- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Hidup tanpa hambatan hanya akan membuat kita lemah ┻━┻ミ\(≧ロ≦\)
TS
babygani86
Hidup tanpa hambatan hanya akan membuat kita lemah ┻━┻ミ\(≧ロ≦\)
Quote:
Dalam menghadapi masa perkuliahan untuk meraih gelar sarjana, tentunya ada beberapa mahasiswa yang merasa down di tengah perjalanan para mahasiswa meraih gelar sarjana. Bisa jadi karena merasa kesusahan, merasa salah juruan atau bahkan kesulitan ekonomi melanda ketika kuliah. Teringat kisah kepompong dan seorang pria.


Quote:
Suatu hari pada saat sebuah lubang kecil timbul di suatu kepompong, seorang pria duduk dan memerhatikan bagaimana seekor bayi kupu-kupu selama berjam-jam berjuang untuk memaksa mengeluarkan badannya melalui lubang tersebut. Akan tetapi kemudian, proses tersebut berhenti tanpa ada kemajuan lebih lanjut. Tampaknya sudah sekuat tenaga dan bayi kupu-kupu tidak bisa bergerak lagi.
Karena hal itu, sang lelaki memutuskan untuk menolong kupu-kupu itu. Diambilnya sebuah gunting untuk membuka kepompong tersebut dan kupu-kupu tersebut akhirnya keluar dengan mudah walau dengan tubuh yang lemah, kecil, dan sayap yang mengkerut. Sang lelaki terus mengamatinya dengan berharap bahwa suatu saat sayapnya akan terbuka, membesar, dan berkembang agar bisa menyangga tubuhnya dan menjadi kuat.

Namun sayangnya, tidak terjadi apa-apa. Dan akibat itu, kupu-kupu tersebut menghabiskan sisa waktu hidupnya dengan merangkak beserta tubuhnya yang lemah dan sayap yang mengkerut dan tidak pernah bisa terbang. Lelaki baik dan penolong itu tidak mengerti bahwa kepompong yang menjerat maupun perjuangan yang dibutuhkan oleh kupu-kupu untuk dapat lolos melewati lubang kecil adalah cara Tuhan untuk mendorong cairan tubuh dari kupu-kupu ke sayapnya agar kuat dan siap untuk terbang sewaktu-waktu setelah bebas dari kepompongnya nanti.
Karena hal itu, sang lelaki memutuskan untuk menolong kupu-kupu itu. Diambilnya sebuah gunting untuk membuka kepompong tersebut dan kupu-kupu tersebut akhirnya keluar dengan mudah walau dengan tubuh yang lemah, kecil, dan sayap yang mengkerut. Sang lelaki terus mengamatinya dengan berharap bahwa suatu saat sayapnya akan terbuka, membesar, dan berkembang agar bisa menyangga tubuhnya dan menjadi kuat.

Namun sayangnya, tidak terjadi apa-apa. Dan akibat itu, kupu-kupu tersebut menghabiskan sisa waktu hidupnya dengan merangkak beserta tubuhnya yang lemah dan sayap yang mengkerut dan tidak pernah bisa terbang. Lelaki baik dan penolong itu tidak mengerti bahwa kepompong yang menjerat maupun perjuangan yang dibutuhkan oleh kupu-kupu untuk dapat lolos melewati lubang kecil adalah cara Tuhan untuk mendorong cairan tubuh dari kupu-kupu ke sayapnya agar kuat dan siap untuk terbang sewaktu-waktu setelah bebas dari kepompongnya nanti.
Quote:
Setelah nama Asnawi, seorang penjual gorengan yang mampu meraih gelar sarjana di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta meskipun faktor ekonomi memaksanya untuk berjualan gorengan disela waktu kuliahnya menjadi viral. Ada juga Muhammad Imam Bukhori, seorang mahasiswa dari kampus yang sama perlu kita jadikan penyemangat untuk menuntaskan kuliah kita. Perjalanannya menyelesaikan kuliah di UMY tidak semudah mahasiswa lainnya. Jatuh bangun untuk mencapai impiannya meraih gelar sarjana harus dijalaninya dengan gigih. Perjuangan mahasiswa mahasiswa tersebut bisa jadi membuat kita sadar bahwa kita perlu menuntaskan apa yang sudah kita mulai.
Kisah Muhammad Imam Bukhori
Akhir tahun 2013 menjadi menjadi awal dari musibah yang melanda pemuda asal Suryakarta ini bersama keluarganya. Ori, panggilan akrabnya, menceritakan bahwa pada saat itulah keluarganya kehilangan seluruh aset yang ada. Tak lagi ada sokongan dana kuliah dan biaya hidup untuk Ori yang merantau ke Yogyakarta. Keluarga Ori ditipu oleh seorang investor asing yang menawarkan bantuan untuk pendirian tempat belajar mengaji. “Bapak waktu itu ditawari investor asing untuk mendirikan sebuah tempat belajar mengaji. Tapi diminta untuk membayar sejumlah dana. Maka kami talangi dengan menggunakan dana dari bisnis kami sebelumnya. Seiring berjalannya waktu, kami tersadar, bahwa kami ditipu,” kenang Ori.
Tak hanya itu, musibah yang melanda keluarganya tersebut juga menyebabkan salah satu adiknya putus sekolah. Melihat kondisi keluarganya yang semakin terpuruk itu, lantas menjadikan Ori untuk bertekad membawa serta semua anggota keluarganya ke Yogyakarta. Akan tetapi, karena keterbatasan dana yang dimilikinya, ia pun mengorbankan waktunya untuk memperbesar bisnis kuliner miliknya yang sudah ia dirikan sejak tahun 2012. Bisnis kuliner yang semula hanya sebatas hobi, ia kembangkan menjadi warung makan dan produk olahan makanan lainnya. “Saya bertekad untuk membawa keluarga saya ke Jogja. Karena melihat kondisi tempat tinggal keluarga saya di Sungai Lilin, Tungkal Ilir yang tidak memadai. Saya juga melihat adik-adik saya yang jarang masuk sekolah karena keterbatasan akses. Seperti kalau hujan, akses ke sekolah adik saya tidak bisa dilewati,”ungkap Ori.
Tekad untuk membawa keluarganya ke Yogyakarta dan membiayai keempat adiknya untuk melanjutkan sekolah, dijalaninya dengan sungguh-sungguh. Tekadnya pun membuahkan hasil. Mulai dari tahun 2014, Ori mengumpulkan uang hasil penjualannya untuk membelikan tiket anggota keluarganya. Satu persatu anggota keluarganya mulai datang ke Yogyakarta. Hingga pada tahun 2017, total keluarga yang dibawanya ke Yogyakarta adalah 12 orang, termasuk paman, kedua sepupunya, kakek serta neneknya.

Akan tetapi, bukannya tanpa ada pengorbanan lain dari Ori, hingga akhirnya ia bisa membawa semua anggota keluarganya ke Yogyakarta. Ori terpaksa harus memutuskan untuk cuti kuliah selama 2 tahun. “Karena faktor ekonomi keluarga saya yang tertimpa musibah, dan fokus melebarkan bisnis kuliner untuk membawa keluarga saya ke Yogyakarta, jadi saya memutuskan untuk cuti kuliah,” ungkapnya lagi. Setelah semua anggota keluarganya pindah ke Yogyakarta, pada bulan Juni 2017, Ori pun kembali melanjutkan kuliahnya. Hingga akhirnya ia berhasil menyandang gelar sarjana pada Sabtu (10/2) yang lalu. Ori juga berhasil membiayai keempat adiknya untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi di Kota Pelajar ini. Adik pertamanya kuliah di Universitas PGRI Yogyakarta, adik keduanya mengambil paket B untuk melanjutkan ke sekolah tingkat menengah atas, adik ketiganya di SMK Muhammadiyah 4 Yogyakarta, dan adik keempatnya di SD Kalipakis.
Meski musibah dan keterbatasan ekonomi sempat melanda Ori dan keluarganya, namun semangat Ori untuk mengembangkan dirinya di dunia kuliner tidak pernah surut. Ia bahkan pernah mendapatkan undangan ke Amerika dan berkesempatan untuk memasak di beberapa acara di San Fransisco, yakni pada tahun 2016 dalam acara Opening Broadway Show dan tahun 2017 dalam acara Cassual Dinner untuk fundrising pembuatan film dokumenter. Selain itu, ia juga pernah membantu di acara pertemuan designer Indonesia selepas acara New York Fashion Show di Kosulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di New York.
Saat ini, Ori dengan bisnis kulinernya yang bernama “Rumah Ori”, sudah memiliki dua cabang. Warung yang pertama terletak di daerah SMK Pelayaran, Somodaran, DIY dan yang kedua terletak di belakang kampus UMY. Tidak hanya sebatas warung fisik, dengan melihat pasar yang serba modern saat ini, Ori juga memanfaatkan peluang dengan menjualkan produknya melalui pihak jasa ketiga, serta menerima jual beli luar daerah secara online.
Kisah Muhammad Imam Bukhori
Akhir tahun 2013 menjadi menjadi awal dari musibah yang melanda pemuda asal Suryakarta ini bersama keluarganya. Ori, panggilan akrabnya, menceritakan bahwa pada saat itulah keluarganya kehilangan seluruh aset yang ada. Tak lagi ada sokongan dana kuliah dan biaya hidup untuk Ori yang merantau ke Yogyakarta. Keluarga Ori ditipu oleh seorang investor asing yang menawarkan bantuan untuk pendirian tempat belajar mengaji. “Bapak waktu itu ditawari investor asing untuk mendirikan sebuah tempat belajar mengaji. Tapi diminta untuk membayar sejumlah dana. Maka kami talangi dengan menggunakan dana dari bisnis kami sebelumnya. Seiring berjalannya waktu, kami tersadar, bahwa kami ditipu,” kenang Ori.
Tak hanya itu, musibah yang melanda keluarganya tersebut juga menyebabkan salah satu adiknya putus sekolah. Melihat kondisi keluarganya yang semakin terpuruk itu, lantas menjadikan Ori untuk bertekad membawa serta semua anggota keluarganya ke Yogyakarta. Akan tetapi, karena keterbatasan dana yang dimilikinya, ia pun mengorbankan waktunya untuk memperbesar bisnis kuliner miliknya yang sudah ia dirikan sejak tahun 2012. Bisnis kuliner yang semula hanya sebatas hobi, ia kembangkan menjadi warung makan dan produk olahan makanan lainnya. “Saya bertekad untuk membawa keluarga saya ke Jogja. Karena melihat kondisi tempat tinggal keluarga saya di Sungai Lilin, Tungkal Ilir yang tidak memadai. Saya juga melihat adik-adik saya yang jarang masuk sekolah karena keterbatasan akses. Seperti kalau hujan, akses ke sekolah adik saya tidak bisa dilewati,”ungkap Ori.
Tekad untuk membawa keluarganya ke Yogyakarta dan membiayai keempat adiknya untuk melanjutkan sekolah, dijalaninya dengan sungguh-sungguh. Tekadnya pun membuahkan hasil. Mulai dari tahun 2014, Ori mengumpulkan uang hasil penjualannya untuk membelikan tiket anggota keluarganya. Satu persatu anggota keluarganya mulai datang ke Yogyakarta. Hingga pada tahun 2017, total keluarga yang dibawanya ke Yogyakarta adalah 12 orang, termasuk paman, kedua sepupunya, kakek serta neneknya.

Akan tetapi, bukannya tanpa ada pengorbanan lain dari Ori, hingga akhirnya ia bisa membawa semua anggota keluarganya ke Yogyakarta. Ori terpaksa harus memutuskan untuk cuti kuliah selama 2 tahun. “Karena faktor ekonomi keluarga saya yang tertimpa musibah, dan fokus melebarkan bisnis kuliner untuk membawa keluarga saya ke Yogyakarta, jadi saya memutuskan untuk cuti kuliah,” ungkapnya lagi. Setelah semua anggota keluarganya pindah ke Yogyakarta, pada bulan Juni 2017, Ori pun kembali melanjutkan kuliahnya. Hingga akhirnya ia berhasil menyandang gelar sarjana pada Sabtu (10/2) yang lalu. Ori juga berhasil membiayai keempat adiknya untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi di Kota Pelajar ini. Adik pertamanya kuliah di Universitas PGRI Yogyakarta, adik keduanya mengambil paket B untuk melanjutkan ke sekolah tingkat menengah atas, adik ketiganya di SMK Muhammadiyah 4 Yogyakarta, dan adik keempatnya di SD Kalipakis.
Meski musibah dan keterbatasan ekonomi sempat melanda Ori dan keluarganya, namun semangat Ori untuk mengembangkan dirinya di dunia kuliner tidak pernah surut. Ia bahkan pernah mendapatkan undangan ke Amerika dan berkesempatan untuk memasak di beberapa acara di San Fransisco, yakni pada tahun 2016 dalam acara Opening Broadway Show dan tahun 2017 dalam acara Cassual Dinner untuk fundrising pembuatan film dokumenter. Selain itu, ia juga pernah membantu di acara pertemuan designer Indonesia selepas acara New York Fashion Show di Kosulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di New York.
Saat ini, Ori dengan bisnis kulinernya yang bernama “Rumah Ori”, sudah memiliki dua cabang. Warung yang pertama terletak di daerah SMK Pelayaran, Somodaran, DIY dan yang kedua terletak di belakang kampus UMY. Tidak hanya sebatas warung fisik, dengan melihat pasar yang serba modern saat ini, Ori juga memanfaatkan peluang dengan menjualkan produknya melalui pihak jasa ketiga, serta menerima jual beli luar daerah secara online.

Kisah kisah di atas memotivasi kita bahwa perjuangan mutlak dibutuhkan dalam menjalani hidup. Jika sekiranya Tuhan membolehkan kita hidup tanpa hambatan, itu hanya akan membuat kita lemah. Akibatnya kita tidak akan kuat dan tidak pernah bisa sukses. Jadi hiduplah dengan keberanian. Hadapilah semua hambatan dan tunjukkan bahwa kau mampu mengatasinya.
Spoiler for Referensi:
https://yprindonesia.wordpress.com/2014/04/02/cerita-inspiratif-kepompong-menjadi-kupu-kupu/
http://www.geetaditya.com/perjuangan...dupi-keluarga/
http://www.umy.ac.id/asnawi-mahasisw...-gorengan.html
http://asepdataransunda.blogspot.co....eberanian.html
https://www.kompasiana.com/syamril/h...3311706c9df8a7
http://www.geetaditya.com/perjuangan...dupi-keluarga/
http://www.umy.ac.id/asnawi-mahasisw...-gorengan.html
http://asepdataransunda.blogspot.co....eberanian.html
https://www.kompasiana.com/syamril/h...3311706c9df8a7
0
1K
Kutip
4
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan