azizm795Avatar border
TS
azizm795
Kusir Delman Pendiri Panti Rehabilitasi Gangguan Jiwa (I)
Pengantar redaksi: Seorang kusir delman di Tambun, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat berhasil mendirikan panti rehabilitasi penyandang disabilitas mental atau gangguan jiwa bernama Yayasan Al-Fajar Berseri. Panti rehabilitasi yang menerapkan pengobatan tradisional ini mendapat apresiasi dari dokter jiwa Jerman dan Swiss.
Baca juga : Gangguan Jiwa Dipasung
 
Panti rehabilitasi Al-Fajar Berseri berdiri di atas lahan seluas 1.000 meter persegi. Yayasan swasta ini beralamat di Kampung Pulo Poncol, RT 04, RW 37, Desa Sumber Jaya, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi. Letaknya sekitar 25 kilometer dari puast kota Bekasi.
Marsan Susanto (46 tahun) merupakan pendiri yayasan yang bergerak dalam rehabilitasi disabilitas mental atau yang sering disebut gangguan jiwa. Kisah Marsan mendirikan yayasan Al-Fajar Berseri bermula ketika ia masih menjadi kusir delman pada tahun 1992. Pada waktu itu, delman miliknya biasa beroperasi menempuh rute perjalanan di Jati Mulya, Margahayu, pondok hijau, dan pasar Tambun.
Suatu hari Marsan memarkirkan delmannya di samping tempat pembuangan sampah di daerah Jati Mulya. Saat sedang duduk menunggu datangnya penumpang, ia melihat orang gangguan jiwa mendekat ke tempat pembuangan tersebut.
Marsan kemudian memperhatikan apa yang dilakukan oleh orang gangguan jiwa tersebut yang sedang mengais-ngais di antara tetumpukan sampah. Ia tak tega melihat orang  gangguan jiwa memakan sisa makanan yang tak layak konsumsi dari tumpukan sampah tersebut.
“Orang gangguan jiwa itu makan makanan dari sampah yang sudah bau dikerumuni lalat-lalat. Sontak hati kemanusiaan saya tersentuh. Mereka kan juga manusia yang berhak mendapatkan makanan dan kehidupan yang layak,” ujar Marsan kepada law-justice.co, Kamis (21/6).
Saat itu, Marsan tidak serta merta langsung mengadopsi orang gangguan jiwa tersebut. Selama berhari-hari marsan tak nyenyak tidur karena peristiwa tersebut. Nafsu makannya berkurang selama berhari-hari. Ada sesuatu yang membuatnya gelisah. Marsan pun akhirnya memutuskan untuk melakukan sesuatu bagi penderita gangguan jiwa.
“Waktu itu saya sempat berhari-hari pusing mikirin apakah saya mampu menampung orang gila yang berkeliaran tak terurus di jalanan. Ini pertimbangan yang sulit, tidak mudak mengambil keputusannya,” kata Marsan.Baca selengkapnya...

Sumber: www.law-justcice.co

0
1.7K
4
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan