folkkopiAvatar border
TS
folkkopi
Semoga kau baik-baik saja, ibu.
Berawal dari sifat tempramental dari ayahku. Dari kecil aku dituntut untuk berpikir dewasa, hidup serba kekurangan dan ditengah-tengah pertikaian rumah tangga antara ibu dan ayah. 25th aku hidup, menyaksikan dan merasakan betapa sabarnya ibuku dalam menerima pukulan demi pukulan dari ayah, baik ibu dalam posisi benar ataupun salah. Bilamana terdapat perdebatan, ayahlah yang harus menang, begitulah cirinya. Tepat dibulan juni 2017 kesabaran ibu sudah diambang batas. Beliau memutuskan pergi dari rumah tanpa pamitan surat sekatapun. Aku tak hentinya menangisinya, tak peduli dengan rasa malu dipecundangi umur. Bertahun-tahun aku berjuang sebagai anak satu-satunya untuk mempertahankan keluarga ini telah sia-sia. Harapku, minimal mereka melihat dan merestui ketika aku mengikat jodohku ditali pernikahan.

Aku tahu, ribuan anak yang mungkin ceritanya hampir sama denganku, mereka tetap tegar dan bahkan ada yang sukses menjalani semua kegetiran tentang broken home.
Tapi beberapa hari terakhir, rasa kehilangan tercekat ditenggorokanku. Disaat aku sedang fokus dengan setumpuk pekerjaan dikantor, Aku menerima sebuah pesan dari beliau yang tertulis "ibu baru check up nyo, diabetes ibu kambuh" yang seketika itu melumpuhkan semua yang ada ditubuhku. Hidup tapi seperti orang mati, bagaimana tidak? Ketika kau tahu orang tuamu sedang sakit atau mendapat musibah, kau ingin sekali membantu atau paling tidak berada disisinya saat itu, tapi kau tidak tahu keberadaannya? Apa yang harua kau perbuat? Manusia tidak luput dari rasa gelisah, apalagi bicara soal bathin orang tua ke anak ataupun sebaliknya.

Oh iya, sampai sekarang aku dan ibu masih bisa berhubungan baik lewat telpon/sms. Tanpa sepengetahuan ayah, karna ibu yang meminta, itu lah yang membuatku tetap berdiri menjalani realita ini. Tapi sampai detik ini, ibu masih bersikukuh untuk tidak mau ditemui dulu. Meskipun aku menangis dan meminta alamat keberadaannya sekalipun. Suatu saat ibu akan pulang menemuimu, tetaplah fokus ke kuliah dan pekerjaanmu nak. Begitulah balasan yang sering aku dapatkan, sebuah janji untuk pulang. Jangan dipertanyakan mengapa aku tidak berusaha mencarinya, karna sebelum kau sarankan itu semua sudah aku lakukan bersama ayah.

Hanya berserah diri dan lewat do'a dalam sujudku kepada Sang Pencipta. Semoga segala kebaikan ditempatkan kepada ibuku.

Aku menulis disini bukan untuk meminta rasa kasihan, karna aku sadar, banyak anak di luaran sana yang mungkin senasib denganku. Hanya sekedar berbagi cerita, untuk seorang yang cenderung introvert sepertiku mungkin menulislah yang menjadi media untuk meluapkan semua isi hatinya, dan forum HTH inilah yang tepat pikirku. Apapun mungkin bisa aku hadapi dan terima, tapi inilah kelemahanku, tentang ibu.
Diubah oleh folkkopi 04-07-2018 16:36
0
903
3
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan