Kementerian Keuangan mencatat utang pemerintah yang akan jatuh tempo pada 2019 mencapai Rp 409 triliun. Pemerintah mengakui angka utang tersebut cukup tinggi dari beban masa lalu.

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, Luky Alfirman, mengatakan sumber pembayaran utang tersebut dapat diperoleh melalui surat utang negara (SUN) atau surat berharga negara (SBN).

"Utang Rp 409 triliun ini bayarnya pakai SBN dan dari pinjaman," kata Luky di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (20/8).
Menurut Luky, kepercayaan investor terhadap SBN masih terbilang baik. Terbukti selama ini SBN aman dari gagal bayar (default). Hal tersebut menurut Luky membuktikan bahwa kepercayaan investor masih tinggi untuk SBN.

Selain itu, kata Luky, pembayaran utang bukanlah hal baru bagi pemerintah. Meski demikian, Luky juga memastikan pihaknya akan terlebih dulu melihat profile utang yang jatuh tempo tersebut.

“Kami selalu lihat ada profil jatuh temponya, baik dari pinjaman maupun dari SBN. Ada yang bisa kami roll over (refinancing), ada juga yang kami bayar. Jadi kiat untuk pinjaman itu nett negatif, artinya, kami menarik pinjaman itu lebih kecil dari yang kita bayar cicilan pokoknya," ujarnya.

Meski demikian Luky masih enggan merinci strategi yang akan ditempuh oleh pemerintah untuk melunasi utang tersebut. Menurut dia, strategi tersebut bakal disampaikan pada Desember mendatang.

"Nanti strateginya akan kami sampaikan bulan Desember. Semuanya, nanti berapa growth issues-nya, komposisi dari rupiah non rupiah, yang sukuk dan yang konvensional itu nanti kita lihat," ujarnya.

Hari ini, Kemenkeu juga resmi membuka masa penawaran instrumen surat utang negara (SUN) Savings Bond Ritel (SBR) seri 004 kepada investor individu secara online. Masa penawaran akan berlangsung mulai tanggal 20 Agustus-13 September 2018.

https://m.kumparan.com/@kumparanbisnis/jatuh-tempo-tahun-depan-utang-pemerintah-rp-409-t-dibayar-pakai-sun-1534747570308644085


gali lobang tutup lobang, kalo investor masi pada percaya