nanitrianiAvatar border
TS
nanitriani
Kesalahan Terindah yang Paling Menyenangkan untuk Dilakukan
                Hidup itu bukan hanya tentang ruh yang mendiami jasad. Namun, banyak sekali hal yang tertanam di dalamnya. Orang yang normal akan mendambakan kehidupan yang baik. Namun, apakah mungkin hidup itu selalu tentang kebaikan? Tentunya tidak mungkin. Perilaku manusia pasti tidak selalu baik, pasti ada kalanya melakukan kesalahan. Nah, kesalahan itu sangat wajar. Tidak ada manusia biasa yang tidak pernah salah. Akan tetapi, jika kesalahan itu terlalu sering dilakukan sehingga menjadi sifat yang melekat pada diri, itu adalah mutlak kesalahan besar. Kesalahan itu sangat mudah dilakukan, sedangkan kebaikan sangat sukar, bukankah begitu? 


                Langsung saja, inilah 5 kesalahan terindah yang paling menyenangkan untuk dilakukan.

1. Bermalas-Malasan

                Sebelumnya, siapa sih yang tidak suka santai? Pasti semuanya suka. Dan sesekali “santai” di sela-sela waktu sibukmu itu wajib loh, agar tidak merasa frustasi sama kerjaan di kantor, tugas di kampus, di sekolah, dan sebagainya. Namun, lain ceritanya jika kamu santai terlalu lama, itu malas namanya. Kamu selalu menunda pekerjaan, kesiangan ke kantor, ke sekolah, dan telat bangun, itu sifat malas yang harus dimusnahkan. Kenapa? Waktu itu sangat berharga. Tidak mungkin satu detik pun terulang kembali. Jika kamu membuang waktumu hanya untuk tidur, main game, dan pergi bermain  saja, mana waktu kondusifmu? Jangan sampai berdalih: “Ah banyak kok yang sukses tapi kerjaannya duduk-duduk santai di rumah.” Nah, hanya ada dua kemungkinan. Pertama, meskipun duduk saja, otak mereka terus berpikir untuk sukses, menciptakan karya dengan hanya duduk di rumah, menulis buku misalnya. Kedua, mungkin mereka berasal dari keluarga yang memiliki harta yang dapat diwariskan sampai 7 turunan. Namun, harta tentunya akan habis. Intinya, orang yang sukses tidak tercipta dari kemalasan.

2. Berbohong

                Pasti banyak orang yang menghalalkan segala jenis berbohong, khususnya untuk menutupi kesalahan. Namun, ada juga orang yang selalu berkiblat pada kalimat “berbohong demi kebaikan”. Ya, berbohong demi kebaikan, salah tidak sih? Logika saja ya, kenapa kebaikan harus tercipta dari kebohongan? Misal, kamu memecahkan kaca jendela rumah kamu saat bermain bola, karena demi kebaikan, kamu berbohong pada ibumu bahwa pecahnya kaca jendela karena bola yang terjatuh dari langit. Nah, itu sih namanya tidak bertanggung jawab ya. Dapat dipastikan dari satu kebohongan akan tercipta kebohongan lain. Kecuali kamu berbohong untuk menghargai orang lain. Contoh, ketika menilai masakan yang tidak enak, kamu tidak seharusnya langsung menghina masakan tersebut dengan ucapan “tidak enak” dan nada yang merendahkan, bisa loh diperhalus dengan kalimat: “Enak, tapi lebih sering masak lagi ya, biar lebih enak.”
Berbohong itu memang hal yang paling menyenangkan untuk dilakukan, dan jujur lebih sulit dilakukan tapi memiliki hasil yang lebih baik.

3. Menyalahkan Orang Lain

                Ketika kamu takut, ketika kamu kesal, ketika kamu frustasi, ketika kamu marah, hal yang paling enak dilakukan adalah menyalahkan orang lain. Dua contoh sederhana dalam kehidupan sehari-hari, pertama, kakak dan adik kamu masuk ke kamarmu, kakakmu tidak sengaja memecahkan kaca jam tangan milikmu. Nah, kamu sangat marah bahkan murka karena hal itu. Tapi, kamu tidak berani memarahinya karena dia lebih tua dari kamu. Dalam situasi ini, hal yang paling enak untuk dilakukan adalah menyalahkan adikmu karena tidak memberi tahu si kakak bahwa di tempat itu ada jam tangan, atau menyalahkan karena tidak menjauhkan jam tangan dari si kakak. Kamu luapkan amarahmu pada orang yang menurutmu lemah, padahal dia tidak bersalah. Pada hal ini, yang lemah bukan adikmu, tetapi kamu. Contoh kedua, ketika kamu bangun kesiangan dan telat ke sekolah lantas kamu dihukum, hal yang paling enak disalahkan adalah orang yang tidak membangunkanmu. Apakah kamu tidak salah? Peran orang di sekitarmu hanya peran pembantu, kamu yang menjadi peran utama. Mengapa harus menyalahkan orang lain?
                Nah, dari dua contoh di atas terdapat perbedaan, dari contoh yang pertama, orang yang lebih kuat dari kamu melakukan kesalahan, karena kamu takut, maka kamu memarahi orang yang menurutmu lemah dengan alasan yang mustahil dibenarkan. Contoh kedua, kamu yang salah namun mencari pembelaan, dengan cara menempatkan orang lain sebagai sumber masalah. Keduanya berbeda sumber, namun tetap sama istilah, “menyalahkan”.

4. bergantung Kepada Orang Lain

                Jika kamu bergantung kepada orang lain, maka definisi dari diri kamu adalah “lemah”. Contoh, kamu merasa tidak tenar di kampus, maka kamu bergabung dengan orang yang tenar agar kamu ikut tenar. Satu pertanyaan, apa manfaatnya? Kedua, kamu lupa mengerjakan PR, kamu menyontek sama teman kamu bahkan sama orang yang tidak terlalu akrab denganmu. Pertanyaan lagi, apa manfaatnya? Jika kamu hanya “take” tanpa “give”, apa bedanya kamu sama benalu? Carilah peran kamu di dunia ini, jangan hanya mengikuti alur hidup orang lain, bahkan kamu rela sebagai peran pembantu di kehidupan mereka. Memang sangat mudah bergantung kepada orang lain, kamu hanya perlu minta tolong dalam segala hal. Itu saja, memalukan bukan?

5. Berperilaku Nakal

                Biasanya kelakuan nakal itu dilakukan ketika masih muda. Meskipun, tak jarang juga yang tua masih tetap nakal. Dan nakal itu sangat menyenangkan, hidup bebas dan mendobrak aturan. "Lakukan hal-hal yang nakal selama masih muda, kalau sudah tua itu susah, harus menafkahi keluarga." Ya, selalu ada orang yang seperti itu. Mengatasnamakan masa muda untuk melakukan hal-hal di luar batas. Alasannya? “Masa muda itu hanya sekali, hidup itu sekali, masa gitu-gitu aja sih.” Oke, sekarang begini. Sangat benar bahwa masa muda itu hanya sekali, begitupun hidup, hanya sekali pula. Namun, yang harus diingat dan dijadikan pedoman itu  bukan hanya sekadar hidup di masa muda. Namun, masa tua juga dan tentunya kematian. Pertama, masa tua, kita akan menuai hasil dari apa yang kita lakukan di masa muda. Jika kita berlaku brutal di masa muda, hasilnya akan ditelan saat tua. Dan kedua, kematian, bukan hanya hidup dan masa muda saja yang satu kali, kematian pun demikian. Dan yang perlu diketahui, kematian tidak pernah menunggu kamu menua. Bisa saja kematian menjemput saat muda. Misal, saat keluyuran malam tiba-tiba meninggal. Bisa saja, kan? Lantas, apa yang membuat akhiratmu terjamin jika seperti itu? 

             

Sumber:
Opini Pribadi

Sumber Gambar:
Google Images
2
8.3K
77
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan