- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Perempuan Indonesia: Dihormati Dan Dilecehkan


TS
pog94
Perempuan Indonesia: Dihormati Dan Dilecehkan


Spoiler for :
Pelecehan sexual terhadap wanita sedang menjadi topik hangat yang banyak diperbincangkan oleh masyarakat Indonesia-setidaknya lewat postingan di media sosial. Pro dan kontra mulai bermunculan menanggapi aksi speak uppedangdut Via Vallen tentang pesan tak senonoh yang didapatnya lewat DM instagram.
Pelecehan sexual ini dapat dikatakan tumbuh bersama negeri ini, Indonesia tercinta. Sejak negeri ini belum lahir sampai sekarang saat dia tua.
Jika dilihat lagi jauh ke belakang, pada masa penjajahan. Perempuan Indonesia saat itu banyak yang mengalami hal yang lebih buruk dari pelecehan verbal; dijadikan gundik, lacur, tak punya hak berbicara, selalu berada satu tingkat di bawah laki-laki. Gambaran paling jelas bisa kita lihat di tetralogy Buru karya Pramoedya.
Maju sedikit ke masa reformasi atau 20 tahun yang lalu, waktu Indonesia benar-benar kacau. Penjarahan, pencurian, diskriminasi terjadi di mana-mana. Lalu ada satu hal yang bersembunyi di balik kegilaan itu semua: pemerkosaan.
Ada satu hal yang ikut menyertai perlakuan buruk pada perempuan dari masa penjajahan sampai sekarang: perempuan tak punya ruang untuk membela diri, mereka selalu dibungkam dengan cara yang berbeda-beda.
Pada masa penjajahan suara perempuan tak pernah didengarkan, hanya dianggap angin lalu oleh yang berkuasa, bahkan wanita pribumi tak ada nilainya sama sekali kecuali anak-anak bupati dan orang ternama. Di masa reformasi perempuan yang bersuara akan dihilangkan, sebenarnya ada satu perempuan yang akan membawa kasus pemerkosaan yang banyak terjadi saat itu ke PBB. Nama perempuan itu adalah Ita Martadinata, dia dibunuh dengan brutal oleh orang misterius. Saat itu, polisi langsung menginginkan jenazah Ita dikremasi langsung, tanpa otopsi atau penyelidikan dan menetapkan bahwa Ita dibunuh oleh tetangganya, tanpa memberitahukan apa motifnya sampai sekarang. Sekarang, perempuan yang berbicara, mencari pembelaan dan keadilan sosial justru mendapatkan kritikan yang ironisnya, kritikan itu berasal dari kaum perempuan juga.
Kenapa ini bisa terjadi? Meskipun zaman telah berubah, hukum dan perundang-undangan mengalami pembaruan. Lantas kenapa suara perempuan masih menjadi hal yang tabu? Terlebih untuk kalian yang ikut mengkritik aksi speak up pedangdut Via Vallen, apa yang ada di otak kalian? sampai berpikir dia hanya mencari sensasi, lebay karena dianggap pelecehan yang diterima nya masih katrgori "ringan", menganggap wajar karena pelaku adalah orang asing dan bahkan mem-bully korban.
Ada statement "balas dengan cara yang elegan." Ini amat sangat susah untuk dicerna, cara yang elegan itu seperti apa? Perlu kalian ketahui, laki-laki itu pantang menyerah jika urusan mendapatkan wanita, yang tertutup rapat saja masih digoda-goda apalagi yang dibiarkan terbuka begitu saja; mau acuh atau tak acuh pun sama saja, atau cara yang elegan itu adalah "balas dengan prestasi"? Semakin ngawur saja.
Bukan nya harapan akan munculnya Kartini masa kini belum hilang? Tengok saat perayaan hari Kartini, banyak yang ingin menjadi Kartini masa kini demi memenuhi harapan perempuan Indonesia yang terpinggirkan dan terbuang. Kartini macam apa yang tidak mendukung kaum perempuan?
Syukur alhamdulillah, masih ada perempuan waras yang membela korban bahkan ikut menyuarakan protes atas pelecehan yang dialami korban, bersama-sama melawan ketidak adilan demi kemajuan dan kesejahteraan perempuan Indonesia.
Terima kasih~

ita martadinata
Quote:
0
1.5K
7


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan