- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Yusril Minta Dana Rp1 Triliun dari Sandiaga untuk PKS & PAN Diusut


TS
mat_indon
Yusril Minta Dana Rp1 Triliun dari Sandiaga untuk PKS & PAN Diusut
SUMBER
Yusril Minta Dana Rp1 Triliun dari Sandiaga untuk PKS & PAN Diusut
Arie Dwi Satrio, Jurnalis · Senin 13 Agustus 2018 13:45 WIB


Yusril Ihza Mahendra (Foto: Arie Dwi Satrio/Okezone)
JAKARTA – Pakar hukum tata negara, Yusril Ihza Mahendra, meminta aparat penegak hukum mengusut indikasi penyimpangan yang dilakukan oleh Sandiaga Uno terkait uang Rp1 triliun untuk Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Hal itu, kata Yusril, untuk membuktikan apakah ada unsur penyimpangan di dalam uang itu. Sebagaimana, uang Rp1 triliun dari Sandiaga untuk PAN dan PKS, masing-masing Rp500 juta itu dibeberkan Wasekjen Partai Demokrat, Andi Arief.
"Oleh karena apa yang dikatakan saudara Andi Arief itu diakui Pak Sandiaga Uno bahwa uang itu memang ada, tapi tidak dalam bentuk mahar, tapi untuk dana kampanye katanya begitu," kata Yusril di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Senin (13/8/2018).
Menurut Yusril, uang milik Sandiaga Rp1 triliun tersebut dapat menjadi permasalahan hukum. Sebab, apabila ketika diusut ditemui penyimpangan aliran uang tersebut maka sudah tentu jadi permasalahan hukum. Oleh karena itu, Yusril minta aparat penegak hukum untuk mengusut uang tersebut.
"Kalau ada dana kampanye, itu diberikan kepada siapa, jumlahnya berapa. Karena ini sudah menjadi masalah hukum, saya kira lebih objektif kalau aparat penegak hukum melakukan kajian terhadap masalah ini ya. Melakukan penyelidikan lebih dulu apakah cukup ini sebuah tindak pidana atau tidak," terangnya.
Diketahui sebelumnya, Wasekjen Demokrat, Andi Arief menyebut Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto jenderal kardus. Hal itu diungkapkan Andi Arief setelah Prabowo memilih Sandiaga Uno sebagai cawapres.
Sandiaga Uno, kata Andi Arief, telah membayar Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Amanat Nasional sebesar Rp500 miliar agar sepakat untuk memilih Sandi sebagai cawapres Prabowo. Andi Arief geram karena hal itu tidak sejalan dengan kesepakatan sebelumnya.
"Diluar dugaan kami ternyata Prabowo mementingkan uang ketimbang jalan perjuangan yang benar. Sandi Uno yang sanggup membayar PAN dan PKS masing-masing Rp500 Miliar, menjadi pilihannya untuk cawapres," kata Andi Arief.
++++++++++++++++++++++
Yusril Ihza Mahendra Minta Polisi Usut Sandiaga Uno
Reza Gunadha | Nikolaus Tolen
Senin, 13 Agustus 2018 | 20:55 WIB
Suara.com - Ketua Umum Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra meminta aparat penegak hukum untuk mengkaji pemberian uang senilai masing-masing Rp 500 miliar oleh Sandiaga Uno kepada dua partai, yang diduga sebagai mahar politik.
Uang itu diduga diberikan kepada PAN dan PKS, agar kedua partai tersebut menyetujui Sandiaga Uno menjadi bakal calon wakil presiden pendamping Prabowo Subianto.
Yusril mengatakan, pemberian uang yang diungkap Wakil Sekretaris Jenderal Demokrat Andi Arief tersebut sudah diakui oleh Sandiaga sendiri. Namun, Sandiaga menyebut uang itu untuk dana kampanye.
"Nah ini kan jadi persoalan hukum, kalau dana kampanye itu diberikan kepada siapa, jumlahnya berapa. Karena ini sudah menjadi masalah hukum, saya kira lebih obyektif kalau aparat penegak hukum melakukan kajian terhadap masalah ini ya, melakukan penyelidikan lebih dulu, apakah ini sebuah tindak pidana atau tidak," katanya di Pengadilan Tipikor, Jalan Bungur Besar, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (13/8/2018).
Yusril mengatakan, pemberian uang Sandiaga ke PKS dan PAN tersebut sudah masuk dalam masalah hukum.
Dia juga mendukung pernyataan Tokoh senior Demokrat Amir Syamsuddin yang menilai pemberian uang tersebut bukan hanya rumor.
"Pak Amir sama dengan saya, bekas menteri kehakiman, melihat ini sudah menjadi persoalan hukum bukan sekadar persoalan rumor politik," tandasnya.
++++++++++++++++++++++++
Menurut bang Yusril, ranahnya bukan politik saja, sudah masuk persoalan hukum.
Sudah sepatutnya diusut.
Yusril Minta Dana Rp1 Triliun dari Sandiaga untuk PKS & PAN Diusut
Arie Dwi Satrio, Jurnalis · Senin 13 Agustus 2018 13:45 WIB


Yusril Ihza Mahendra (Foto: Arie Dwi Satrio/Okezone)
JAKARTA – Pakar hukum tata negara, Yusril Ihza Mahendra, meminta aparat penegak hukum mengusut indikasi penyimpangan yang dilakukan oleh Sandiaga Uno terkait uang Rp1 triliun untuk Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Hal itu, kata Yusril, untuk membuktikan apakah ada unsur penyimpangan di dalam uang itu. Sebagaimana, uang Rp1 triliun dari Sandiaga untuk PAN dan PKS, masing-masing Rp500 juta itu dibeberkan Wasekjen Partai Demokrat, Andi Arief.
"Oleh karena apa yang dikatakan saudara Andi Arief itu diakui Pak Sandiaga Uno bahwa uang itu memang ada, tapi tidak dalam bentuk mahar, tapi untuk dana kampanye katanya begitu," kata Yusril di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Senin (13/8/2018).
Menurut Yusril, uang milik Sandiaga Rp1 triliun tersebut dapat menjadi permasalahan hukum. Sebab, apabila ketika diusut ditemui penyimpangan aliran uang tersebut maka sudah tentu jadi permasalahan hukum. Oleh karena itu, Yusril minta aparat penegak hukum untuk mengusut uang tersebut.
"Kalau ada dana kampanye, itu diberikan kepada siapa, jumlahnya berapa. Karena ini sudah menjadi masalah hukum, saya kira lebih objektif kalau aparat penegak hukum melakukan kajian terhadap masalah ini ya. Melakukan penyelidikan lebih dulu apakah cukup ini sebuah tindak pidana atau tidak," terangnya.
Diketahui sebelumnya, Wasekjen Demokrat, Andi Arief menyebut Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto jenderal kardus. Hal itu diungkapkan Andi Arief setelah Prabowo memilih Sandiaga Uno sebagai cawapres.
Sandiaga Uno, kata Andi Arief, telah membayar Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Amanat Nasional sebesar Rp500 miliar agar sepakat untuk memilih Sandi sebagai cawapres Prabowo. Andi Arief geram karena hal itu tidak sejalan dengan kesepakatan sebelumnya.
"Diluar dugaan kami ternyata Prabowo mementingkan uang ketimbang jalan perjuangan yang benar. Sandi Uno yang sanggup membayar PAN dan PKS masing-masing Rp500 Miliar, menjadi pilihannya untuk cawapres," kata Andi Arief.
++++++++++++++++++++++
Yusril Ihza Mahendra Minta Polisi Usut Sandiaga Uno
Reza Gunadha | Nikolaus Tolen
Senin, 13 Agustus 2018 | 20:55 WIB
Suara.com - Ketua Umum Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra meminta aparat penegak hukum untuk mengkaji pemberian uang senilai masing-masing Rp 500 miliar oleh Sandiaga Uno kepada dua partai, yang diduga sebagai mahar politik.
Uang itu diduga diberikan kepada PAN dan PKS, agar kedua partai tersebut menyetujui Sandiaga Uno menjadi bakal calon wakil presiden pendamping Prabowo Subianto.
Yusril mengatakan, pemberian uang yang diungkap Wakil Sekretaris Jenderal Demokrat Andi Arief tersebut sudah diakui oleh Sandiaga sendiri. Namun, Sandiaga menyebut uang itu untuk dana kampanye.
"Nah ini kan jadi persoalan hukum, kalau dana kampanye itu diberikan kepada siapa, jumlahnya berapa. Karena ini sudah menjadi masalah hukum, saya kira lebih obyektif kalau aparat penegak hukum melakukan kajian terhadap masalah ini ya, melakukan penyelidikan lebih dulu, apakah ini sebuah tindak pidana atau tidak," katanya di Pengadilan Tipikor, Jalan Bungur Besar, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (13/8/2018).
Yusril mengatakan, pemberian uang Sandiaga ke PKS dan PAN tersebut sudah masuk dalam masalah hukum.
Dia juga mendukung pernyataan Tokoh senior Demokrat Amir Syamsuddin yang menilai pemberian uang tersebut bukan hanya rumor.
"Pak Amir sama dengan saya, bekas menteri kehakiman, melihat ini sudah menjadi persoalan hukum bukan sekadar persoalan rumor politik," tandasnya.
++++++++++++++++++++++++
Menurut bang Yusril, ranahnya bukan politik saja, sudah masuk persoalan hukum.
Sudah sepatutnya diusut.
0
1.7K
18


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan