- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Pemerintah Jangan Bohongi Rakyat Soal LRT


TS
the.commandos
Pemerintah Jangan Bohongi Rakyat Soal LRT
Proyek Light Rail Transit (LRT) di Kota Palembang, Sumatera Selatan tidak bisa dibandingkan dengan LRT Kuala Lumpur di Malaysia. Dengan demikian, anggaran LRT Palembang tidak bisa dikomparatif dengan LRT Kuala Lumpur.
"Proyek LRT Palembang lebih murah dari proyek LRT Kuala Lumpur kata siapa? Seperti klaim Pemerintah Joko Widodo lewat Dirjen Perkereta apian," ujar Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Poyuono melalui pesan elektroniknya di Jakarta, Kamis (28/6/2018).
LRT Palembang cuma punya 13 stasiun persinggahan, sedangkan LRT Kuala Lumpur ada 26 stasiun persinggahan dan stasiun underground serta melintas jalur under ground sepanjang 2 Km.
"Jadi enggak bisa apel to apelhanya membandingkan cost per kilometer proyek pembangunan LRT saja. Cost project LRT di Malaysia lebih mahal karena fasilitasnya lebih banyak dan mengunakan sistim teknologi yang jauh lebih modern," jelas Arief.
"Sama kayak kita beli pesawat tempur, harga pesawat Sukhoi misal beda harganya dengan pesawat Sukhoi yang tidak dilengkapi fasilitas anti tertangkap radar dan pengecoh rudal, dan intrumen-intrumen lainnya, pasti jauh lebih murah, dibandingkan dengan pesawat Sukhoi dengan tipe yang sama tapi dilengkapi sistim anti rudal dan anti radar," ujarnya.
Jadi, tegas Arief, tolong jangan bohongi masyarakat membandingkan proyek LRT yang biasa biasa saja teknologi dan lokomotif buatan dalam negeri dibandingkan dengan proyek LRT dengan teknologi yang lebih modern dengan lokomotif buatan Jepang yang super canggih.
"Project LRT Palembang 13 stasiun tanpan lintasan Under Ground biaya Rp473 miliar per kilometer sedangkan LRT di Malaysia Rp817 miliar untuk 26 stasiun pemberhentian dan lintasan Under Ground sepanjang 2 Km, yang tentu saja lebih mahal," ujarnya.
Lalu, di Malaysia cost tenaga kerja jauh lebih mahal, pembebasan harga tanahnya lebih mahal karena tanah di Kuala Lumpur harganya jauh lebih mahal dari Palembang.
Kualitas kontruksi juga jelas lebih bagus dibandingkan LRT di Indonesia yang pernah ambruk seperti proyek LRT Pulomas.
"Jadi memang sangat mahal kalau proyek LRT KW3 dihargai Rp473 miliar per kilometer dibandingkan proyek LRT KW1 yang dihargai Rp817 miliar per kilometer," demikian Arief.
Arief mendorong agar audiy proyek tersebut segera dituntaskan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk selanjutnya dikirim ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
https://m.harianterbit.com/welcome/read/2018/06/30/99327/25/25/Pemerintah-Jangan-Bohongi-Rakyat-Soal-LRT
Mungkin yg ahli kereta lebih mengetahuinya
"Proyek LRT Palembang lebih murah dari proyek LRT Kuala Lumpur kata siapa? Seperti klaim Pemerintah Joko Widodo lewat Dirjen Perkereta apian," ujar Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Poyuono melalui pesan elektroniknya di Jakarta, Kamis (28/6/2018).
LRT Palembang cuma punya 13 stasiun persinggahan, sedangkan LRT Kuala Lumpur ada 26 stasiun persinggahan dan stasiun underground serta melintas jalur under ground sepanjang 2 Km.
"Jadi enggak bisa apel to apelhanya membandingkan cost per kilometer proyek pembangunan LRT saja. Cost project LRT di Malaysia lebih mahal karena fasilitasnya lebih banyak dan mengunakan sistim teknologi yang jauh lebih modern," jelas Arief.
"Sama kayak kita beli pesawat tempur, harga pesawat Sukhoi misal beda harganya dengan pesawat Sukhoi yang tidak dilengkapi fasilitas anti tertangkap radar dan pengecoh rudal, dan intrumen-intrumen lainnya, pasti jauh lebih murah, dibandingkan dengan pesawat Sukhoi dengan tipe yang sama tapi dilengkapi sistim anti rudal dan anti radar," ujarnya.
Jadi, tegas Arief, tolong jangan bohongi masyarakat membandingkan proyek LRT yang biasa biasa saja teknologi dan lokomotif buatan dalam negeri dibandingkan dengan proyek LRT dengan teknologi yang lebih modern dengan lokomotif buatan Jepang yang super canggih.
"Project LRT Palembang 13 stasiun tanpan lintasan Under Ground biaya Rp473 miliar per kilometer sedangkan LRT di Malaysia Rp817 miliar untuk 26 stasiun pemberhentian dan lintasan Under Ground sepanjang 2 Km, yang tentu saja lebih mahal," ujarnya.
Lalu, di Malaysia cost tenaga kerja jauh lebih mahal, pembebasan harga tanahnya lebih mahal karena tanah di Kuala Lumpur harganya jauh lebih mahal dari Palembang.
Kualitas kontruksi juga jelas lebih bagus dibandingkan LRT di Indonesia yang pernah ambruk seperti proyek LRT Pulomas.
"Jadi memang sangat mahal kalau proyek LRT KW3 dihargai Rp473 miliar per kilometer dibandingkan proyek LRT KW1 yang dihargai Rp817 miliar per kilometer," demikian Arief.
Arief mendorong agar audiy proyek tersebut segera dituntaskan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk selanjutnya dikirim ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
https://m.harianterbit.com/welcome/read/2018/06/30/99327/25/25/Pemerintah-Jangan-Bohongi-Rakyat-Soal-LRT
Mungkin yg ahli kereta lebih mengetahuinya
0
1.9K
32


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan