- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
iOS vs Android


TS
exorio
iOS vs Android
Sekarang inovasi mobile kayaknya udah mulai stagnan, semua bentuk HP (dan tablet) sama dan mirip semua.
Dulu kejar-kejaran ukuran terkecil, sekarang kejar-kejaran ukuran terbesar (khususnya bezelless).
Di dunia mobile, sekarang cuma tersisa dua kontender terbesar, iOS dan Android. BlackBerry OS, Windows Mobile apalagi Symbian udah ga kedengeran lagi.
Nah kalo punya bujet, mo ganti HP baru, mending pilih mana nih? iOS (Apple) atau Android?
Ini ane beberin perbedaan keduanya.


Salah satu argumen yang sangat santer dari kalangan pengguna Android mengatakan kalo Apple pada setiap release mobile devicenya menggunakan hardware yang ketinggalan jaman atau tidak sepowerful flagship Android.
Misalnya Apple masih menggunakan RAM 3 GB di iPhone X sedangkan Samsung S9 sudah menggunakan RAM 4GB.
Tapi spesifikasi hardware ga pernah relevan di device milik Apple, kenapa? Karena iOS sangat optimal untuk hardware yang ditujukan kepadanya, dan hanya ada 1 garis versi iPhone (dengan 3 varian saat ini, iPhone 8, 8 Plus dan X). Processor yang disasar pun hanya satu jenis, yaitu processor Ax milik Apple sendiri (sekarang A11 Bionic)
Sedangkan Android harus mengakomodir berbagai macam kombinasi dan variasi hardware, mulai dari Android low-end, flagship/high-end sampai tablet dan smart TV. Dengan variasi processor yang berbeda-beda seperti Snapdragon, Mediatek dan Tegra.
Hal inilah yang menyebabkan pengguna Apple tidak begitu peduli dengan masalah spesifikasi, hanya jenis iPhone yang mana. Sedangkan pengguna Android mempertimbangkan keseimbangan antara budget dan spesifikasi yang ditawarkan.
HP Android ane termasuk high end, tapi ada banyak app yang ga bisa jalan di HP ane.
Apple : 1
Android : 0


argumentasi moving target diatas bisa jadi kelebihan Android, karena hardware yang dibeli bisa disesuaikan budget. Ada harga ada barang lah istilahnya.
Pas jaman iPhone 5, iPhone ane jatoh, dan ganti screennya itu seharga Android mid-end. Beli second, seharga Android high end. Ane mikir keras, dan akhirnya mutusin beralih ke Android sejak kejadian ini.
Sekarang kalau mau iPhone yang masih disupport secara resmi dalam jangka panjang, agan harus rela ngerogoh kocek minimal 5+ jutaan. Dan sepertinya udah mulai berasa performanya makin berkurang (iPhone SE) kecuali agan beli second tentunya.
Buat yang latest & greatestnya iPhone, siap-siap ngerogoh kocek 10 juta keatas.
Apple : 1
Android :1


Apple Appstore menurut ane inovasi Apple yang sangat revolusional gan. Dulu sebelum ada iPhone, ga pernah ada yang namanya appstore terpusat, apalagi jaman Nokia Symbian. Yang ada nemu .sis atau .sisx tapi entah darimana . Nokia pernah attempt bikin appstore terpusat mirip Apple Appstore, tapi udah telat keduluan Apple.
Nah Android yang muncul setelah iOS juga udah keduluan start. Buat mengakomodasi hal ini, Google kayaknya lebih longgar dalam masalah kontrol di Google Play. App-app iOS juga berasa jauh lebih terpoles, karena seleksi dari Apple sangat ketat. Memang kadang Apple kecolongan, tapi secara general app di iOS jauh lebih nyaman digunakan.
Apple sempat menjalankan policy biaya bulanan untuk menjadi developer iOS, itulah kenapa cuma developer yang serius yang bisa akses Apple Appstore. Sekarang pun feenya cukup mahal, $99 untuk bisa submit app ke Apple Appstore dibandingkan $25 (one time fee) untuk bisa submit app ke Google Play.
Pengalaman pribadi waktu pindah dari iOS ke Android, app social media di Android paling rentan crash. Dulu make Path berasa banget bedanya. Ini juga disebabkan karena para developer lebih milih iOS dibandingkan Android.
Contoh belakangan, Fortnite keluar di iOS duluan.
Apple : 2
Android : 1


Root yang dinonaktifkan secara default di Android, tujuannya untuk melindungi kestabilan handset agan. Apple jauh lebih agresif lagi dalam hal ini, alasannya supaya user tidak bisa mengacak-acak handset miliknya dan agar semuanya tetap stabil. Aplikasi yang terinstall dalam iOS pun dibatasi untuk mengakses fasilitas hardware/OS internal.
Dari segi pengguna, hal ini jadi bumerang, device Apple berasa jauh lebih terbatas dibandingkan Android.
Hal yang paling simple aja, Android bisa dicolok langsung dan jadi media penyimpanan file agan. Jadi kemana-mana ga perlu bawa flash drive lagi.
iOS, harus menggunakan iTunes, suka atau tidak. Bisa aja dijailbreak sih, tapi kalo ngomongin jailbreak/root udah keluar konteks pembahasan gan. Lagipula, ane sempat coba jailbreak iPhone ane dulu. Hasilnya malah iPhone ane jadi lebih sering crash/ga stabil.
Apple : 2
Android : 2


Ga bawa charger? Gampang, pinjem temen, kemungkinan besar punya kabel microusb.
Nantinya USB type C yang bakal gantiin standard MicroUSB, dan ini mulai diadopsi di handphone-handphone flagship Android.
Ada rumor iPhone berikutnya bakal lepas lightning dan beralih ke USB Type C juga, tapi ane ragu akan hal ini.
Nah karena iPhone cuma bisa pake aksesoris iPhone juga, harga yang dibanderol juga gila-gilaan. Siap-siap bokek cuma buat beli kabel original doang. Kalopun beli dari merk third party, bagusnya pake yang MFI (Made for Iphone) certified, dan tetep aja biasanya mahal.Mau pake yang cina? Jangan salahin siapa-siapa kalo lightning port agan rusak dan iPhone agan malah jadi ga bisa dipake.
Apple : 2
Android : 3


Dulu temen ane punya iPhone, portnya rusak. Sebenernya salah dia juga sih, karena pake kabel KW murahan. Waktu dia komplain ke Apple Store, tanpa banyak basa basi, handsetnya diganti baru. Tapi ini bertahun-tahun yang lalu, jaman Steve Jobs masih ada, engga tau sekarang.
Tapi yang jelas, device Apple mahal dengan spesifikasi hardware yang lebih rendah daripada Android flagship, itu untuk dialokasikan ke after sales servicenya.
Entah apa di jaman Tim Cook masih senyaman dulu pelayanan Apple. Yang jelas toko gadget sekarang rata-rata ngikutin Genius Barnya Apple, dimana semua orang bisa hands on sama device yang ditawarkan.
Ada beberapa kasus, kayak Linus Tech Tips yang Mac Pronya direject untuk service. Kalo diliat dari kasusnya ane lebih pro ke Apple, karena kasus yang heboh ini user ngotak-ngatik hardwarenya.
Tapi jelas sejauh pengalaman ane urusan sama Sams*ng (dan merk lain) walaupun ga ngotak-ngatik hardware rata-rata langsung vonis motherboard dan biaya ganti motherboard bisa sampe 70% harga asli barangnya.
Ini tergantung merek juga sepertinya. Sayang di Indo cuma authroized reseller aja, mungkin kalo Genius Bar masuk sini, servicenya enak kali ya.
Apple : 3
Android : 3


Nah ini topik yang jadi perdebatan panjang diantara keduanya gan. Apple fanbois biasanya ngoyo kalo Apple itu sangat inovatif. Kenyataannya kalo ane bilang sih kagak. TAPI Apple itu satu-satunya perusahaan yang bisa bikin TREND. Touchscreen pas jaman Apple 2G apakah inovatif? Kagak. Capactive touchscreen itu teknologi lama, udah ada dari tahun 70an. TAPI Apple MENUNGGU sampai teknologinya bener-bener sempurna dan bisa diaplikasikan secara seamless dan sangat nyaman buat user.
Inget jaman sebelum iPhone, bentuk smartphone itu bermacam-macam variasinya. Sampai satu titik ketika iPhone 2G laku di pasaran, dan Android mulai melirik, bentuk smartphone mulai jadi monoton, dimana bagian depan handphone full layar semua.
Inovasi ini sempat diketawain sama Steve Ballmer yang bilang "siapa yang mau smartphone tanpa hardware keyboard".
Berlanjut Apple mengumumkan iPad, semua orang ketawa, tapi bisa dilihat industri PC sempat terancam gara-gara industri tablet langsung booming setelah kemunculan iPad.
Dan sekarang Android pun banyak seri tablet, bahkan bikin inovasi aneh sendiri kayak "Phablet", phone gede ukuran nanggung.
Lanjut lagi, fitur yang signifikan menurut ane itu fingerprint reader, dan bener aja, belakangan rata-rata Android minimal yang mid-end pasti udah pake fingerprint sensor. Udah kudu gan. Tapi teknologi baru? Engga lah. Netbook bapuk ane udah punya fingerprint sensor kok. Aplikasinya di smartphone sendiri udah ada di Motorola Atrix tahun 2011. Cuma, lagi-lagi, waktu itu teknologinya belum matang.
Dua "inovasi" Apple yang ga penting, ngebuang headphone jack sama notch, yang juga ditiru abis-abisan sama smartphone lain. Sampe tahap ini menurut ane inovasi smartphone udah sangat stagnan, ga ada lagi yang bisa ditambahin. Headphone jack masih masuk akal sih, karena ruang buat headphone jack bisa dipakai buat teknologi lain.
Tapi notch itu sendiri yang ga masuk akal menurut ane. Apple nambahin notch buat "karakter" iPhone X terlihat unik, tapi juga karena Apple ga bisa ngebuang sensor di depan sepenuhnya atau nutupin pake layar. Eh ini juga ditiru sama smartphone lain.



Kira-kira inovasi signifikan apa lagi yang bakal masuk ke industri smartphone diluar notch, layar 100%, dan ukuran tipis?
Dulu kejar-kejaran ukuran terkecil, sekarang kejar-kejaran ukuran terbesar (khususnya bezelless).
Di dunia mobile, sekarang cuma tersisa dua kontender terbesar, iOS dan Android. BlackBerry OS, Windows Mobile apalagi Symbian udah ga kedengeran lagi.
Nah kalo punya bujet, mo ganti HP baru, mending pilih mana nih? iOS (Apple) atau Android?
Ini ane beberin perbedaan keduanya.

Spoiler for Moving Target:
Android merupakan "moving target"

Salah satu argumen yang sangat santer dari kalangan pengguna Android mengatakan kalo Apple pada setiap release mobile devicenya menggunakan hardware yang ketinggalan jaman atau tidak sepowerful flagship Android.
Misalnya Apple masih menggunakan RAM 3 GB di iPhone X sedangkan Samsung S9 sudah menggunakan RAM 4GB.
Tapi spesifikasi hardware ga pernah relevan di device milik Apple, kenapa? Karena iOS sangat optimal untuk hardware yang ditujukan kepadanya, dan hanya ada 1 garis versi iPhone (dengan 3 varian saat ini, iPhone 8, 8 Plus dan X). Processor yang disasar pun hanya satu jenis, yaitu processor Ax milik Apple sendiri (sekarang A11 Bionic)
Sedangkan Android harus mengakomodir berbagai macam kombinasi dan variasi hardware, mulai dari Android low-end, flagship/high-end sampai tablet dan smart TV. Dengan variasi processor yang berbeda-beda seperti Snapdragon, Mediatek dan Tegra.
Hal inilah yang menyebabkan pengguna Apple tidak begitu peduli dengan masalah spesifikasi, hanya jenis iPhone yang mana. Sedangkan pengguna Android mempertimbangkan keseimbangan antara budget dan spesifikasi yang ditawarkan.
HP Android ane termasuk high end, tapi ada banyak app yang ga bisa jalan di HP ane.
Apple : 1
Android : 0

Spoiler for Harga Fantastis:
Harga iPhone terlalu fantastis

argumentasi moving target diatas bisa jadi kelebihan Android, karena hardware yang dibeli bisa disesuaikan budget. Ada harga ada barang lah istilahnya.
Pas jaman iPhone 5, iPhone ane jatoh, dan ganti screennya itu seharga Android mid-end. Beli second, seharga Android high end. Ane mikir keras, dan akhirnya mutusin beralih ke Android sejak kejadian ini.
Sekarang kalau mau iPhone yang masih disupport secara resmi dalam jangka panjang, agan harus rela ngerogoh kocek minimal 5+ jutaan. Dan sepertinya udah mulai berasa performanya makin berkurang (iPhone SE) kecuali agan beli second tentunya.
Buat yang latest & greatestnya iPhone, siap-siap ngerogoh kocek 10 juta keatas.
Apple : 1
Android :1

Spoiler for Appstore:
Apple Appstore jauh lebih matang dan terkontrol dibandingkan Google Play

Apple Appstore menurut ane inovasi Apple yang sangat revolusional gan. Dulu sebelum ada iPhone, ga pernah ada yang namanya appstore terpusat, apalagi jaman Nokia Symbian. Yang ada nemu .sis atau .sisx tapi entah darimana . Nokia pernah attempt bikin appstore terpusat mirip Apple Appstore, tapi udah telat keduluan Apple.
Nah Android yang muncul setelah iOS juga udah keduluan start. Buat mengakomodasi hal ini, Google kayaknya lebih longgar dalam masalah kontrol di Google Play. App-app iOS juga berasa jauh lebih terpoles, karena seleksi dari Apple sangat ketat. Memang kadang Apple kecolongan, tapi secara general app di iOS jauh lebih nyaman digunakan.
Apple sempat menjalankan policy biaya bulanan untuk menjadi developer iOS, itulah kenapa cuma developer yang serius yang bisa akses Apple Appstore. Sekarang pun feenya cukup mahal, $99 untuk bisa submit app ke Apple Appstore dibandingkan $25 (one time fee) untuk bisa submit app ke Google Play.
Pengalaman pribadi waktu pindah dari iOS ke Android, app social media di Android paling rentan crash. Dulu make Path berasa banget bedanya. Ini juga disebabkan karena para developer lebih milih iOS dibandingkan Android.
Contoh belakangan, Fortnite keluar di iOS duluan.
Apple : 2
Android : 1

Spoiler for Restrictive:
Device Apple jauh lebih restrictive/tertutup

Root yang dinonaktifkan secara default di Android, tujuannya untuk melindungi kestabilan handset agan. Apple jauh lebih agresif lagi dalam hal ini, alasannya supaya user tidak bisa mengacak-acak handset miliknya dan agar semuanya tetap stabil. Aplikasi yang terinstall dalam iOS pun dibatasi untuk mengakses fasilitas hardware/OS internal.
Dari segi pengguna, hal ini jadi bumerang, device Apple berasa jauh lebih terbatas dibandingkan Android.
Hal yang paling simple aja, Android bisa dicolok langsung dan jadi media penyimpanan file agan. Jadi kemana-mana ga perlu bawa flash drive lagi.
iOS, harus menggunakan iTunes, suka atau tidak. Bisa aja dijailbreak sih, tapi kalo ngomongin jailbreak/root udah keluar konteks pembahasan gan. Lagipula, ane sempat coba jailbreak iPhone ane dulu. Hasilnya malah iPhone ane jadi lebih sering crash/ga stabil.
Apple : 2
Android : 2

Spoiler for Aksesoris:
Aksesoris Apple juga tertutup

Ga bawa charger? Gampang, pinjem temen, kemungkinan besar punya kabel microusb.
Nantinya USB type C yang bakal gantiin standard MicroUSB, dan ini mulai diadopsi di handphone-handphone flagship Android.
Ada rumor iPhone berikutnya bakal lepas lightning dan beralih ke USB Type C juga, tapi ane ragu akan hal ini.
Nah karena iPhone cuma bisa pake aksesoris iPhone juga, harga yang dibanderol juga gila-gilaan. Siap-siap bokek cuma buat beli kabel original doang. Kalopun beli dari merk third party, bagusnya pake yang MFI (Made for Iphone) certified, dan tetep aja biasanya mahal.Mau pake yang cina? Jangan salahin siapa-siapa kalo lightning port agan rusak dan iPhone agan malah jadi ga bisa dipake.
Apple : 2
Android : 3

Spoiler for After Sales Service:
Pelayanan Apple jauh lebih OK

Dulu temen ane punya iPhone, portnya rusak. Sebenernya salah dia juga sih, karena pake kabel KW murahan. Waktu dia komplain ke Apple Store, tanpa banyak basa basi, handsetnya diganti baru. Tapi ini bertahun-tahun yang lalu, jaman Steve Jobs masih ada, engga tau sekarang.
Tapi yang jelas, device Apple mahal dengan spesifikasi hardware yang lebih rendah daripada Android flagship, itu untuk dialokasikan ke after sales servicenya.
Entah apa di jaman Tim Cook masih senyaman dulu pelayanan Apple. Yang jelas toko gadget sekarang rata-rata ngikutin Genius Barnya Apple, dimana semua orang bisa hands on sama device yang ditawarkan.
Ada beberapa kasus, kayak Linus Tech Tips yang Mac Pronya direject untuk service. Kalo diliat dari kasusnya ane lebih pro ke Apple, karena kasus yang heboh ini user ngotak-ngatik hardwarenya.

Tapi jelas sejauh pengalaman ane urusan sama Sams*ng (dan merk lain) walaupun ga ngotak-ngatik hardware rata-rata langsung vonis motherboard dan biaya ganti motherboard bisa sampe 70% harga asli barangnya.
Ini tergantung merek juga sepertinya. Sayang di Indo cuma authroized reseller aja, mungkin kalo Genius Bar masuk sini, servicenya enak kali ya.
Apple : 3
Android : 3

Spoiler for Inovasi:
Inovasi

Nah ini topik yang jadi perdebatan panjang diantara keduanya gan. Apple fanbois biasanya ngoyo kalo Apple itu sangat inovatif. Kenyataannya kalo ane bilang sih kagak. TAPI Apple itu satu-satunya perusahaan yang bisa bikin TREND. Touchscreen pas jaman Apple 2G apakah inovatif? Kagak. Capactive touchscreen itu teknologi lama, udah ada dari tahun 70an. TAPI Apple MENUNGGU sampai teknologinya bener-bener sempurna dan bisa diaplikasikan secara seamless dan sangat nyaman buat user.
Inget jaman sebelum iPhone, bentuk smartphone itu bermacam-macam variasinya. Sampai satu titik ketika iPhone 2G laku di pasaran, dan Android mulai melirik, bentuk smartphone mulai jadi monoton, dimana bagian depan handphone full layar semua.
Inovasi ini sempat diketawain sama Steve Ballmer yang bilang "siapa yang mau smartphone tanpa hardware keyboard".

Berlanjut Apple mengumumkan iPad, semua orang ketawa, tapi bisa dilihat industri PC sempat terancam gara-gara industri tablet langsung booming setelah kemunculan iPad.
Dan sekarang Android pun banyak seri tablet, bahkan bikin inovasi aneh sendiri kayak "Phablet", phone gede ukuran nanggung.
Lanjut lagi, fitur yang signifikan menurut ane itu fingerprint reader, dan bener aja, belakangan rata-rata Android minimal yang mid-end pasti udah pake fingerprint sensor. Udah kudu gan. Tapi teknologi baru? Engga lah. Netbook bapuk ane udah punya fingerprint sensor kok. Aplikasinya di smartphone sendiri udah ada di Motorola Atrix tahun 2011. Cuma, lagi-lagi, waktu itu teknologinya belum matang.
Dua "inovasi" Apple yang ga penting, ngebuang headphone jack sama notch, yang juga ditiru abis-abisan sama smartphone lain. Sampe tahap ini menurut ane inovasi smartphone udah sangat stagnan, ga ada lagi yang bisa ditambahin. Headphone jack masih masuk akal sih, karena ruang buat headphone jack bisa dipakai buat teknologi lain.
Tapi notch itu sendiri yang ga masuk akal menurut ane. Apple nambahin notch buat "karakter" iPhone X terlihat unik, tapi juga karena Apple ga bisa ngebuang sensor di depan sepenuhnya atau nutupin pake layar. Eh ini juga ditiru sama smartphone lain.

Dari kubu Android sendiri, mencoba berbagai inovasi yang aneh. Kalo yang baru-baru ini, 100% screen, kamera depan disembunyikan. Vivo Nex dan Oppo Find X. Ane ga pernah suka HP dengan moving parts kayak begini.

Inovasi Android sendiri sampai sejauh ini emang macem-macem gan. Yang ane suka sih proyektor built in. Tapi rata-rata inovasi yang diaplikasikan sama produsen Android jarang ada yang took-off, lalu dilupakan jaman. Ketika teknologinya udah matang, biasanya Apple adopsi dan moles inovasi tersebut dan membuatnya jadi mainstream.
Sekarang juga pada berlomba-lomba di dua hal : ukuran tebal dan ukuran layar. Ane sampe kzl dibuatnya. Menurut ane sendiri gapapa bulky asal bisa tahan berhari-hari lebih enak makenya. Bezel juga ga terlalu ganggu sebenernya.
Anyway overall, tanpa Android, Apple mungkin ga akan bisa berinovasi juga. Ane kasih seri deh.
Apple : 4
Android : 4
Sekarang juga pada berlomba-lomba di dua hal : ukuran tebal dan ukuran layar. Ane sampe kzl dibuatnya. Menurut ane sendiri gapapa bulky asal bisa tahan berhari-hari lebih enak makenya. Bezel juga ga terlalu ganggu sebenernya.
Anyway overall, tanpa Android, Apple mungkin ga akan bisa berinovasi juga. Ane kasih seri deh.
Apple : 4
Android : 4

Nahhh agan sendiri pake Android atau iOS gan? Sebutin alasannya di komen.
Apalagi hal-hal lain yang bisa diangkat selain poin-poin diatas, dan siapa yang menang?
Kira-kira inovasi signifikan apa lagi yang bakal masuk ke industri smartphone diluar notch, layar 100%, dan ukuran tipis?
Diubah oleh exorio 04-09-2018 11:50


anasabila memberi reputasi
4
24K
Kutip
214
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan