- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Ada GPN, 2 Perusahaan AS Ini Berpotensi Kehilangan Rp 5,7 Triliun


TS
segoroagungindo
Ada GPN, 2 Perusahaan AS Ini Berpotensi Kehilangan Rp 5,7 Triliun
Quote:
Ada GPN, 2 Perusahaan AS Ini Berpotensi Kehilangan Rp 5,7 Triliun
JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah peluncuran gerbang pembayaran nasional ( GPN) seluruh transaksi debit yang dilakukan di Indonesia akan diproses di dalam negeri meski di kartu debit bank tertulis Visa dan Mastercard. Alhasil, pendapatan kedua perusahaan yang bermarkas di Amerika Serikat ini berpotensi menyusut. Tercatat empat perusahaan switching di Indonesia yakni PT Artajasa Pembayaran Elektronis (ATM Bersama), Rintis Sejahtera (ATM Prima), PT Daya Network Lestari ( ATM Alto), dan PT Jalin Pembayaran Nusantara (JPN). Dengan kewajiban transaksi pembayaran di Indonesia, maka seluruh transaksi harus di-routing di dalam negeri sehingga bisa menghemat biaya yang selama ini dibebankan ke nasabah. Sebelum ada GPN, transaksi yang ada di dalam negeri harus di-routing di luar negeri. Hal ini utamanya ketika kartu debit yang digunakan tertempel logo switching asing seperti Visa dan Mastercard.
Seperti dilansir Kontan.co.id, dengan adanya GPN, maka Visa dan Mastercard tidak meraup pendapatan dari transaksi dalam negeri. Potensi pendapatan switching asing seperti Visa dan Mastercard yang hilang dengan adanya GPN menurut sumber Kontan.co.id lebih dari Rp 5,7 triliun. Potensi kerugian ini belum menghitung jumlah dana yang hilang dari kewajiban penempatan dana dari bank di dalam negeri di bank di luar negeri yang telah ditunjuk Visa dan Mastercard. Penempatan dana ini terkait routing dalam negeri yang dilakukan ke luar negeri. Namun masih menurut sumber ini, Visa dan Mastercard masih mendapatkan keuntungan dari fee logo yang tertempel di kartu debit. Namun seiring dengan jumlah kartu GPN yang semakin banyak, maka pendapatan Visa dan Mastercard juga akan semakin berkurang. Sementara itu, Dasuki Amsir, Direktur Bank BTN mengatakan seiring dengan implementasi GPN maka seluruh transaksi harus melalui switching lokal. Artinya Visa dan Mastercard jika ingin masuk dalam transaksi dalam negeri harus bekerja sama dengan switching lokal. (Galvan Yudistira) Berita ini sudah tayang di Kontan.co.id dengan judul Ada GPN, Visa Mastercard berpotensi hilang pendapatan lebih dari Rp 5,7 triliun
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ada GPN, 2 Perusahaan AS Ini Berpotensi Kehilangan Rp 5,7 Triliun",
Editor : Erlangga Djumena
JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah peluncuran gerbang pembayaran nasional ( GPN) seluruh transaksi debit yang dilakukan di Indonesia akan diproses di dalam negeri meski di kartu debit bank tertulis Visa dan Mastercard. Alhasil, pendapatan kedua perusahaan yang bermarkas di Amerika Serikat ini berpotensi menyusut. Tercatat empat perusahaan switching di Indonesia yakni PT Artajasa Pembayaran Elektronis (ATM Bersama), Rintis Sejahtera (ATM Prima), PT Daya Network Lestari ( ATM Alto), dan PT Jalin Pembayaran Nusantara (JPN). Dengan kewajiban transaksi pembayaran di Indonesia, maka seluruh transaksi harus di-routing di dalam negeri sehingga bisa menghemat biaya yang selama ini dibebankan ke nasabah. Sebelum ada GPN, transaksi yang ada di dalam negeri harus di-routing di luar negeri. Hal ini utamanya ketika kartu debit yang digunakan tertempel logo switching asing seperti Visa dan Mastercard.
Seperti dilansir Kontan.co.id, dengan adanya GPN, maka Visa dan Mastercard tidak meraup pendapatan dari transaksi dalam negeri. Potensi pendapatan switching asing seperti Visa dan Mastercard yang hilang dengan adanya GPN menurut sumber Kontan.co.id lebih dari Rp 5,7 triliun. Potensi kerugian ini belum menghitung jumlah dana yang hilang dari kewajiban penempatan dana dari bank di dalam negeri di bank di luar negeri yang telah ditunjuk Visa dan Mastercard. Penempatan dana ini terkait routing dalam negeri yang dilakukan ke luar negeri. Namun masih menurut sumber ini, Visa dan Mastercard masih mendapatkan keuntungan dari fee logo yang tertempel di kartu debit. Namun seiring dengan jumlah kartu GPN yang semakin banyak, maka pendapatan Visa dan Mastercard juga akan semakin berkurang. Sementara itu, Dasuki Amsir, Direktur Bank BTN mengatakan seiring dengan implementasi GPN maka seluruh transaksi harus melalui switching lokal. Artinya Visa dan Mastercard jika ingin masuk dalam transaksi dalam negeri harus bekerja sama dengan switching lokal. (Galvan Yudistira) Berita ini sudah tayang di Kontan.co.id dengan judul Ada GPN, Visa Mastercard berpotensi hilang pendapatan lebih dari Rp 5,7 triliun
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ada GPN, 2 Perusahaan AS Ini Berpotensi Kehilangan Rp 5,7 Triliun",
Editor : Erlangga Djumena

Quote:
Quote:
Diubah oleh segoroagungindo 17-08-2018 15:47
0
2K
Kutip
15
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan