BeritagarIDAvatar border
TS
MOD
BeritagarID
Mewaspadai ancaman terorisme jelang Asian Games

Tim Reaksi Cepat Tindak (Respati) Polrestabes Surabaya memeriksa identitas dan barang bawaan calon penumpang saat melakukan patroli di Stasiun Pasar Turi, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (6/7). Patroli tersebut merupakan upaya untuk mempersempit ruang gerak pelaku teror bom di Pasuruan yang melarikan diri.
Detasemen Khusus 88 Antiteror semakin rajin menangkap terduga teroris belakangan ini. Sejumlah pelaku teror dibekuk di berbagai tempat sebulan penyelenggaraan Asian Games ke-18 di Jakarta-Palembang.

Pada Senin (9/7/2018) tim Densus88 menangkap terduga teroris di Sukabumi Jawa Barat, Depok Jawa Barat, dan Kemayoran Jakarta.

Ketua DPR, Bambang Soesatyo, mengingatkan kepada Kepolisian, TNI, dan Badan Intelijen Negara (BIN) agar memastikan penyelengaraan Asian Games harus bebas dari ancaman terorisme sehingga pelaksanaannya berjalan aman serta lancar

"Ancaman sekecil apa pun tidak boleh ditoleransi. Karena itu, DPR mendorong Polri, TNI dan BIN meningkatkan intensitas operasi untuk melumpuhkan sekaligus mengeliminasi ancaman dari sel-sel teroris," kata Bambang melalui Antaranews, Selasa (10/7/2018).

Bambang mengatakan institusinya memberi perhatian serius pada insiden ledakan bom ikan di Bangil, Pasuruan, Jawa Timur lalu karena menjadi bukti tentang masih adanya sel-sel teroris yang aktif dan terus mengintai.

Dia menilai aktivitas sel-sel teroris tampak dari temuan yang menunjukan bahwa pemilik bom Pasuruan merupakan anggota jaringan teroris.

Bambang mengatakan pelaksanaan Asian Games akan dihadiri delegasi dari 45 negara dengan jumlah atlet dan ofisial sebanyak 16 ribu orang sehingga harus diperhatikan aspek keamanannya.

Kata Bambang, pada momentum seperti Asian Games, para teroris mencoba mencari cara dan peluang untuk melancarkan aksinya untuk mendapatkan perhatian dari komunitas internasional.

Polri gencar menangkap sel-sel terduga teroris di berbagai daerah setelah kejadian teror di Surabaya Mei 2017 dan pengesahan UU Antiterorisme baru. Penangkapan terus berlangsung sampai sekarang, sebulan sebelum Asian Games. Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyebut setidaknya 138 orang ditangkap.

Penangkapan terus berlangsung, tetapi terorisme di Indonesia seperti tak pernah berhenti dan dapat terjadi kapan saja. Data dari National Consortium for the Study of Terrorism and Responses to Terrorism yang diolah Lokadata Beritagar.id mencatat 750 aksi terorisme di Indonesia selama 1997 sampai Juli 2018. Seperempatnya adalah aksi sentimen agama.

Ihwal pengamanan Asian Games ini, kepolisian menyiapkan 200 ribu personil untuk mengamankan Asian Games 2018. Pengamanan tersebut dilakukan bersama dengan personel TNI.

Wakil Kepala Polri, Komisaris Jenderal Syafruddin, menyatakan, operasi penangkapan teroris bukan hanya terkait Asian Games. Syafruddin, yang juga merupakan chef de mission Asian Games 2018, menuturkan, tim pengamanan sudah siap, termasuk membersihkan kejahatan jalanan.

Syafruddin menambahkan, kejahatan jalanan atau street crime relatif lebih mudah diatasi dengan kejahatan yang lebih besar seperti terorisme.

Syafruddin memberikan waktu selama satu bulan bagi jajarannya untuk memberantas kejahatan jalanan. Pemberantasan harus dilakukan hingga tuntas.

"Kalau tidak terungkap saya kan sudah bilang, kita akan evaluasi pemimpinnya, Kapolresnya, Kapolseknya, kita tinggal ganti saja. Satu bulan saya kasih waktu," kata Syafruddin melalui Kompas.com.





Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...ng-asian-games

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- Jika berkampanye hitam, caleg bisa dibatalkan

- Jakarta Utara paling rawan kebakaran

- Penipuan penerimaan bintara Polri dibekuk polisi

anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
6.3K
50
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan