- Beranda
- Komunitas
- Hobby
- Hobby & Community
[COC] Melintasi batas negara bersama bis DAMRI Kuching-Pontianak


TS
junoon
[COC] Melintasi batas negara bersama bis DAMRI Kuching-Pontianak
HELLO EVERYONE 
Jumpa lagi bersama saya yang kali ini bakal ceritain perjalanan yang belum lama, baru seminggu yang lalu kejadiannya, ketika untuk pertama kalinya aku pulang dari negara lain dengan perjalanan darat bersama perusahaan bis milik pemerintah Indonesia yang kita sudah sama2 tau, yaitu DAMRI (Djawatan Angkutan Motor Republik Indonesia).
Okelah, langsung saja kita ke inti cerita ya.
Baiklah, segitu aja cerita perjalananku dengan bis DAMRI kali ini. Mudah2an bisa memberi informasi buat teman2 yang membacanya.
Thanks for reading!!!

Jumpa lagi bersama saya yang kali ini bakal ceritain perjalanan yang belum lama, baru seminggu yang lalu kejadiannya, ketika untuk pertama kalinya aku pulang dari negara lain dengan perjalanan darat bersama perusahaan bis milik pemerintah Indonesia yang kita sudah sama2 tau, yaitu DAMRI (Djawatan Angkutan Motor Republik Indonesia).
Okelah, langsung saja kita ke inti cerita ya.

Quote:
Pemesanan Tiket
Tanggal 18 Juli 2018 aku mendarat di Kuching, Sarawak setelah naik pesawat dari Kuala Lumpur. Dari airport aku jalan kaki sekitar 1 km ke Terminal Kuching Sentral. Di sinilah bis2 dari Kuching ke Pontianak akan berangkat. Selain itu di terminal ini juga ada bis2 ke kota2 lain di Sarawak seperti Sarikei, Sibu, Bintulu, Mukah, Miri, dll.
Sebenarnya ada beberapa perusahaan bis yang melayani rute Kuching-Pontianak. Dari Indonesia ada Damri dan SJS. Dari Malaysia ada Eva Express, Bintang Jaya, Kirata, dan Biaramas. Tapi entah kenapa pilihanku kali ini jatuh ke Damri karena setelah browsing sana-sini, hanya Damri lah yang menggunakan chassis Mercedes-Benz. Maklumlah aku orang Sumatera jadi udah terlanjur fanatik sama Mercy.
Akhirnya aku menuju loket Damri di Kuching Sentral untuk membeli tiket keberangkatan besok (19 Juli). Untungnya lagi aku dapat harga promo untuk kelas Super Eksekutif 2-1 yang normalnya RM (Ringgit Malaysia) 75 ternyata turun jadi RM 60 atau sekitar Rp 210.000. Oh iya mengingat saat itu kita sedang di Malaysia maka pembayaran hanya bisa menggunakan Ringgit. Sebaliknya kalo pesan tiket di Pontianak maka bayarnya cuma bisa pake Rupiah.
Tanggal 18 Juli 2018 aku mendarat di Kuching, Sarawak setelah naik pesawat dari Kuala Lumpur. Dari airport aku jalan kaki sekitar 1 km ke Terminal Kuching Sentral. Di sinilah bis2 dari Kuching ke Pontianak akan berangkat. Selain itu di terminal ini juga ada bis2 ke kota2 lain di Sarawak seperti Sarikei, Sibu, Bintulu, Mukah, Miri, dll.
Spoiler for Kuching Sentral:
Sebenarnya ada beberapa perusahaan bis yang melayani rute Kuching-Pontianak. Dari Indonesia ada Damri dan SJS. Dari Malaysia ada Eva Express, Bintang Jaya, Kirata, dan Biaramas. Tapi entah kenapa pilihanku kali ini jatuh ke Damri karena setelah browsing sana-sini, hanya Damri lah yang menggunakan chassis Mercedes-Benz. Maklumlah aku orang Sumatera jadi udah terlanjur fanatik sama Mercy.

Akhirnya aku menuju loket Damri di Kuching Sentral untuk membeli tiket keberangkatan besok (19 Juli). Untungnya lagi aku dapat harga promo untuk kelas Super Eksekutif 2-1 yang normalnya RM (Ringgit Malaysia) 75 ternyata turun jadi RM 60 atau sekitar Rp 210.000. Oh iya mengingat saat itu kita sedang di Malaysia maka pembayaran hanya bisa menggunakan Ringgit. Sebaliknya kalo pesan tiket di Pontianak maka bayarnya cuma bisa pake Rupiah.
Spoiler for Tiket:
Quote:
Hari H, 19 Juli 2018
Dari pusat kota Kuching, aku menuju Kuching Sentral menggunakan bis kota (City Public Link). Sambil nunggu berangkat jam 11.00 aku pun asyik jepret sana-sini.
Ternyata di terminal ini sistemnya kita harus tukar tiket kita dengan boarding pass di sebuah loket. Wah udah kayak di bandara aja ya.
Dari pusat kota Kuching, aku menuju Kuching Sentral menggunakan bis kota (City Public Link). Sambil nunggu berangkat jam 11.00 aku pun asyik jepret sana-sini.
Spoiler for Kuching Sentral:
Ternyata di terminal ini sistemnya kita harus tukar tiket kita dengan boarding pass di sebuah loket. Wah udah kayak di bandara aja ya.

Spoiler for Boarding pass:
Quote:
DAMRI
Rute: Pontianak-Kuching (PP)
Nopol: KB 7574 S
Chassis: Mercedes-Benz OH1526
Body: Legacy SR1 by Laksana
Inilah bis yang bakal nganterin aku menyeberangi perbatasan Indonesia-Malaysia sampai ke Pontianak nanti. Memang gak salah deh pilihanku, chassis favorit dan body favorit juga dari Laksana.
Well aku kurang tau yah apakah bis ini dulunya bekas bis Bandara Soekarno-Hatta soalnya memang sebagian bis2 dari sana ada yang dialihkan ke sini.
Sekarang yuk kita intip bagian dalamnya. Seatnya SE 2-1 ya.
Rute: Pontianak-Kuching (PP)
Nopol: KB 7574 S
Chassis: Mercedes-Benz OH1526
Body: Legacy SR1 by Laksana
Inilah bis yang bakal nganterin aku menyeberangi perbatasan Indonesia-Malaysia sampai ke Pontianak nanti. Memang gak salah deh pilihanku, chassis favorit dan body favorit juga dari Laksana.
Well aku kurang tau yah apakah bis ini dulunya bekas bis Bandara Soekarno-Hatta soalnya memang sebagian bis2 dari sana ada yang dialihkan ke sini.
Spoiler for DAMRI:
Sekarang yuk kita intip bagian dalamnya. Seatnya SE 2-1 ya.

Spoiler for bagian dalam:
Quote:
Catatan perjalanan
Bis diberangkatkan pada jam 11.20, telat 20 menit dari jadwal. Penumpang hanya sekitar 10 orang, termasuk satu rombongan keluarga besar dengan banyak anak-anak.
Kondisi jalan lancar-lancar saja. Satu jam kemudian kita mampir di sebuah toko di daerah Serian. Di sini kita bisa belanja-belanja dulu buat bekal di perjalanan. Di sini juga ada bis SJS, tujuannya sama ke Pontianak juga, tapi kayaknya mereka berangkat duluan ya.
Setelah mampir di toko sekitar 15 menit, perjalanan lanjut lagi dan sampailah kita di persimpangan Serian. Belok kiri kita akan ke Sarikei, Sibu, Bintulu, dan seterusnya sampai ke Brunei. Belok kanan kita bakal ke Tebedu dan perbatasan Entikong hingga akhirnya ke Pontianak. Nah setelah simpang ini sampai ke perbatasan Tebedu / Entikong jalannya jadi sempit, cuma ada 2 lajur. Ditambah lagi kelokan-kelokan melintasi gunung dan bukit. Plus sinyal HP mulai hilang di sini.
Tapi pemandangannya cantik loh.
Pukul 13.15 (waktu Malaysia) atau 12.15 WIB kita sudah sampai di perbatasan Tebedu (Malaysia) atau Entikong (Indonesia). Di sini semua penumpang wajib turun dan membawa barang tentengan untuk pemeriksaan imigrasi & bea cukai.
Pertama kita cap paspor di loket imigrasi Malaysia. Setelah itu kita jalan kaki, yah mungkin ada sekitar 200 m lah, ke gedung imigrasi Indonesia. Pos PPLB Indonesia yang baru diresmikan ini keliatan cantik dan megah ya.
Setelah cap paspor di imigrasi, aku masih harus menunggu pemeriksaan bis dan barang2 yang ada di bagasi. Perjalanan pun dilanjutkan lagi pada pukul 12.45 WIB. Sepertinya sedang banyak perbaikan jalan di daerah Entikong ini. Di sini juga berpapasan dengan bis2 Pontianak-Brunei yang berangkat pagi dari Pontianak.
Kondisi jalan pada umumnya mulus, karena memang baru diperbaiki beberapa tahun terakhir.
Pukul 14.15 kita sampai di Sosok, Sanggau. Di sini ada persimpangan antara jalan ke Entikong, Sanggau-Sintang-Nanga Pinoh, Sungai Pinyuh-Mempawah-Singkawang-dst, dan juga ke Pontianak.
Tidak jauh dari simpang Sosok, kita singgah di Rumah Makan Roda Minang untuk istirahat. Tapi entah kenapa aku gak berminat makan di sini, takutnya kemahalan. Sebelumnya aku udah makan biskuit satu kotak buat makan siang.
Pas lagi di sini ada bis Damri AKDP Pontianak-Nanga Pinoh yang lagi mampir. Ditambah lagi bis SJS dari Kuching yang menyusul.
Perjalanan pun dilanjutkan lagi sekitar 15.00. Kondisi jalan masih mulus.
Selanjutnya kita masuk ke Simpang Ampar, di sini persimpangan antara jalur ke Pontianak, Entikong, dan juga ke Ketapang seterusnya sampai ke Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.
Selepas Simpang Ampar kondisi jalan masih mulus, dengan sedikit kelokan di daerah menjelang masuk Sungai Ambawang.
Dan perjalanan kita pun berakhir di Terminal Antar Negara Sungai Ambawang pada pukul 18.00. Total perjalanan sekitar 7 jam 40 menit jam dari Kuching, Malaysia.
Bis diberangkatkan pada jam 11.20, telat 20 menit dari jadwal. Penumpang hanya sekitar 10 orang, termasuk satu rombongan keluarga besar dengan banyak anak-anak.
Spoiler for situasi jalan:
Kondisi jalan lancar-lancar saja. Satu jam kemudian kita mampir di sebuah toko di daerah Serian. Di sini kita bisa belanja-belanja dulu buat bekal di perjalanan. Di sini juga ada bis SJS, tujuannya sama ke Pontianak juga, tapi kayaknya mereka berangkat duluan ya.
Spoiler for mampir di toko:
Setelah mampir di toko sekitar 15 menit, perjalanan lanjut lagi dan sampailah kita di persimpangan Serian. Belok kiri kita akan ke Sarikei, Sibu, Bintulu, dan seterusnya sampai ke Brunei. Belok kanan kita bakal ke Tebedu dan perbatasan Entikong hingga akhirnya ke Pontianak. Nah setelah simpang ini sampai ke perbatasan Tebedu / Entikong jalannya jadi sempit, cuma ada 2 lajur. Ditambah lagi kelokan-kelokan melintasi gunung dan bukit. Plus sinyal HP mulai hilang di sini.

Tapi pemandangannya cantik loh.

Spoiler for Serian-Tebedu:
Pukul 13.15 (waktu Malaysia) atau 12.15 WIB kita sudah sampai di perbatasan Tebedu (Malaysia) atau Entikong (Indonesia). Di sini semua penumpang wajib turun dan membawa barang tentengan untuk pemeriksaan imigrasi & bea cukai.
Pertama kita cap paspor di loket imigrasi Malaysia. Setelah itu kita jalan kaki, yah mungkin ada sekitar 200 m lah, ke gedung imigrasi Indonesia. Pos PPLB Indonesia yang baru diresmikan ini keliatan cantik dan megah ya.
Spoiler for PPLB Entikong:
Setelah cap paspor di imigrasi, aku masih harus menunggu pemeriksaan bis dan barang2 yang ada di bagasi. Perjalanan pun dilanjutkan lagi pada pukul 12.45 WIB. Sepertinya sedang banyak perbaikan jalan di daerah Entikong ini. Di sini juga berpapasan dengan bis2 Pontianak-Brunei yang berangkat pagi dari Pontianak.
Spoiler for Entikong:
Kondisi jalan pada umumnya mulus, karena memang baru diperbaiki beberapa tahun terakhir.
Pukul 14.15 kita sampai di Sosok, Sanggau. Di sini ada persimpangan antara jalan ke Entikong, Sanggau-Sintang-Nanga Pinoh, Sungai Pinyuh-Mempawah-Singkawang-dst, dan juga ke Pontianak.
Spoiler for Sosok:
Tidak jauh dari simpang Sosok, kita singgah di Rumah Makan Roda Minang untuk istirahat. Tapi entah kenapa aku gak berminat makan di sini, takutnya kemahalan. Sebelumnya aku udah makan biskuit satu kotak buat makan siang.
Pas lagi di sini ada bis Damri AKDP Pontianak-Nanga Pinoh yang lagi mampir. Ditambah lagi bis SJS dari Kuching yang menyusul.
Spoiler for RM Roda Minang:
Perjalanan pun dilanjutkan lagi sekitar 15.00. Kondisi jalan masih mulus.
Selanjutnya kita masuk ke Simpang Ampar, di sini persimpangan antara jalur ke Pontianak, Entikong, dan juga ke Ketapang seterusnya sampai ke Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.
Spoiler for Simpang Ampar:
Selepas Simpang Ampar kondisi jalan masih mulus, dengan sedikit kelokan di daerah menjelang masuk Sungai Ambawang.
Spoiler for Simpang Ampar - Ambawang:
Dan perjalanan kita pun berakhir di Terminal Antar Negara Sungai Ambawang pada pukul 18.00. Total perjalanan sekitar 7 jam 40 menit jam dari Kuching, Malaysia.
Spoiler for Terminal Ambawang:
Baiklah, segitu aja cerita perjalananku dengan bis DAMRI kali ini. Mudah2an bisa memberi informasi buat teman2 yang membacanya.

Thanks for reading!!!

1
23.1K
Kutip
90
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan