JAKARTA – Demi memaksimalkan ‘penampakan’ Patung Selamat Datang, Pemprov DKI membongkar Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat.

Sebagai gantinya, pejalan kaki disediakan pelican crossing untuk menyeberang jalan.

Kebijakan Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan tersebut masih menuai pro kontra. Tidak sedikit berpendapat kebijakan itu tidak tepat. Solusi pelican crossing juga dinilai menambah masalah yakni kemacetan.

Nirwono Yoga, pengamat Tata Kota justru beranggapan keputusan Anies adalah kebijakan yang ngaco. Pasalnya, pembongkaran JPO tidak didasari oleh kajian yang mendalam.

“Ngaco itu, itu tindakan ngaco, karena tindakan itu tanpa didasari sebuah kajian yang matang terlebih dahulu. Itukan spontan, spontan kebijakannya,” kata Nirwono dikonfirmasi wartawan, Rabu (1/8/2018).

Dia mengatakan, pembongkaran seharusnya diawali dengan kajian atau pertimbangan yang masuk akal sehingga tidak menambah masalah. Dia berpendapat, pembangunan JPO bertujuan untuk mengurangi kemacetan di jalan arteri dan meminimalisir terjadinya kecelakaan.

“Itu kan akan menimbulkan peningkatan penyeberang dititik itu. Itukan jadi ada kemacetan lagi disitu. Jadi nggak bener. Ini kontradiksi dengan dasar awal ini (JPO) dibuat,” ujar Nirwono.

Alasan Anies membongkar JPO karena estetika dimana Patung Selamat Datang dibangun untuk menyambut peserta Asian Games pada tahun 1962. Untuk itu, Anies membongkar JPO karena menghalangi pandangan Patung Selamat Datang untuk menyambut peserta Asian Games kali ini.

“Lho itu nggak masuk akal, kalau dibilang estetika emangnya itu kumuh? Justru saya rasa bagus lho itu di jembatan orang bisa ambil foto dengan latar belakang patung selamat datang, malah bagus itu kan. Jadi masalah juga penumpukan lalu lintas kan,” tegas Nirwono. (Yendhi/tri)

http://poskotanews.com/2018/08/01/anies-dinilai-ngaco-bongkar-jpo-di-bundaran-hotel-indonesia/