Kaskus

News

wolfvenom88Avatar border
TS
wolfvenom88
Medsos Jadi Alat Utama Perekrutan Kader Teror
HALAQAH ULAMA : Kapolda Jateng Irjen Pol Condro Kirono dan Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Wuryanto menjadi pembicara Halaqah Ulama Pencegahan Radikalisme dan Terorisme dimoderatori Wakil Ketua Umum MUI Jateng Prof Dr H Ahmad Rofiq MA. (Foto: suaramerdeka.com/Agus Fathuddin)


SOLO, suaramerdeka.com - Kapolda Jateng Irjen Pol Condro Kirono mengakui polisi kesulitan megubah ideologi para narapidana teroris (napiter) agar menyadari kesalahannya dan kembali kepada ajaran agama yang benar. Buktinya di antara pelaku terorisme yang berhasil ditangkap, mereka sebelumnya pernah dipenjara dan mengikuti program deradikalisasi.

"Mereka sudah dipenjara dan mengikuti program deradikalisasi. Tetapi setelah kembali ke masyarakat mereka bertemu dengan teman-temannya, kembali kepada ajaran semula. Kami serahkan kepada para ulama dan kiai untuk membina mereka agar menjalankan ajaran agama Islam yang kafah, Islam yang damai dan Islam rahmatan lil alamin," kata Kapolda.

Dia mengatakan hal itu ketika menjadi pembicara di depan para ulama dan kiai se-Jateng yang mengikuti Halaqah Ulama Pencegahan Radikalisme dan Terorisme di Hotel Syariah Jalan Adisucipto Solo, Kamis (19/7). Selain Kapolda, menjadi pembicara pada kesempatan itu Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Wuryanto dan moderator Wakil Ketua Umum MUI Jateng Prof Dr H Ahmad Rofiq MA.

Menurut Kapolda, Media Sosial (Medsos) hingga saat ini menjadi alat atau media utama untuk propaganda dan merekrut kader-kader pelaku teror.

"Mengerikan sekali ancaman agar membunuh, melukai dan membuat orang menjadi takut," kata Kapolda.

Sementara itu Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Wuryanto mengatakan jika Indonesia tidak berhasil menyelesaikan kasus terorisme, maka pihak asing akan dengan sangat mudah melakukan intervensi atau campur tangan terhadap urusan dalam negeri.

Menurutnya, terkait dengan aksi-aksi radikal yang berujung pada aksi teror penangannya tidak cukup hanya diserahkan kepada TNI dan Polri saja, tetapi seluruh warga Indonesia bergerak serentak melakukan pencegahan.

“Akan lebih mudah dan murah ongkosnya jika yang dilakukan melakukan pencegahan, dibanding dengan penanggulangan setelah jatuh korban akibat gerakan teror gagal dicegah sejak dini,” tuturnya.

Di akhir halaqah, Ketua Umum MUI Kota Semarang KH Erfan Soebahar membacakan lima pernyataan sikap sebagai rekomendasi untuk mencegah meluasnya gerakan radikalisme-terorisme di provinsi ini. Tim perumus terdiri Prof Dr H Nashruddin Baidan, Prof Dr H Erfan Soebahar Mag, Dr KH Khariri Sofa MAg dan Ketua Umum MUI Jateng Dr KH Ahmad Darodji MSi.

Wakil Ketua Umum MUI Jateng Prof Dr Ahmad Rofiq MA selaku moderator mengatakan, diperlukan sinergitas yang lebih kuat antarelemen untuk membendung paham radikalisme-terorisme di provinsi ini. Dimulai dari keluarga, lembaga pendidikan dan masyarakat diarahkan ntuk mengembangkan ajaran Islam wasatiyah.

(Agus Fathuddin/CN41/SM Network)

https://www.suaramerdeka.com/news/baca/106089/medsos-jadi-alat-utama-perekrutan-kader-teror

tuntunan manual book kog diingkari, kog ane ga pernah denger yg sebelah2nya bisa direkrut jadi kader teror? emoticon-Traveller
0
596
7
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan