- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Petani Menjerit, Harga Garam Semakin Asin Hanya Rp600/Kg


TS
bukan.salman
Petani Menjerit, Harga Garam Semakin Asin Hanya Rp600/Kg
PANGENAN, AYOCIREBON.COM--Petani garam di Cirebon resah karena harga garam merosot tajam hingga menyentuh Rp600/kg. Padahal sebelumnya pada akhir Mei mencapai Rp2.000/kg.
Salah seorang petani garam asal Desa Rawaurip, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon, Warpin menyebutkan, penurunan harga garam yang terjadi disinyalir karena adanya campur tangan tengkulak. Kondisi ini, muncul lantaran para petani garam terlilit utang.
Akibatnya, garam produksi petani tidak bisa dijual ke pihak lain. Dengan kondisi tersebut, para tengkulak dengan bebas menurunkan harga garam di tingkat petani sampai harga terendah saat ini.
"Banyak yang berutang ke tengkulak dari Rp500 ribu sampai jutaan. Dalam perjanjiannya, panen garam hanya dijual ke tengkulak," katanya, Jumat (20/7/2018).
Disebutkannya, pada Mei lalu harga garam cukup tinggi mencapai Rp2.000/kg. Sebagian petani ketika itu ada yang memanen lahan garamnya lebih cepat karena tergiur harga.
Kemudian memasuki pertengahan Juli, harga harga mulai terjadi penurunan menyentuh Rp1.600/kg. Kondisi tersebut tidak berlangsung lama harga pun kembali turun menjadi Rp1.200/kg.
"Masuk ke akhir Juni, harga terus turun menjadi Rp 1.000/kg, lalu masuk awal Juli turun lagi menjadi Rp800/kg. Sampai yang terburuk saat ini Rp600/kg," jelas Waspin.
Waspin mengaku, dia dan petani garam lainnya cemas apabila harga garam kembali diturunkan oleh tengkulak. Diharapkan pemerintah bisa cepat mengatasi permasalahan ini sehingga harga kembali normal.
sumber
Ini pemerintahan sama aja dg yg kemaren-kemaren.. gak bisa jaga harga di pasaran.. cuman wait and see aja... kerja-kerja-kerja tanpa arah yg jelas!
Garam dari rakyat bukannya dibeli dgn harga wajar, malah import melulu.
Salah seorang petani garam asal Desa Rawaurip, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon, Warpin menyebutkan, penurunan harga garam yang terjadi disinyalir karena adanya campur tangan tengkulak. Kondisi ini, muncul lantaran para petani garam terlilit utang.
Akibatnya, garam produksi petani tidak bisa dijual ke pihak lain. Dengan kondisi tersebut, para tengkulak dengan bebas menurunkan harga garam di tingkat petani sampai harga terendah saat ini.
"Banyak yang berutang ke tengkulak dari Rp500 ribu sampai jutaan. Dalam perjanjiannya, panen garam hanya dijual ke tengkulak," katanya, Jumat (20/7/2018).
Disebutkannya, pada Mei lalu harga garam cukup tinggi mencapai Rp2.000/kg. Sebagian petani ketika itu ada yang memanen lahan garamnya lebih cepat karena tergiur harga.
Kemudian memasuki pertengahan Juli, harga harga mulai terjadi penurunan menyentuh Rp1.600/kg. Kondisi tersebut tidak berlangsung lama harga pun kembali turun menjadi Rp1.200/kg.
"Masuk ke akhir Juni, harga terus turun menjadi Rp 1.000/kg, lalu masuk awal Juli turun lagi menjadi Rp800/kg. Sampai yang terburuk saat ini Rp600/kg," jelas Waspin.
Waspin mengaku, dia dan petani garam lainnya cemas apabila harga garam kembali diturunkan oleh tengkulak. Diharapkan pemerintah bisa cepat mengatasi permasalahan ini sehingga harga kembali normal.
sumber
Ini pemerintahan sama aja dg yg kemaren-kemaren.. gak bisa jaga harga di pasaran.. cuman wait and see aja... kerja-kerja-kerja tanpa arah yg jelas!
Garam dari rakyat bukannya dibeli dgn harga wajar, malah import melulu.


nona212 memberi reputasi
0
5.9K
65


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan