Akhirnya pilihan pak de sebagai cawapres jatuh kepada politisi Islam di Indonesia, sosok itu adalah KH. Ma'ruf Amin. Memang di detik terakhir sosok ini yang ideal untuk mendampingi Jokowi walau umurnya sudah tak muda lagi namun sebagai ketua Majelis Ulama Indonesia, sudah banyak track recordnya untuk NKRI hingga di daulat saat ini cawapres mendampingi Jokowi.



Sulitnya Jokowi mencari cawapres Ideal memang terasa ketika kubu oposisi mendapatkan itjma ulama untuk mengangkat sosok ulama untuk bersanding dengan Prabowo, alih-alih sukses ulama terkenal Abdul Somad pun tak ingin bertarung dalam kompetisi, bahkan Assegaf pun tak dapat tempat di hati. Hingga koalisi Demokrat dan Gerindra pun sempat goyah karena ucapan Jendal Kardus dan Jendral Baper, untuk itu dengan strategi nasionalis dan agamis tanpa komunis seperti jaman Bung Karno kembali didirikan, sosok agamis memang harus dipilih untuk meredam elite politik yang suka memfitnah tanpa bukti dan melempar hoax untuk menjilat kelompok tertentu, tak perduli hancurnya keutuhan negeri karena mereka ini adalah benalu yang mengeruk keuntungan dari sebuah kompetisi.

Ketika sosok agamis berada di kubu petahana, mungkin saja kubu oposisi semakin pusing tujuh keliling langkah cerdas koalisi Indonesia Kerja memilih cawapres benar-benar tak diduga dan disangka, walau ini bukan pilihan yang terbaik tapi semua komposisi ini dirasa akan membungkam suara sumbang yang dahulu pernah menyerang personal dari Jokowi.



Inilah langkah yang dimainkan dalam merebut posisi, hingga kubu oposisi pun diam seribu bahasa bila menantang lawan yang kuat dari kaum agamis, walau Prabowo akhirnya memilih Sandiaga Uno karena di detik akhir namanya sempat mencuat bisa saja hal ini membuat Prabowo kalah sebelum berperang maklum saja wakil gubernur dengan recordnya yang selalu membuat orang tertawa memang dirasa kurang kecuali dananya yang memang punya uang banyak. Sedangkan AHY tidak disetujui oleh koalisi partai lainnya, apakah dengan hadirnya Ma'ruf Amin menjadi cawapres membuat banyak orang tercenggang semua bisa saja terjadi yang jelas gerbong koalisi Prabowo sepakat tanpa Demokrat, dengan kekuatan Jokowi saat ini nampaknya 2 periode sudah di depan mata dimana sosok ulama bisa naik menjadi pemimpin negeri ini, bahkan bila melihat sepak terjang Ketua MUI saat ini mempunyai hubungan dekat juga dengan warga NU dan juga Muhammadiyah dan juga pernah menjadi penasihat SBY, kemudian ia bisa mengayomi masyarakat dengan keinginan sosok agamis hadir menjadi salah satu pemimpin di negeri ini karena keberaniannya merestui aksi 212 hingga sang cagub DKI terdahulu masuk bui hingga saat ini.



Nampaknya pilpres 2019 hanya untuk melihat Jokowi menang kembali kalau tidak ada kompetitor yang setara dengan langkah ulama yang saat ini menjadi pendamping Jokowi. Hari ini kita serupuutt kopi sambil tertawa geli melihat kubu oposisi telah mendeklarasikan Prabowo dan Sandiaga Uno yang bakal menantang Pak De di pilpres 2019, cukup menarik melihat taktik politik saat ini monggo serupuutt dolo sambil senyum - senyum penuh arti.



c4punk@2018

Referensi tulisan

https://nasional.kompas.com/read/201...awapres-jokowi