TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Calon gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menyampaikan pidato politik di depan pendukungnya saat merayakan kemenangan pada Pilgub Jabar 2018, di Hotel Papandayan, Jalan Gatot Subroto, Kota Bandung, Rabu (27/6/2018).

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Tahapan Pilpres 2019 sudah dimulai.
Dua pasang kandidat Presiden Indonesia dan wakilnya, sudah mendaftar ke KPU.
Dua pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden itu adalah pasangan Jokwi-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Jauh sebelum kedua calon presiden itu mendeklarasikan diri dan mendaftar ke KPU, masyarakat sudah menduga bahwa Pilpres 2019 akan mempertemukan dua kandidat calon presiden 2014, Jokowi dan Prabowo.

Sejak pertaruan 2014 bermunculan istilah-istilah nyinyir untuk mengejek kelompok yang pro Jokowi atau sebaliknya yang pro Prabowo.
Setelah Jokowi-Prabowo Subianto benar-benar maju di Pilpres 2019, nyinyiran keduanya makin santer di media sosial.
• Prabowo Subianto-Sandiaga Uno Belum Punya Istilah yang Cocok, PADI atau PAS?

Saking banyaknya kata-kata makian itu, hingga ada yang mengistilahkan sebagai ''Kamus Nyinyir.''

Gubernur terpilih Jawa Barat Ridwan Kamil, melalui akun twitternya, sepertinya hendak mengingatkan kepada semua orang untuk menghentikan kata makian dan nyinyir dalam kehidupan berbangsa, termasuk dalam menghadapi Pilpres 2019.
Cuitan Ridwan Kamil juga dikaitkan dengan peringatan HUT Kemerdekaan RI yang baru saja dilakukan Jumat, 17 Agustus 2018.

"Dlm politik pilihan, Selalu ada alasan utk menyukai & alasan utk selalu tdk menyukai. Tapi jgn gunakan kata makian apalagi kata2 hewan, spt kecebong vs kampret. Skg ditiru ol anak2 kita di medsos. Kita seharusnya merdeka dr hal2 tsb. Bangsa kita punya adab. Termuat di sila ke-2," ujar Ridwan Kamil melalui akun Twitternya yang sudah terverifikasi, Sabtu (18/8/2018).

http://jabar.tribunnews.com/2018/08/18/anak-anak-banyak-pakai-kata-nyinyir-kecebong-vs-kampret-ridwan-kamil-kita-punya-adab


nastak anjenk mana punua adab?