BeritagarIDAvatar border
TS
MOD
BeritagarID
Hentikan sebutan kecebong dan kampret

Peserta mengacungkan dua jari dalam penutupan Rembuk Nasional Aktivis 98 di Kemayoran, Jakarta, Sabtu (7/7/2018). Dalam acara itu, Presiden Joko Widodo mengimbau masyarakat untuk menjaga persatuan dan kesatuan.
Pendakwah Abdullah Gymnastiar atau populer dengan nama Aa Gym meminta masyarakat berhenti memakai istilah kecebong atau kampret untuk menyebut kelompok yang berseberangan politik. Aa Gym mengatakan sebutan itu justru akan merusak persaudaraan sebangsa dan senegara.

"Sudahlah, jangan lagi memakai sebutan cebong atau sebutan kampret," kata Aa Gym dalam acara pengajian di Masjid Istiqlal Jakarta, Minggu (8/7/2018), dilansir Tempo.co.

Semenjak pemilihan presiden (pilpres) 2014, masyarakat seolah terpecah menjadi dua; pendukung Presiden Joko "Jokowi" Widodo dan anti-Jokowi. Di media sosial, masing-masing memiliki sebutan; kecebong untuk pendukung Jokowi dan kampret untuk anti-Jokowi.

Sebutan kecebong merujuk pada Jokowi yang hobi memelihara kodok di kediaman dinasnya di Istana Bogor, Jawa Barat. Kecebong adalah cikal bakal kodok atau katak dan masyarakat anti-Jokowi sering menyingkatnya menjadi cebong.

Sementara tidak jelas dari mana asal usul istilah kampret untuk menyebut kelompok anti-jokowi. Tetapi sebuah blog, Pepnews, menjelaskan bahwa kampret adalah plesetan dari KMP (KaEmPe)--Koalisi Merah Putih yang mengusung Prabowo Subianto sebagai calon presiden pada 2014 dan kemudian dikalahkan Jokowi.

Polarisasi ini yang lantas disesali Aa Gym. Ia meminta lebih baik masyarakat saling memuliakan manusia--baik di dunia nyata atau dunia maya seperti media sosial. Aa Gym juga meminta masyarakat tidak saling mengolok-olok atau membicarakan keburukan orang lain.

Imbauan ini sebenarnya sudah beberapa kali diutarakan Jokowi. Sebelum pilkada 2018, 14 Maret, Jokowi mengingatkan masyarakat harus rukun kembali setelah mencoblos.

Sementara Sabtu (7/7) lalu, Jokowi mengingatkan kebebasan masyarakat. Namun, jangan sampai kebebasan itu digunakan untuk saling mencemooh antarmasyarakat, sesama saudara sebangsa dan setanah air.

"Jangan karena berbeda politik, berbeda pilihan politik, saling mencela, saling mencemooh, saling menjelekkan, itu bukan etika dan budaya bangsa kita Indonesia," tutur Jokowi yang berbicara dalam acara penutupan Rembuk Nasional Aktivis ’98 di Kemayoran, Jakarta.

Apalagi, 6 Juni lalu, Jokowi menjelaskan bahwa Indonesia yang rukun dan majemuk sudah menjadi panutan banyak negara di dunia. "Jangan sampai kita justru dari luar dikagumi, dari luar dijadikan contoh, tapi di dalam kita menjadi retak gara-gara urusan pilkada, urusan pilgub, urusan pilpres, sangat rugi sekali kita," tutur Jokowi.

Seruan Aa Gym pun disambut positif para tokoh politik dan pemimpin daerah. Gubernur Nusa Tenggara Barat Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi yang juga menjadi penceramah di Masjid Istiqlal seperti Aa Gym pun sependapat.

TGB mengatakan imbauan pemimpin Pondok Pesantren Daarut Tauhid Bandung, Jawa Barat, itu didasari pada surat Al-Hujurat. Jadi menurut surat itu, ujar TGB dalam Republika.co.id; dilarang saling menghina, mencela, dan memberi sebutan atau gelar yang tidak baik, tidak berprasangka buruk, mencari-cari kesalahan orang lain, dan saling melakukan ghibah.

Adapun Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mendukung penuh imbauan Aa Gym. Apalagi dirinya tak suka dengan sebutan kecebong dan kampret itu.

"Setuju, saya paling nggak suka kata-kata itu. Saya paling sebel banget dengar kata kecebong-kampret. Menyebut nama-nama yang merendahkan. Kita sepakat banget sama Aa Gym," kata Sandiaga dipetik detikcom, Minggu (8/7).

Kalangan partai politik seperti Partai Demokrat Indonesia Perjuangan, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Gerindra, dan Partai Demokrat, pun mendukung Aa Gym.

Sementara Partai Amanat Nasional (PAN) meminta para calon presiden mendatang juga harus mengingatkan para pendukung masing-masing untuk tidak memakai sebutan yang menghina seperti kecebong dan kampret.

Wasekjen PAN, Saleh Partaonan Daulay, mengatakan buah pikiran Aa Gym adalah benar. Masyarakat lebih baik saling menghargai dan menghormati dengan menyebut kubu lawan politiknya dengan konotasi baik.

"...para kandidat yang akan bertarung di pilpres 2019 diminta untuk mengingatkan para pendukungnya agar menjaga kesantunan. Setidaknya, istilah-istilah yang sudah terlanjur tersebar seperti cebong dan kampret bisa dihentikan. Dan itu hanya bisa dilakukan jika kedua belah pihak sama-sama berhenti," kata Saleh.



Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...ng-dan-kampret

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- Evakuasi korban banjir Jepang terkendala akses

- Menilik potensi perang dagang AS-Indonesia

- Untung rugi Jokowi mengambil Cawapres dari koalisi

anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
1.1K
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan