Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

annisa2019Avatar border
TS
annisa2019
Kondisi Rupiah Tidak Sebagus Pencitraan Jokowi



Kondisi Rupiah Tidak Sebagus Pencitraan Jokowi
JUM'AT, 31 AGUSTUS 2018 , 23:08:00 WIB

RMOLSumut. Meski diunggulkan, petahana Joko Widodo (Jokowi) dihadapkan permasalahan cukup serius dalam kampanye Pilpres 2019.

Pasalnya, bukan hanya deretan janji manis di kampanye 2014 yang belum terealisasi namun kondisi ekonomi nasional yang tidak sesuai harapan menjadi pemicu klimaks atas kegagalan Jokowi dalam memimpin.

"Kondisi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang terus terpuruk merupakan tantangan terbesar Jokowi untuk mengembalikan kepercayaan publik. Selama ini Jokowi selalu berdalih dengan meningkatkan pembangunan infrastruktur akan menjadi fondasi bagi perekonomian nasional akan tetapi pada kenyataanya justru sebaliknya dan masih jauh dari harapan," tutur pengamat politik Jajat Nurjaman kepada wartawan, Jumat (31/8).

Menurutnya, salah satu isu sentral yang dimainkan kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno adalah soal perekonomian. Dengan kondisi saat ini tentu akan memberi keuntungan tersendiri. Kubu Prabowo-Sandi paham bahwa selama berkuasa Jokowi sangat kesulitan mengatasi masalah ekonomi.

"Tidak hanya itu, kondisi rupiah yang terus terpuruk semakin memperparah perekonomian nasional. Hal ini tentu akan menyulitkan Jokowi dalam menghadapi rivalnya dalam Pilpres 2019 yang akan datang," jelas Jajat.

Dia menambahkan, sederet prestasi Jokowi di bidang infrastruktur belum membawa hasil yang menguntungkan bagi pemerintah, selain terus bertambahnya utang negara.

"Dengan kondisi rupiah yang kian terpuruk, ekonomi tidak kunjung membaik saya kira di tengah situasi politik yang kian memanas diperlukan keajaiban bagi Jokowi untuk terus mengangkat citranya dan keluar dari situasi pelik seperti ini," imbuh Jajat yang juga direktur eksekutif Nurjaman Center for Indonesian Democracy (NCID). 

http://www.rmolsumut.com/read/2018/0...itraan-Jokowi-


Waspadai rupiah dekati Rp15.000 per dolar Amerika, samai krisis moneter 1998
1 September 2018


Jakarta (RiauNews.com) – Ekonom Universitas Indonesia, Fithra Faisal, memperkirakan depresiasi Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) masih akan terus berlanjut. Bahkan, menurut dia, Rupiah bisa melemah hingga menyentuh Rp 15.000 per USD.


“Mungkin saja, tetapi belum akan memicu krisis,” kata dia saat dihubungi merdeka.com, Jumat (31/8).


Meskipun demikian, pemerintah harus tetap mewaspadai berlanjutnya pelemahan Rupiah. Sebab, jika benar Rupiah keok ke level Rp 15.000 per USD, maka yang paling besar terdampak adalah psikologi pasar dan masyarakat.


Sebab, pasar maupun masyarakat tentu akan membandingkan dengan depresiasi Rupiah di tahun 1998 yang juga mencapai Rp 15.000. Meski keadaan makro ekonomi saat ini amat berbeda, tapi psikologi pasar maupun masyarakat akan tetap tergoncang.


“Kita harus waspada terhadap faktor ekspektasi yang semakin liar ketika itu masuk ke level psikologis 15.000. Iya betul (seperti tahun 1998),” jelasnya.


Dia mengatakan depresiasi Rupiah ke Rp 14.700 tidak terlepas dari pengaruh eksternal, seperti faktor ekspektasi negatif terkait kondisi ekonomi Argentina dan Turki sebagai sesama negara berkembang, yang sudah mengalami krisis.


“Tekanan semakin berat karena tampaknya The Fed akan menaikkan suku bunganya juga. Namun, depresiasi Rupiah year to date masih berada di bawah 10 persen. Masih tergolong wajar meski harus waspada. Tekanan lain adalah dari current account deficit,” kata dia.

http://www.riaunews.com/news/bisnis/...-monter-1998/#

------------------------------




Amiiin ... amiiinn ... amiiin ...

emoticon-Ultah
tien212700Avatar border
tien212700 memberi reputasi
3
2.4K
33
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan