- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Kampung Daun


TS
grin77
Kampung Daun
Hallo Agan-agan, salam kenal !! 

ini karya pertama ane yang dipost disini. 

Semoga semua warga disini terhibur. Selamat membaca 

***
Joni berjalan perlahan melewati kebun-kebun milik warga. Malam yang sangat menegangkan baginya, karena sebelumnya terpergok tim ronda Kampung Daun saat sedang mencuri pakaian dalam milik Bu Ratna.
“Sialan !! Apa mereka sempet ngeliat muka gue?” Gumam Joni dalam hati.
Bisa dibilang Joni beruntung, larinya secepat kilat saat pengejaran berlangsung, saat Tim Ronda tertinggal jauh, dirinya langsung berbelok ke kebun yang terhampar luas.
Memang saat itu tim ronda hanya terdiri dari 2 aki-aki dan 1 om-om gemuk, larinya pun kalah dari Joni yang masih muda dan kurus.
“Duh Mbah Usman, berhenti dulu dong, ane cape nih” Ucap Joko sambil memperlambat larinya.
“Iya nih !” Seru Kong Walid.
“ Iye-iye ! udah nih, kita balik lagi ke Mabes !” Kata Mbah Usman sambil ngos-ngosan.
“ Ampun dah cepet bener itu orang “ ucap Joko.
“Makanye badan lu dikecilin dah Mas Joko !” timpal Kong Walid.
“Iye Kong iyee” jawab Joko dengan muka cemberut.
Ketiga lelaki itu pun pulang dengan tangan kosong, mereka hanya dapat olahraga malam.
Saat itu Mbah Usman merasa sangat kesal, Kampung Daun yang ia jaga selama puluhan Tahun kebobolan, padahal pencuri selalu tertangkap olehnya, bahkan karena itu pula ia disegani dan dihormati oleh warga Kampung Daun.
Setibanya di pos ronda alias “Markas Besar”, sudah banyak kerumunan orang yang menunggu kabar dari pahlawan rondanya.
“Mbah Usman, gimana?” Tanya Pak Haji Muim.
“Pa’ Aji, dan semua warga, mohon maap, aye gagal” Jawab Mbah Usman dengan raut muka sedih.
Mendengar hal itu seketika warga rebut semua, mereka khawatir kejadian ini akan terulang.
“Sial gara-gara kancut, reputasi gua rusak !” teriak Mbah Usman dalam hati.
Dari kerumunan orang-orang tersebut tiba-tiba muncul Pak RT, ia pun berbicara kepada seluruh warganya agar tenang menghadapi hal ini.
“ Saya himbau semua warga untuk menyimpan jemuran pakaian ke dalam rumah saat malam untuk meminimalisir kejadian ini terjadi”. Ucap Pak RT dengan penuh wibawa.
Setelah mendengar arahan Pak RT semua warga memutuskan untuk kembali ke rumahnya masing-masing. Sementara itu yang tersisa hanya Pak RT dan 3 orang Tim Ronda.
“Sepertinya kita butuh tenaga muda Pak”. Ucap Kong Walid memecah kesunyian.
“Saran Kong Walid saya tamping dahulu, besok mau saya rapatkan secara personal dengan Pak RW”. Jawab Pak RT.
Mbah Usman hanya tertunduk lesu mendengar ucapan Kong Walid, dirinya merasa sudah tak berguna lagi, mungkin sudah saatnya dia pension dari profesi yang ia cintai.
“Ucapan si Walid ada benarnya juga” ucap Mbah Usman dalam hati.
“Mbah, jangan sedih gitu dong ! mau gimana lagi, pencurinya udah kabur” Ucap Joko sambil merangkul Mbah Usman.
“Iye Jok, mungkin udah saatnya gue diganti dengan yang lebih muda, gue kayanya bakal jadi pengaman hajatan nikahan aja” Ucap Mbah Usman.
“Tenang dah gua temenin elu Man ! hahaha” Kata Kong Walid dengan niat mencairkan suasana.
Mendengar percakapan itu Pak RT hanya terdiam, lalu menerawang ke langit. Bintang-bintang yang berkelip disana menjadi saksi bisu kejadian ini.
Bersambung...


anasabila memberi reputasi
1
879
2


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan