 persen yoy.
Kemudian angka kemiskinan juga menjadi faktor pembeda kondisi ekonomi pada 1998 dan 2018.
Setidaknya ada 24,2 persen atau sekitar 49,5 juta orang penduduk miskin pada 1998, sedangkan pada 2018 angka kemiskinan hanya 9,82 persen atau 25,9 juta orang.
Menurut Jokowi, pelemahan rupiah saat ini lebih disebabkan sentimen dari eksternal, seperti kenaikan suku bunga The Fed, perang dagang antara China dan Amerika Serikat, dan krisis yang melanda Turki serta Argentina.
"Ini faktor eksternal yang bertubi-tubi. Saya kira yang paling penting kita harus waspada, kita harus hati-hati," ujar Jokowi.
Dia mengatakan, saat ini pemerintah terus melakukan koordinasi di sektor fiskal dan moneter untuk mengatasi pelemahan rupiah terhadap dollar AS.
Menurutnya hal itu merupakan kunci utama untuk menstabilkan nilai tukar.
"Kunci (koordinasi) itu ada dua, di investasi yang harus meningkat dan ekspor yang harus meningkat juga," katanya di Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (5/9/2018).
Keduanya dinilai bisa menyelesaikan defisit transaksi berjalan.
"Kalau ini selesai, itu akan menyelesaikan semuanya," tambah Presiden.
Bahkan untuk hal ini, dirinya telah memberikan target kepada para menterinya agar dalam satu tahun bisa menyelesaikan defisit transaksi berjalan.
Adapun langkah-langkah yang sudah dilakukan pemerintah untuk hal tersebut di antaranya penerapan B20 yang sudah mulai berjalan per bulan ini.
Presiden berpendapat, hal ini bisa mengurangi impor minyak.
"Perkiraan kita bisa hemat US$ 5-6 miliar. Kemudian kalau CPO kita pakai sendiri untuk B-20 maka suplai ke pasar turun, sehingga kami harapkan harga CPO juga naik. Ini sudah merangkak naik," jelas dia.
Kedua, peningkatan muatan lokal (TKDN) di proyek-proyek pemerintah.
Bahkan, kata Presiden hal ini akan juga disampaikan kepada swasta agar lokal konten diperhatikan.
"Kalau kita bisa pakai semuanya komponen dalam negeri akan ada penghematan US$ 2-3 miliar," kata Presiden.
Presiden Joko Widodo memberikan target satu tahun kepada para menterinya untuk memperbaiki neraca perdagangan yang masih defisit.
Menurut Presiden, ada dua hal kunci utama dalam menguatkan ekonomi nasional yakni investasi dan meningkatkan ekspor.
"Tanpa itu jangan harap kita bisa menyelesaikan masalah fundamental ekonomi yang kuat seperti yang kita inginkan," katanya saat pelepasan ekspor mobil Toyota di Tanjung Priok Jakarta, Rabu (5/9).
Dengan begitu, jika kedua hal itu bisa diterapkan maka defisit neraca perdagangan bisa diselesaikan. "Saya sudah memberikan perintah kepada menteri agar ini bisa diselesaikan dalam waktu yang tidak lama satu tahun harus rampung," tegas Presiden.
Tujuan utamanya adalah agar pergerakan kurs dolar AS ke depannya tidak selalu menjadi masalah utama.
"Agar tidak setiap hari dan setiap jam memperhatikan pergerakan kurs naik turun, kalau ini selesai ini tidak ada masalah lagi. Sehingga dengan ekspor devisa meningkat dan neraca perdagangan akan semakin stabil dan membaik," tambahnya.
Presiden Jokowi dan Kapolri Jend. Tito Karnavian (tribunnews)
Baca: CPNS 2018 - Pengumuman Resmi MenPAN-RB dan BKN soal Penerimaan Pegawai Pemerintah
Baca: Neno Warisman dan Ahmad Dhani Akan Hadir, Panitia Ngotot Tetap Gelar Jalan Sehat Meski tanpa Izin
Sebelumnya Presiden juga mengapresiasi langkah Toyota Indonesia yang berhasil menembus satu juta unit mobil untuk diekspor. Langkah itu, merupakan upaya Toyota untuk meningkatkan investasi di Indonesia.
"Tadi saya dapat laporan dalam 2,5 tahun ini investasinya telah mencapai Rp 22,75 triliun ini jumlah yang besar. Sehingga satu tahun, tahun ini bisa merealisasikan 217 ribu kendaraan yang bisa diekspor," katanya.
"Saya sangat menghargai, sangat apresiasi ekspor toyota yang diproduksi di Indonesia yang dikirim ke pasar Asia, Afika, pasar Amerika Latin, Timur Tengah dan Eropa dan Australia," tambah Presiden.
Dengan demikian, target ke depan ekspor mobil Toyota bisa mencapai 217.000 unit dan untuk produk CBU-nya memiliki tingkat TKDN antara 75-94%.
"Ini sebuahlocal content sangat tinggi dan kita harapkan industri lokal ikut bergerak naik karena itu," tutup Presiden. (tribun-medan.com/kompas.com)
Editor: Salomo Tarigan

Kompas.com/YOGA SUKMANA
Wakil Presiden RI Jusuf Kalla
TRIBUN-MEDAN.COM - Terobosan cepat dilakukan pemerintah mengatasi depresi mata uang Dollar Amerika Serikat (AS) terhadap Rupiah mulai terlihat.
Kondisi Rupiah mulai menguat.
Karena itu Wakil Presiden, Jusuf Kalla mengimbau warga jangan simpan dolar, alasannya nanti rugi.
'Kami (pemerintah) cenderung bisa mengendalikannya. Jadi siapa yang simpan-simpan dolar mungkin rugi," kata Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden, seperti yang dilansir Tribun-medan.com dan Kompas TV, Kamis (6/9/2018) sore.

Jusuf Kalla menilai kebijakan pemerintah soal penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sudah mulai terlihat.
"Sudah terbukti hari ini lebih rendah dibanding kemarin kan?," ujar Kalla.
Menurut Jusuf Kalla, penguatan nilai tukar rupiah ini disebabkan oleh upaya yang dilakukan pemerintah untuk menggenjot mata uang Indonesia itu.
Jusuf Kalla juga menilai, pemerintah relatif mampu menjaga nilai tukar rupiah agar tidak terus terperosok karena ditekan oleh penguatan nilai tukar dollar AS.
Baca: Rupiah Tertekan, Jangan Takut! Tidak Akan Terjadi Seperti Krisis 1998, Berikut Penjelasannya
"Baguslah ada pengaruh daripada kebijakan pemerintah. Artinya jam-jam ini turun," jelas Kalla.
Seperti diketahui, nilai tukar rupiah terus mengalami pelemahan terhadap dolar AS sejak setahun belakangan.
Bahkan, rupiah sempat melampaui nilai Rp 15.000 beberapa waktu lalu.
Pemerintah bersama dengan berbagai otoritas terkait, terutama Bank Indonesia (BI) terus memutar otak dan mengeluarkan berbagai jurus untuk menjaga stabilitas fundamental ekonomi dan juga rupiah.
Salah di antaranya adalah dengan melakukan intervensi ganda di pasar valuta asing.
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menuturkan, hingga Selasa (5/9/2018), BI telah mengeluarkan Rp 11,9 triliun baik di pasar valuta asing maupun membeli Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder.
Baca: Neno Warisman dan Ahmad Dhani Akan Hadir, Panitia Ngotot Tetap Gelar Jalan Sehat Meski tanpa Izin
"Sejak Kamis, Jumat, Senin, Rabu kita intervensi jumlahmya meningkat. Juga di pasar sekunder koordinasi dengan Kemenkeu (Kementerian Keuangan), pembelian SBN tidak hanya stabilkan pasar SBN tapi juga mendukung stabilitas nilai tukar, agar suhu badan kita turun. Hari Kamis kita beli Rp 3 triliun, Jumat Rp 4,1 triliun, Senin Rp 3 triliun, dan kemarin Rp 1,8 triliun," jelasnya pada rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Rabu (5/9/2018).
Perry Warjiyo menjelaskan, intervensi ganda merupakan salah satu bentuk langkah jangka pendek untuk stabilkan rupiah.
Selain itu, Perry menambahkan, hal terpenting dalam menjaga stabilitas rupiah adalah dengan menyeimbangkan tingkat depresiasi serta volatilitas nilai tukar tersebut.
"Yang paling penting adalah menjaga tingkat depresiasi agar tidak oversoothing sehingga kalau memang terjadi depresiasi tidak mendadak, tetapi secara gradual," ucapnya.
Perry menyebutkan, hingga saat ini Bank Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk mengawal ketat rupiah seperti meningkatkan suku bunga acuan, intervensi ganda di pasar valas, serta menawarkan swap dengam biaya yang lebih murah.
Baca: CPNS 2018 - Pengumuman Resmi MenPAN-RB dan BKN soal Penerimaan Pegawai Pemerintah
Mengutip bi.go.id, berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), nilai tukar rupiah, pada Kamis (6/9/2018), berada di posisi Rp 14.891 per dolar AS.
Sedangkan, pada Rabu (5/9/2018) kemarin, nilai tukar rupiah berada di Rp 14.927 per dollar AS.
DATA Bank Indonesia dan BPS
berdasarkan data yang dihimpun Kompas.com dari Bank Indonesia (BI), Badan Pusat Statistik (BPS), dan CEIC, rupiah terdepresiasi sangat dalam pada periode September 1997 ke September 1998.
Pada September 1997, rupiah berada di level Rp 3.030 per dollar Amerika Serikat (AS) dan terdepresiasi hingga 254 persen pada September 1998 menjadi Rp 10.725 per dollar AS.
Sementara pada September 2017, rupiah ada pada level Rp 13.345 per dollar AS dan melemah hanya 11 persen per tanggal 3 September 2018 menjadi Rp 14.815 per dollar AS.
"Kala pelemahannya seperti 1998, rupiah seharusnya mencapai Rp 47.241 per dollar AS pada September 2018," tulis data tersebut.
Hal lainnya yang kemudian membedakan kondisi rupiah 1998 versus rupiah 2018 adalah dari sisi cadangan devisa atau cadev.
Cadev 1998 tercatat 23,61 miliar dollar AS, sedangkan pada 2018 mencapai 118,3 miliar dollar AS.
Berikutnya adalah peringkat surat utang pemerintah 20 tahun silam adalah junk yang artinya di bawah layak investasi dan kualitasnya jelek.
Sementara pada 2018, peringkat surat utang pemerintah adalah BBB dengan outlook stabil atau layak investasi (investment grade).
Di sisi lain, dari sisi net capital inflow secara kuartalan, kondisi pada kuartal II 2018 jauh lebih baik yakni berada pada angka 4,015 miliar dollar AS.
Kondisi itu jauh lebih baik dibandingkan net capital inflow pada kuartal II 1998 adalah minus 2,470 miliar dollar AS.
Kemudian, dari sisi pertumbuhan ekonomi, pada kuartal II tahun ini cenderung lebih baik ketimbang kuartal II 1998.
Saat pada 1998 pertumbuhan ekonomi minus 13,34 persen dibandingkan kuartal II 1997 atau secara year on year (yoy). Sementara pada kuartal II 2018, pertumbuhan ekonomi mencapai 5,27 persen yoy.
Tak hanya itu, faktor lainnya yang membuat berbeda kondisi rupiah 1998 dan 2018 adalah inflasi.
Dua dekade lalu, inflasi pada Agustus 1998 menyentuh 78,2 persen yoy, sedangkan inflasi Agustus 2018 hanya 3,2 persen yoy.
Kemudian angka kemiskinan juga menjadi faktor pembeda kondisi ekonomi pada 1998 dan 2018.
Setidaknya ada 24,2 persen atau sekitar 49,5 juta orang penduduk miskin pada 1998, sedangkan pada 2018 angka kemiskinan hanya 9,82 persen atau 25,9 juta orang.
Menurut Jokowi, pelemahan rupiah saat ini lebih disebabkan sentimen dari eksternal, seperti kenaikan suku bunga The Fed, perang dagang antara China dan Amerika Serikat, dan krisis yang melanda Turki serta Argentina.
"Ini faktor eksternal yang bertubi-tubi. Saya kira yang paling penting kita harus waspada, kita harus hati-hati," ujar Jokowi.
Dia mengatakan, saat ini pemerintah terus melakukan koordinasi di sektor fiskal dan moneter untuk mengatasi pelemahan rupiah terhadap dollar AS.
Menurutnya hal itu merupakan kunci utama untuk menstabilkan nilai tukar.
"Kunci (koordinasi) itu ada dua, di investasi yang harus meningkat dan ekspor yang harus meningkat juga," katanya di Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (5/9/2018).
Keduanya dinilai bisa menyelesaikan defisit transaksi berjalan.
"Kalau ini selesai, itu akan menyelesaikan semuanya," tambah Presiden.
Bahkan untuk hal ini, dirinya telah memberikan target kepada para menterinya agar dalam satu tahun bisa menyelesaikan defisit transaksi berjalan.
Adapun langkah-langkah yang sudah dilakukan pemerintah untuk hal tersebut di antaranya penerapan B20 yang sudah mulai berjalan per bulan ini.
Presiden berpendapat, hal ini bisa mengurangi impor minyak.
"Perkiraan kita bisa hemat US$ 5-6 miliar. Kemudian kalau CPO kita pakai sendiri untuk B-20 maka suplai ke pasar turun, sehingga kami harapkan harga CPO juga naik. Ini sudah merangkak naik," jelas dia.
Kedua, peningkatan muatan lokal (TKDN) di proyek-proyek pemerintah.
Bahkan, kata Presiden hal ini akan juga disampaikan kepada swasta agar lokal konten diperhatikan.
"Kalau kita bisa pakai semuanya komponen dalam negeri akan ada penghematan US$ 2-3 miliar," kata Presiden.
Presiden Joko Widodo memberikan target satu tahun kepada para menterinya untuk memperbaiki neraca perdagangan yang masih defisit.
Menurut Presiden, ada dua hal kunci utama dalam menguatkan ekonomi nasional yakni investasi dan meningkatkan ekspor.
"Tanpa itu jangan harap kita bisa menyelesaikan masalah fundamental ekonomi yang kuat seperti yang kita inginkan," katanya saat pelepasan ekspor mobil Toyota di Tanjung Priok Jakarta, Rabu (5/9).
Dengan begitu, jika kedua hal itu bisa diterapkan maka defisit neraca perdagangan bisa diselesaikan. "Saya sudah memberikan perintah kepada menteri agar ini bisa diselesaikan dalam waktu yang tidak lama satu tahun harus rampung," tegas Presiden.
Tujuan utamanya adalah agar pergerakan kurs dolar AS ke depannya tidak selalu menjadi masalah utama.
"Agar tidak setiap hari dan setiap jam memperhatikan pergerakan kurs naik turun, kalau ini selesai ini tidak ada masalah lagi. Sehingga dengan ekspor devisa meningkat dan neraca perdagangan akan semakin stabil dan membaik," tambahnya.

Baca: CPNS 2018 - Pengumuman Resmi MenPAN-RB dan BKN soal Penerimaan Pegawai Pemerintah
Baca: Neno Warisman dan Ahmad Dhani Akan Hadir, Panitia Ngotot Tetap Gelar Jalan Sehat Meski tanpa Izin
Sebelumnya Presiden juga mengapresiasi langkah Toyota Indonesia yang berhasil menembus satu juta unit mobil untuk diekspor. Langkah itu, merupakan upaya Toyota untuk meningkatkan investasi di Indonesia.
"Tadi saya dapat laporan dalam 2,5 tahun ini investasinya telah mencapai Rp 22,75 triliun ini jumlah yang besar. Sehingga satu tahun, tahun ini bisa merealisasikan 217 ribu kendaraan yang bisa diekspor," katanya.
"Saya sangat menghargai, sangat apresiasi ekspor toyota yang diproduksi di Indonesia yang dikirim ke pasar Asia, Afika, pasar Amerika Latin, Timur Tengah dan Eropa dan Australia," tambah Presiden.
Dengan demikian, target ke depan ekspor mobil Toyota bisa mencapai 217.000 unit dan untuk produk CBU-nya memiliki tingkat TKDN antara 75-94%.
"Ini sebuahlocal content sangat tinggi dan kita harapkan industri lokal ikut bergerak naik karena itu," tutup Presiden. (tribun-medan.com/kompas.com)
Editor: Salomo Tarigan
sumber : tribunnews
Saatnya beli dollar nih, besok siapa tau naik lagi.

0
5.3K
Kutip
30
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan