- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
#CerpenReligi Ramadhanku lebih indah dengan hadirmu


TS
revadhana
#CerpenReligi Ramadhanku lebih indah dengan hadirmu

Ramadhanku lebih indah dengan hadirmu



Selamat pagi, siang dan malam agan dan sista semuanya

Selamat membaca cerpen fiksi dari ane ini, dilarang baper lho ya

Maaf sebelumnya kalau tulisan dan ceritanya acak-acakan, maklum g berbakat nulis




Quote:
24 Mei 2017 adalah hari dimana aku mengenalmu. Ya, tahun lalu pertama kali aku mengenalmu. Hari itu selalu kuingat, bagaimana cara kita bertemu, cara kita bertegur sapa, hingga tempat dan waktunya pun masih jelas di ingatan. 3 hari jelang puasa di tahun tersebut kita bertemu di depan sebuah gedung pemerintahan untuk tujuan yang sama.
“Mbak, boleh pinjam bolpennya ya?” begitulah kalimat sapaanku pada wanita berjilbab kuning yang membelakangiku. Subhanallah.. ketika dia menoleh kearahku, senyumannya begitu manis hingga membuatku terdiam untuk beberapa saat. “ini ada mas..” begitu jawaban dari wanita tersebut. Pandangan pertama begitu menggoda, mungkin itulah yang bisa kuungkapkan saat itu. Ada keinginan untuk lebih akrab dengannya, ya meskipun hanya sekedar obrilan ringan. Harapan tersebut jadi kenyataan, tak berapa lama dari tegur sapa pertama tadi kita mulai akrab. Ya mungkin karena tujuan kita ke tempat tersebut sama.
Sejak pertemuan pertama tersebut kita saling komunikasi, tapi bisa dikatakan komunikasi kita saat itu jadul karena masih SMS-an. Namun tak begitu kupermasalahkan selama bisa tetap komunikasi dengannya. Hanya berselang seminggu saja saya sudah yakin bahwa dialah wanita yang menjadi jawaban dari doaku selama ini. dari caranya berbicara, cara dia bersikap pada lawan jenis, serta kebiasaan-kebiasaannya yang mencerminkan kalau dia adalah wanita yang pantas kuperjuangkan. Jadilah pada sebuah kesempatan saat kita bertemu, kuberanikan untuk bilang, “Dik, aku ingin bertemu dengan orang tuamu. Aku ingin melamarmu” matanya berkaca-kaca mendengar ucapanku tersebut. Sama seperti ketika kulihat senyumannya untuk pertama kali, dia juga terdiam untuk beberapa saat. Hingga akhirnya dia menjawab “Mas yakin dengan saya? Mas g ingin mengenal saya lebih lama lagi?” begitu kalimat yang keluar dari bibir manisnya. “Saya yakin denganmu dik, saya serius denganmu dan ingin mengenalmu dalam sebuah ikatan pertunangan. Dia tersenyum tanda setuju dengan keinginanku
Malam itu tiba, malam dimana aku duduk berdua bertatap muka langsung dengan ayahnya. Obrolan yang awalnya basa-basi seketika menjadi serius saat kuutarakan niat baikku untuk melamar putri sulungnya. Beliau setuju tapi tidak serta merta menyetujui niatku, karena dia menyerahkan segala keputusannya kepada putri sulungnya yang ingin kulamar. “Diana.. Kesini nak” beliau memanggil putri sulungnya, wanita yang beberapa hari ini selalu menemani hari-hariku, wanita yang menurutku memiliki senyum terindah. Beliau secara singkat mengungkapkan keinginanku, Diana terdiam beberapa saat. Lalu dia mengangguk seraya menjawab pelan “Iya ayah, diana mau”. Alhamdulillah... usahaku tidak sia-sia, kalimat inilah yang pertama kali kuucapkan dalam hati
5 Juli 2017 adalah hari bahagiaku dalam sebuah ikatan pertunangan. Ya saya melamar Diana, wanita terbaik menurutku. Kini usia pertunangan kami sudah 1 tahun dan beberapa hari lagi akan dilanjutkan ke jenjang yang lebih serius, sebuah ikatan sakral dalam bingkai pernikahan sederhana. Ramadhan tahun ini pun terasa lebih lama karena kami berdua tidak sabar untuk segera menyempurnakan ibadah kami kepada-Nya. Ramadhan tahun ini juga menjadi lebih indah buatku. Dengan hadirnya disetiap hariku, waktu menunggu buka puasa tidak terasa melelahkan. Saat setelah sahur pun ada yang menemaniku menunggu waktu adzan subuh. Dia yang dulu kukenal dengan baik disaat ramadhan, kini menemani ramadhanku meski masih dibatasi jarak.
“Mbak, boleh pinjam bolpennya ya?” begitulah kalimat sapaanku pada wanita berjilbab kuning yang membelakangiku. Subhanallah.. ketika dia menoleh kearahku, senyumannya begitu manis hingga membuatku terdiam untuk beberapa saat. “ini ada mas..” begitu jawaban dari wanita tersebut. Pandangan pertama begitu menggoda, mungkin itulah yang bisa kuungkapkan saat itu. Ada keinginan untuk lebih akrab dengannya, ya meskipun hanya sekedar obrilan ringan. Harapan tersebut jadi kenyataan, tak berapa lama dari tegur sapa pertama tadi kita mulai akrab. Ya mungkin karena tujuan kita ke tempat tersebut sama.
Sejak pertemuan pertama tersebut kita saling komunikasi, tapi bisa dikatakan komunikasi kita saat itu jadul karena masih SMS-an. Namun tak begitu kupermasalahkan selama bisa tetap komunikasi dengannya. Hanya berselang seminggu saja saya sudah yakin bahwa dialah wanita yang menjadi jawaban dari doaku selama ini. dari caranya berbicara, cara dia bersikap pada lawan jenis, serta kebiasaan-kebiasaannya yang mencerminkan kalau dia adalah wanita yang pantas kuperjuangkan. Jadilah pada sebuah kesempatan saat kita bertemu, kuberanikan untuk bilang, “Dik, aku ingin bertemu dengan orang tuamu. Aku ingin melamarmu” matanya berkaca-kaca mendengar ucapanku tersebut. Sama seperti ketika kulihat senyumannya untuk pertama kali, dia juga terdiam untuk beberapa saat. Hingga akhirnya dia menjawab “Mas yakin dengan saya? Mas g ingin mengenal saya lebih lama lagi?” begitu kalimat yang keluar dari bibir manisnya. “Saya yakin denganmu dik, saya serius denganmu dan ingin mengenalmu dalam sebuah ikatan pertunangan. Dia tersenyum tanda setuju dengan keinginanku

Malam itu tiba, malam dimana aku duduk berdua bertatap muka langsung dengan ayahnya. Obrolan yang awalnya basa-basi seketika menjadi serius saat kuutarakan niat baikku untuk melamar putri sulungnya. Beliau setuju tapi tidak serta merta menyetujui niatku, karena dia menyerahkan segala keputusannya kepada putri sulungnya yang ingin kulamar. “Diana.. Kesini nak” beliau memanggil putri sulungnya, wanita yang beberapa hari ini selalu menemani hari-hariku, wanita yang menurutku memiliki senyum terindah. Beliau secara singkat mengungkapkan keinginanku, Diana terdiam beberapa saat. Lalu dia mengangguk seraya menjawab pelan “Iya ayah, diana mau”. Alhamdulillah... usahaku tidak sia-sia, kalimat inilah yang pertama kali kuucapkan dalam hati

5 Juli 2017 adalah hari bahagiaku dalam sebuah ikatan pertunangan. Ya saya melamar Diana, wanita terbaik menurutku. Kini usia pertunangan kami sudah 1 tahun dan beberapa hari lagi akan dilanjutkan ke jenjang yang lebih serius, sebuah ikatan sakral dalam bingkai pernikahan sederhana. Ramadhan tahun ini pun terasa lebih lama karena kami berdua tidak sabar untuk segera menyempurnakan ibadah kami kepada-Nya. Ramadhan tahun ini juga menjadi lebih indah buatku. Dengan hadirnya disetiap hariku, waktu menunggu buka puasa tidak terasa melelahkan. Saat setelah sahur pun ada yang menemaniku menunggu waktu adzan subuh. Dia yang dulu kukenal dengan baik disaat ramadhan, kini menemani ramadhanku meski masih dibatasi jarak.
Quote:
Ya Allah ya rabb.. terima kasih telah memberiku wanita terbaik yang bisa lebih mendekatkanku pada-Mu di ramadhan ini. Lancarkanlah acara kami dalam waktu dekat ini, kami ingin menuju Ridho-Mu dalam sebuah ikatan pernikahan. Restuilah dan berkahilah hubungan kami ini. Aaminnn...





anasabila memberi reputasi
1
1.2K
Kutip
12
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan