- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- Jokes & Cartoon
[Ciap2 Cakit Elut] Bantu Angkat TV part 3
TS
saranghae11
[Ciap2 Cakit Elut] Bantu Angkat TV part 3
Lanjutan dari Bantu Angkat TV Part 2
..
Besoknya Sang suami dan Yunarto menyebar selebaran di media sosial serta selebaran fisik di mana-mana. Isinya kurang lebih begini:
YUN & GUN
Jasa Murah Terpercaya:
BANTU ANGKAT TV yg mau dipindahkan.
Hanya Rp. 15.000,- / TV
WA: 081x xxxx xxxx
Mereka mendirikan kantor yg terbuat dari kerangka kayu mahoni dan ditutupi tumpukan jerami. Di sana mereka siaga menunggu panggilan. Namun seharian penuh tak ada panggilan, berminggu-minggu, bahkan hingga berbulan-bulan.
(M: Mas Yun, G: Gun sang Suami, I: Istri)
I: Woi bangun! Belum ada job?
Mereka berdua gelagapan mendengar suara Istri Gun yg bak suara kereta api.
G: Belum mih, kan baru 4 bulan kita jalannya.
I: Pakai otak pih, selama 4 bulan mungkin mereka udah ada 200 orang yang mindahin tv sendiri dibantu keluarga atau tetangga mereka. Lagian ga semua orang punya TV gede.
G: Mih, jangan mengungkap luka.
I: Ya sudah sekarang cuci muka trus kalian berdua rapat.
Mereka berdua pun menuruti anjuran sang istri. Lalu duduk di teras.
G: Eh Yun, bener kata istri gue, mana ada orang mau repot2 manggil kita buat ngangkat TV. Kan mereka bisa minta bantuan siapa gitu yg dekat rumah.
M: Tenang bang, aku punya solusinya.
G: Ah, kamu ini solusi2 mulu, mana ada yg beres. Tabungan aku menipis, mana gajih kamu jalan terus, bentar lagi bangkrut nih.
M: Mas, aku punya ide. Sini.
Yunarto pun membisikkan sesuatu yg dianggapnya ide cemerlang di telinga Gun.
Meski ragu, Gun mengikuti saran Yunarto. Satu jam kemudian mereka sudah berada di depan rumah yg megah namun lebih mirip goa.
(P: Prof Prok)
Y: Permisiiiii!!!
G: Lu yakin ini tempatnya?
Y: Yakin lah bang, sepuluh tahun lalu aku kemari.
G: Udah lama itu.
Pintu perlahan terbuka. Seorang pria jangkung berambut putih panjang sepinggang yg dikuncir sebagian kecil. Ditaksir dari wajahnya yg dikuasai keriput umurnya sudah mencapai 87 tahun.
Y: Wah, Prof.
P: Heh.
Y: Kenalkan ini teman saya Gunsyaymoto. Bang, ini Profesor Prok Jok.
G: Halo profesor.
P: Oh, hai.
Profesor mengulurkan tangan kirinya. Gun menyalaminya sambil keheranan karena justru ia menyalami Yunarto dengan tangan kanan. Setelah itu mereka dipersilahkan masuk.
G: Yun, kok aku disalami pakai tangan kiri, sementara kamu tangan kanan? (berbisik)
Y: Karena kamu baru kenal sama beliau, sementara aku sudah sepuluh tahun lebih.
G: Jadi setelah sepuluh tahun baru dia bakal salaman pake tangan kanan.
Y: begitulah Gun, beliau sangat selektif.
Mereka pun memasuki ruangan yg lebih mirip ruang ritual dibanding laboraturiom.
P: Dodok!
Profesor menyuruh mereka duduk di atas anjing-anjing buldog peliharaan profesor yg sedang tertidur. Gun memandang cemas pada Yun.
Y: Eee, maaf prof, kami sedang ambiyen, jadi kami berdiri saja.
P: Jongkok!
G: Hoi Yun, dia ini profesor atau pensiunan tentara sih? (berbisik)
Y: Ya jelas profesor lah bang, lihat rambutnya.
P: Tujuan?!
Y: Eee, kami mau minta ramuan prof, ramuan agar orang yg menghirupnya lemah dan lemas sampai tak berdaya mengangkat sesuatu.
P: (mengangguk) hoh.
Y: Berapa lama kami harus menunggu Prof?
P: Nih!
Profesor menyerahkan semacam semprotan gas dan dua masker yg terbuat dari kulit ular kobra.
Y: sudah ada rupanya prof.
P: Yo!
Mereka berdua pun pamit setelah disuruh profesor membayar dengan cara memandikan kucing cilik milik profesor.
G: Yun, itu tadi bukan kucing kan. Kayaknya bayi macan.
Y: Kayaknya emang macan bang.
yunarto sibuk membaca cara pakai semprotan itu.
Gun mengeleng kacau.
Y: Mudah sekali cara memakainya. Kita tinggal menyemprotkannya di pasar dan semua orang akan lemas dan usaha kita akan laris.
Hahahahah.
Bersambung..
Quote:
..
Besoknya Sang suami dan Yunarto menyebar selebaran di media sosial serta selebaran fisik di mana-mana. Isinya kurang lebih begini:
YUN & GUN
Jasa Murah Terpercaya:
BANTU ANGKAT TV yg mau dipindahkan.
Hanya Rp. 15.000,- / TV
WA: 081x xxxx xxxx
Mereka mendirikan kantor yg terbuat dari kerangka kayu mahoni dan ditutupi tumpukan jerami. Di sana mereka siaga menunggu panggilan. Namun seharian penuh tak ada panggilan, berminggu-minggu, bahkan hingga berbulan-bulan.
(M: Mas Yun, G: Gun sang Suami, I: Istri)
I: Woi bangun! Belum ada job?
Mereka berdua gelagapan mendengar suara Istri Gun yg bak suara kereta api.
G: Belum mih, kan baru 4 bulan kita jalannya.
I: Pakai otak pih, selama 4 bulan mungkin mereka udah ada 200 orang yang mindahin tv sendiri dibantu keluarga atau tetangga mereka. Lagian ga semua orang punya TV gede.
G: Mih, jangan mengungkap luka.
I: Ya sudah sekarang cuci muka trus kalian berdua rapat.
Mereka berdua pun menuruti anjuran sang istri. Lalu duduk di teras.
G: Eh Yun, bener kata istri gue, mana ada orang mau repot2 manggil kita buat ngangkat TV. Kan mereka bisa minta bantuan siapa gitu yg dekat rumah.
M: Tenang bang, aku punya solusinya.
G: Ah, kamu ini solusi2 mulu, mana ada yg beres. Tabungan aku menipis, mana gajih kamu jalan terus, bentar lagi bangkrut nih.
M: Mas, aku punya ide. Sini.
Yunarto pun membisikkan sesuatu yg dianggapnya ide cemerlang di telinga Gun.
Meski ragu, Gun mengikuti saran Yunarto. Satu jam kemudian mereka sudah berada di depan rumah yg megah namun lebih mirip goa.
(P: Prof Prok)
Y: Permisiiiii!!!
G: Lu yakin ini tempatnya?
Y: Yakin lah bang, sepuluh tahun lalu aku kemari.
G: Udah lama itu.
Pintu perlahan terbuka. Seorang pria jangkung berambut putih panjang sepinggang yg dikuncir sebagian kecil. Ditaksir dari wajahnya yg dikuasai keriput umurnya sudah mencapai 87 tahun.
Y: Wah, Prof.
P: Heh.
Y: Kenalkan ini teman saya Gunsyaymoto. Bang, ini Profesor Prok Jok.
G: Halo profesor.
P: Oh, hai.
Profesor mengulurkan tangan kirinya. Gun menyalaminya sambil keheranan karena justru ia menyalami Yunarto dengan tangan kanan. Setelah itu mereka dipersilahkan masuk.
G: Yun, kok aku disalami pakai tangan kiri, sementara kamu tangan kanan? (berbisik)
Y: Karena kamu baru kenal sama beliau, sementara aku sudah sepuluh tahun lebih.
G: Jadi setelah sepuluh tahun baru dia bakal salaman pake tangan kanan.
Y: begitulah Gun, beliau sangat selektif.
Mereka pun memasuki ruangan yg lebih mirip ruang ritual dibanding laboraturiom.
P: Dodok!
Profesor menyuruh mereka duduk di atas anjing-anjing buldog peliharaan profesor yg sedang tertidur. Gun memandang cemas pada Yun.
Y: Eee, maaf prof, kami sedang ambiyen, jadi kami berdiri saja.
P: Jongkok!
G: Hoi Yun, dia ini profesor atau pensiunan tentara sih? (berbisik)
Y: Ya jelas profesor lah bang, lihat rambutnya.
P: Tujuan?!
Y: Eee, kami mau minta ramuan prof, ramuan agar orang yg menghirupnya lemah dan lemas sampai tak berdaya mengangkat sesuatu.
P: (mengangguk) hoh.
Y: Berapa lama kami harus menunggu Prof?
P: Nih!
Profesor menyerahkan semacam semprotan gas dan dua masker yg terbuat dari kulit ular kobra.
Y: sudah ada rupanya prof.
P: Yo!
Mereka berdua pun pamit setelah disuruh profesor membayar dengan cara memandikan kucing cilik milik profesor.
G: Yun, itu tadi bukan kucing kan. Kayaknya bayi macan.
Y: Kayaknya emang macan bang.
yunarto sibuk membaca cara pakai semprotan itu.
Gun mengeleng kacau.
Y: Mudah sekali cara memakainya. Kita tinggal menyemprotkannya di pasar dan semua orang akan lemas dan usaha kita akan laris.
Hahahahah.
Bersambung..
Diubah oleh saranghae11 11-07-2018 08:49
0
885
Kutip
1
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan