Sejak awal berdirinya, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) terus menjadi buah bibir. Lembaga yang dipimpin Megawati Soekarnoputri tersebut tidak tampak perannya khususnya dalam fungsi merawat pancasila. Dewan Pakar Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Pusat, Anton Tabah Digdoyo menilai bahwa BPIP lebih baik dibubarkan saja.

“Saya sependapat jika BPIP makin tidak jelas. Tugas dan metodologinya apa? Bina Pancasila?” kata dia, Selasa (5/6).

Salah satu kejanggalan BPIP adalah gaji ketua dan anggota yang bisa mencapai ratusan juta perbulan.

“Gaji ketuanya saja 112 juta rupiah lebih perbulan. Anggota-anggotanya masing-masing 100 juta rupiah lebih per bulan. Ini jelas tidak masuk akal,” paparnya.

Anton membandingkan gaji BPIP dengna jendral TNI-Polri yang dibawah angka 4 juta per bulan. Mereka membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk bisa mendapatkan uang ratusan juta rupiah, jumlah yang hanya bisa dicapai anggota BPIP dalam sebulan saja.

“Contoh gaji dalam golongan jenderal di TNI-Polri saja cuma Rp 3,9 juta per bulan, tunjangan Rp 250 ribu bruto Rp 4,150 juta. Untuk bisa nabung ratusan juta rupiah makan waktu bertahun-tahun. Anggota BPIP cukup sebulan dapat ratusan juta rupiah. Apakah karena gaji sangat besar terus tidak peka?” lanjutnya.

Anton juga menyoal hutang negara yang kian menumpuk, sementara beban negara harus bertambah dengan membayar gaji bulanan BPIP yang bernilai fantastis. BPIP juga disebut bertentangan dengan sejarah karena menganggap hari lahir pancasila 1 Juni 1945.

Padahal, The Founding Fathers sepakat 18 Agustus 1945 ketika Pancasila masuk dalam preambule UUD 1945 yang susunannya seperti sekarang.

https://www.sumber.com/hukum-politik/berita-terkini-hukum-politik/sumber/makin-tidak-jelas,-bpip-diminta-bubar.html

Piye le....?

Quote of the day

Menohok sekali