wolfvenom88Avatar border
TS
wolfvenom88
Capres Adu Kuat, Ekonomi Mandeg
Jakarta, HanTer - Pengamat politik dari Institute for Strategic and Development Studies (ISDS) M Aminuddin mengatakan, saat ini capres dan cawapres yang akan berlaga dalam Pilpres 2019 mendatang memang saling adu kuat untuk menjadi nomor satu. Namun meski saling adu kuat, di antara mereka tidak ada strategi yang dilakukan agar ekonomi tidak terpuruk. Padahal saat ini nilai rupiah terhadap dolar semakin anjlok.

"Terpuruknya nilai rupiah terhadap dolar ini membuat harga-harga kebutuhan rakyat makin meroket. Mulai dari telur, ayam sampai air mineral dan komponen elektronik seperti kabel," ujar Aminudin kepada Harian Terbit, Jumat (17/8/2018).

Lampu Merah

Sebelumnya, begawan ekonomi Rizal Ramli menyebut kondisi ekonomi Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan. Bahkan, katanya, ekonomi Indonesia sudah sampai pada taraf ‘lampu setengah merah’.

Rizal pun memaparkan beberapa indikator yang mendukung hipotesanya itu, seperti neraca perdagangan yang selalu defisit misalnya. Pada Mei 2018, Rizal mencontohkan, kembali terjadi defisit dalam neraca perdagangan hingga 1,52 miliar dolar AS.

“Lalu, transaksi berjalan ini juga yang bahaya. Hari ini minus US$ 5,5 miliar,” ujarnya dalam diskusi bertajuk ‘Dialog Sekber Indonesia, Rupiah Rontok, Harga Meroket, Arahnya ke Mana?’ di Jakarta, Rabu (11/7) malam.

Ditambah dengan kekhawatiran, kondisi ini disebut Rizal harus disikapi pemerintah dengan kecermatan dan kehati-hatian.

“Karena adanya kekhawatiran, sekarang ekonomi sudah lampu setengah merah. Kalau tidak hati-hati ini bisa jadi krisis kembali. Jangan sampai kita jatuh ke lubang yang sama,” tambah pria yang kerap disapa RR ini.

Selain itu, indikator lain yang diperhatikan RR adalah semakin anjloknya nilai tukar rupiah dan daya beli masyarakat yang tak kunjung membaik.

Ia menilai bahwa kondisi itu telah terpantau oleh investor asing. Akibatnya, banyak investor yang kemudian menarik dananya dari pasar modal karena tidak ada kepastian di Indonesia.

Sementara itu Dr. Enny Sri Hartati Direktur INDEF (Institute for Development of Economics and Finance) mengemukakan sekarang ini kecenderungan/trend ekonomi global membaik, tetapi ekonomi Indonesia terutama di era Pemerintahan Jokowi (2015-2019) relatif stagnan (mandek).

Menurutnya, deindustrialisasi semakin dalam. Gejala deindustrialisasi semakin terasa menandakan kebijakan industri jangka panjang tidak hadir menyelesaikannya. Meskipun dinilai masih besar, namun trend kontribusi industri terhadap PDB semakin kecil. Pada triwulan I-2000 sebesar 23,03 %, pada triwulan II-2018 tinggal 19,83 %.

“Perdagangan neningkat, industri sekarat. Dari lima industri prioritas pemerintah, industri tekstil dan pakaian jadi mengalami trend kenaikan, sisanya cenderung stagnan, tumbuh melambat dan menurun. Industri farmasi dan elektronik mengalami penurunan yang dalam. Ketergantungan dua industri ini terhadap impor masih tinggi sehingga depresiasi rupiah mampu menekan pertumbuhan terhadap PDB,” ujarnya.

(Safari)


http://www.harianterbit.com/m/nasional/read/2018/08/18/101257/0/25/Capres-Adu-Kuat-Ekonomi-Mandeg

mandeg pala loe emoticon-Bata (S)

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20180816150755-32-322797/gerindra-anggap-jokowi-tak-tahu-malu-banggakan-perekonomian
0
565
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan