- Beranda
- Komunitas
- Food & Travel
- Cerita Pejalan Domestik
Travelling Hemat Bandung - Banyuwangi (Part 1)


TS
dzinnur81
Travelling Hemat Bandung - Banyuwangi (Part 1)




Kali ini ane mau cerita tentang pengalaman liburan kemarin ke Banyuwangi dari Bandung dengan budget dibawah 3 juta, bagi sebagian orang mungkin biaya segitu cukup mahal, tapi bagi sebagian orang lagi mungkin budget segitu murah, ya jadinya relatif




Jumat, 17 Agustus 2018
Trip kali ini ane ditemenin adik ane, cewe. Setelah mendapat izin dan restu dari orang-orang terdekat dan menyiapkan perbekalan, maka berangkatlah kami untuk memulai perjalanan dari Bandung menuju Banyuwangi. Siang itu kami berangkat dari rumah menggunakan sepeda motor dengan tujuan stasiun Bandung. Rencananya kami akan menaiki kereta Mutiara Selatan tujuan Surabaya, sementara tiket sudah dipesan 3 minggu sebelumnya via aplikasi yang lagi hits dan kekinian


Spoiler for Mutiara Selatan:
Kereta yang kami tumpangi telat berangkat 25 menit karena menunggu rangkaian gerbong bagasi, kereta berangkat pukul 17.15 dari jadwal seharusnya pukul 16.50, pikiran ane agak risau waktu itu, masalahnya di Surabaya kami harus nyambung kereta Mutiara Timur menuju Banyuwangi dengan jadwal keberangkatan yang cukup riskan hanya berjeda 2 jam saja dari jadwal kedatangan kereta Mutiara Selatan ini. Pikir ane, baru berangkat sudah telat 25 menit

Kereta mulai berjalan meninggalkan stasiun Bandung langsung ngebut, berhenti sebentar di stasiun Kiaracondong lalu ngebut lagi





Biaya-biaya
Bekal cemilan & air mineral : Rp. 50 000
Nasi bungkus x 2 : Rp. 30 000
Tiket Bandung-Surabaya x 2 : Rp. 660 000
Total : Rp. 740 000
Sabtu, 18 Agustus 2018
Tiba di stasiun Gubeng agak jetlag juga, badan masih kerasa goyang-goyang, perut agak kembung masuk angin, mata kreyep-kreyep, secara perjalanan di kereta ngebut 13 jam full ac

Spoiler for Mutiara Timur:
KA Mutiara Timur ini berjalan sesuai jadwal, berangkat pukul 09.00 jadi ga ada cerita risau lagi, tinggal menikmati saja perjalanan hingga tiba di stasiun Karangasem pukul 15.10 kami turun disana, karena jarak stasiun ini lebih dekat ke pusat kota Banyuwangi dan tentunya ke tempat tujuan utama yaitu Kawah Ijen dibanding harus berhenti di stasiun akhir Banyuwangi Baru yang justru lebih dekat ke pelabuhan Ketapang tetapi jauh dari pusat kota.
Di stasiun Karangasem ane langsung cari mushola, sholat lalu rebahan dulu sebentar buat ngelurusin pinggang, keluar mushola niatnya pengen duduk-duduk lagi, eh pak PKD langsung nyuruh ane keluar


Spoiler for stasiun Karangasem:
Rencananya selama di Banyuwangi kami akan menyewa sepeda motor. Dua minggu sebelumnya ane udah booking penyewaan motor via kontak whatsapp hasil dari googling. Kami menyewa motor di toko Subur, tempatnya tepat berada di depan stasiun Karangasem, jadi tinggal jalan aja lalu disambut bu Dewi pemilik toko, di tempat ini selain terdapat toko oleh-oleh khas Banyuwangi dan penyewaan sepeda motor juga menyediakan penginapan, harga dan fasilitasnya ane ga nanya soalnya 2 minggu sebelumnya ane udah pesen penginapan via aplikasi yang lagi hits itu





Selesai urusan sewa menyewa motor langsung jalan nyari pom bensin buat isi pertamax, bukannya apa-apa gan, antisipasi aja biar kuat nanjak kalo motor diisi pertamax, isi full tank 50 rb lalu jalan lagi menuju penginapan, sempat nyasar-nyasar disini, keenakan jalannya banyakan lurus dan kosong, maklum keseharian di Bandung jalannya sempit, macet dan crowded


Tiba di penginapan langsung check in, harga penginapan ini per malam 100 rb dengan fasilitas kamar mandi di dalam dan kipas angin
Spoiler for kamar:
cukup murah meriah dan sangat nyaman untuk sekedar istirahat

Biaya-biaya
Nasi bungkus stasiun Gubeng x 3 : Rp. 30 000
Kopi seduh x 2 : Rp. 8000
Tiket Muttim x 2 : Rp. 290 000
Sewa motor 2 hari : Rp. 150 000
Bensin Pertamax : Rp. 50 000
Penginapan 2 hari : Rp. 200 000
Nasi bungkus Banyuwangi : Rp. 20 000
Cemilan & air mineral : Rp. 20 000
Total : Rp. 768 000
Minggu, 19 Agustus 2018
Kawah ijen
Terbangun karena alarm di hp berbunyi tepat pukul 23.00, kami siap-siap untuk berangkat ke kawah Ijen, tak lupa isi perut dulu biar ada tenaga buat mendaki, makan pop mie dan ngopi kopi item, lah air panasnya dari mana? tenang gan, ane udah persiapan bawa perlengkapan kompor mini dan teko mini dari rumah jadi tinggal masak aja

Tepat tengah malam kami mulai berangkat menuju Paltuding, basecampnya Ijen jika mau mendaki ke kawah ijen, dari penginapan tinggal ikuti petunjuk arah jalan aja, gampang kok tinggal lurus aja sesuai petunjuk.
Masalah mulai datang ketika kami tiba di Kecamatan Glagah hujan turun cukup deras, terpaksa kami menepi dulu di sebuah warung tutup pinggir jalan, kami lupa membawa jas hujan dan di tempat sewa motor juga lupa tidak menanyakannya karena ane pikir gak bakalan kena hujan toh sekarang masih musim kemarau. Cukup lama menunggu hujan reda, banyak juga pemotor yang ikut berteduh disini dengan tujuan sama ke Ijen jadi agak rame walaupun suasana lingkungan sekitar cukup sepi, setelah agak reda lanjut jalan nanjak lagi. Tiba di Kecamatan Licin hujan turun kembali dengan derasnya, kami berteduh lagi di sebuah balai desa yang cukup bagus, lupa nama desanya

ane pakai cukup basah kena air hujan

Spoiler for hujan:
Tepat pukul 02.00 dini hari hujan mulai berhenti, perjalanan dilanjutkan kembali hingga sampai di sebuah gerbang di perkampungan terakhir, kami diberhentikan petugas yang ternyata itu adalah pos pemungutan retribusi masuk jalan ke Ijen, bayar retribusi 10 rb plus beli jas hujan sekali pakai 20 rb, diingetin sama petugas itu untuk berhati-hati, jangan sampai mesin motor mati karena di depan jalannya mulai nanjak terus menembus hutan sampai Paltuding dan tidak ada perkampungan warga, oke sip deh gan, lanjut jalan lagi.. wah mulai horor nih jalan





Setelah memarkirkan motor lanjut jalan ke arah pos pembelian tiket, dapet tiket seharga 20 rb dengan rincian tiket masuk per orang Rp.7500 x 2 dan parkir motor 5 rb kemudian mulailah kami mendaki menuju Kawah Ijen, kami lihat tulisan di gerbang jarak antara pos paltuding sampai ke kawah hanya 3 KM.
Trek mendaki kawah Ijen ini cukup baik dengan jalan yang lebar dan terawat, tak usah khawatir tersesat, tinggal ikuti treknya saja pasti sampai puncak, mungkin yang harus diperhatikan pendaki adalah lampu senter jika mendaki malam-malam seperti kami dan untungnya kami sudah membawanya dari rumah, tapi tenang di Paltuding ini banyak kok pedagang yang menyewakan senter, masker dan menjual syal, kupluk atau peralatan mendaki lainnya bahkan ane sempetin sewa masker ke pedagang disana dengan harga 50 rb untuk 2 masker, antisipasi bau belerang.
Bagi pendaki pemula seperti adik ane (dan juga ane sendiri

Jam sudah menunjukkan pukul 03.30, sementara puncak kawah sepertinya masih jauh, ane inginnya ngebut atau bahkan berlari mendaki demi melihat blue fire yang hanya ada 2 di dunia yaitu di Islandia dan di Ijen ini, tetapi melihat adik ane sepertinya cukup kecapean dalam mendaki dan gak tega juga masa harus ninggalin adik





Spoiler for morning:
Lanjut naik lagi menuju puncak ketemu hutan mati, foto-foto lagi gan

Spoiler for foto:
Hingga akhirnya tiba juga di puncak Ijen

Spoiler for puncak:
Arah sebaliknya dari kawah ijen nemu samudera awan gan
Spoiler for awan:
Di puncak kami buka perbekalan, sarapan roti dan susu sambil menikmati keindahan alam sekeliling, Subhanalloh keren deh gan, kalo agan-agan hobi main dan belum pernah kesini, sempatkanlah main kesini gan, dijamin ga akan kecewa

Tak terasa saking betahnya selama 2 jam lebih kami menikmati puncak Ijen, saatnya turun gunung soalnya sehabis dari sini rencananya kami akan menuju Baluran. Sambil turun tak lupa foto-foto lagi
Spoiler for turun:
Perjalanan turun kami habiskan selama kurang lebih 1 jam, cukup menguras tenaga juga karena kaki harus menahan beban badan, disarankan pake sepatu gan, gak kebayang ada orang yang pake sendal waktu itu, pastinya bikin sakit jari-jari kaki. Sampai di pos Paltuding sekitar pukul 09 pagi lebih, beli nasi bungkus lagi di pedagang berdua kena 30 rb lanjut pulang turun gunung ke arah kota, pastinya banyak turunan, di tengah jalan, motor yang ane bawa sempat mengalami rem blong, rem cakram depan ga bisa ngerem, ngeblong aja, beruntung tidak sedang ngebut jadi ane masih bisa ngerem pake rem belakang, berhenti lalu menyiramkan air ke piringan cakram biar dingin, cara ini efektif mempercepat penormalan kembali fungsi rem
Spoiler for rem blong:
setelah berhenti beberapa saat dan rem sudah baik lagi kami lanjutkan perjalanan dengan hati-hati hingga alhamdulillah sampai di penginapan dengan selamat dan sentosa

Biaya-biaya
Retribusi jalan : Rp. 10 000
Jas hujan : Rp. 20 000
Tiket Ijen : Rp. 20 000
Sewa masker : Rp. 50 000
Nasi bungkus : Rp. 30 000
Total : Rp. 130 000
Bersambung
Lanjutan ceritanya ada di disini
Jangan lupa mampir juga ke thread ane tentang solo touring ke bromo disini
Ini sepenggal video waktu pulang dari kawah Ijen

Sepenggal video di Kawah Ijen
Diubah oleh dzinnur81 15-04-2020 00:51






tata604 dan 4 lainnya memberi reputasi
5
5K
21


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan