9 Juni 2018
Hari ini mamaku berulang tahun yg ke-53 tahun, tepatnya mama ultah di hari ke 24 bulan Ramadhan. Hadiah untuk mama sudah kusiapkan jauh sebelum mama ulang tahun dan sekarang aku pulang ke rumahku yang sebenernya.
5 bulan aku tak bertemu langsung dengan mama karena kesibukanku sebagai manajer di salah satu perusahaan yg cukup bergengsi di Jakarta, hanya video call dan free call di WhatsApp yang mengobati rasa rinduku kepada mama. Mama yang tinggal sendiri di rumah yang diwariskan oleh papa, sebenernya aku mau mengajak mama tinggal bersamaku di apartemenku menolak karena rumah tersebut memiliki banyak kenangan.
Mobil sedan melaju di sebuah rumah mungil bercat merah muda, aku pun langsung mengetuk pintu tanpa mengucapkan salam
.
TOK TOK TOK!
Quote:
"Iya, sebentar." Kata mama dengan terburu2 - buru. Lalu mama membuka pintu dan langsung terkejut melihat aku yg datang secara tiba - tiba.
"Suprisee, mamaaa. Hari ini Adit baru pulang karena Adit bener - bener sibuk banget."
"Ya Allah, Adit mama kaget lho tiba ada yg ngetuk pintu terus enggak ngucapin salam lagi. Ternyata kamu Dit dateng ke rumah." Mama mendorong koperku namun aku tolak.
Suasana rumah masih sama seperti dulu, hanya saja tak ada papa di rumah ini. Papa meninggal setahun lalu karena strokenya, tinggal mama saja yg tinggal di rumah tersebut.
Quote:
"Mama, tau enggak sekarang hari apa?" Aku mulai main tebak - tebakan dengan mama yang sedang menyiapkan takjil berbuka.
"Hmm...hari sabtu deh Dit. Aduh, kamu tuh maen tebak2an aja udah tau mama lagi repot bikin takjil buat kamu buka puasa." Kata mama dengan sewotnya.
"Hehe Adit udah lama enggak isengin mama. Sebenernya ini hari ulang tahun mama lho."
Mama langsung terdiam ketika aku mengucapkan itu. Lalu, mama baru mengingat kalo dia ulang tahun hari ini.
Quote:
"Astagfirlulloh, Adit. Mama baru inget kalo mama ulang tahun, lho. Mama lupa sama ulang tahun sendiri." Ujar mama sedih.
"Ma, jangan sedih ma. Happy birthday yah ma, semoga mama bisa menjadi ibu yg baik untuk Adit, makin lancar rezekinya, sehat selalu dan menjadi wanita yang sholehah. Aamiin yaa robbal alamin."
Mama mengucapkan terimakasih lalu mengecup keningku. Aku memberikan sebuah hadiah yang berbungkuskan kertas kado berwarna ungu muda.
Quote:
"Masya Allah kalung berlian, tapi ini mahal banget lho nak. Kamu gausah ngasih hadiah mahal - mahal ke mama ah. Ngerepotin aja deh." Sungkan mama.
'Ma, sebenernya aku mau ngasih hadiah itu karena mama merawat aku dari aku kecil sampe sekarang. Mama juga orang paling special di hidupku selain papa." Kataku sambil memakaikan kalung.
"Makasih yah nak kamu udah ngasih hadiah special ke mama." Ujar mama dengan mata berkaca.
Mama terharu dengan pemberian dariku. Tiba - tiba suara adzan magrib berkumandang, aku dan mama memutuskan untuk berbuka lalu sholat magrib berjamaah. Selesai sholat aku video call dengan pacarku, Nabila yang sedang menempuh pendidikan S2nya di Swiss. Walaupun kita sedang LDR tak membuat kemesraan kita berkurang, malah aku berencana melamar Nabila di hari ulang tahun mama.
Quote:
"Ma, ada tamu jauh nih yg mau ngucapin selamat ulang tahun ke mama." Kataku memberikan smartphoneku ke mama.
"Halo tante." Sapa Nabila dengan nada ceria. "Happy birthday for tante. Semoga tante panjang umur, sehat selalu, makin banyak rezekinya, dan makin sayang sama Adit yah tante."
"Makasih yah sayang dengan ucapannya. Kamu kapan pulang ke Indonesia, Bila? Tante kangen banget sama kamu, kangen dimasakin, ngobrol, belajar jahit juga." Ujar mama yang kangen dengan Bila.
"Insya Allah tante, nanti pas menjelang lebaran aku pulang kok hehe."
Aku yang mendengar 2 wanita tersayang ngerumpi bae, memberitahukan sesuatu kepada mereka berdua.
Quote:
"Mama, Adit sebenernya punya satu hadiah lagi buat mama dan kali ini mama pasti setuju sama ini." Kataku mantap.
"Hah? Apa Dit? Hadiah mama yg ini udah cukup Dit." Kata mama sambil memegang kalung berlian tersebut.
"Sini dulu hpnya, Ma. Adit mau ngomong serius sama Nabila. Mama denger yah." Mama memberikan hpku ke aku. "Nabila Putri Soedjarwo, aku tau kalo ini rencana mendadak tapi dengerin aku yah. Setelah kita berpacaran 3 tahun lebih aku memutuskan untuk melamarmu menjadi istriku."
Mama dan Nabila sama - sama kaget ketika aku melamar Nabila. Yah, nekat juga sih melamarnya lewat video call namun di sisi lain aku juga gamau berpacaran terlalu lama dengan Nabila.
"Adit, kamu serius dengan Nabila? Kenapa kamu gak nungguin Nabila pulang dari Indonesia aja, kan biar enak ngomongnya." Kata mama tidak percaya. Nabila tidak bisa berbicara saking kagetnya dia.
"Adit serius, ma. Ini juga sekaligus kado mama yang paling indah dan memorable buat mama sama Bila." Kataku dengan mantap.
[QUOTE
]"Will you marry me, Nabila?" Tanyaku penuh cemas.
"Yes, I do. Muhammad Aditia Wijaya." Katanya terharu.
"Alhamdulillah kamu mau menerima lamaranku. Kamu juga kado mama yang paling indah."
Rencananya setelah Nabila datang ke Indonesia, kami akan melakukan tunangan setelah lebaran hari pertama kemudian pernikahanku akan digelar 2 bulan setelah tunangan.
Mama, kadomu yang ini lebih indah daripada kalung berlian yang aku berikan kepadamu.