Kaskus

News

ninda611Avatar border
TS
ninda611
Apresiasi Puisi Ziarah Karya: Sapardi Djoko Damono
kita berjingkat lewat
jalan kecil ini
dengan kaki telanjang; kita berziarah
ke kubur orang-orang yang telah melahirkan kita.
Jangan sampai terjaga mereka!
Kita tak membawa apa-apa. Kita
tak membawa kemenyan ataupun bunga
kecuali seberkas rencana-rencana kecil
(yang senantiasa tertunda-tunda) untuk
kita sombongkan kepada mereka.
Apakah akan kita jumpai wajah-wajah bengis,
atau tulang belulang, atau sisa-sisa jasad mereka
di sana? Tidak, mereka hanya kenangan.
Hanya batang-batang cemara yang menusuk langit
yang akar-akarnya pada bumi keras.
Sebenarnya kita belum pernah mengenal mereka;
Ibu-bapa kita mendongeng
tentang tokoh-tokoh itu, nenek moyang kita itu,
tanpa menyebut-nyebut nama.
mereka hanyalah mimpi-mimpi kita,
kenangan yang membuat kita merasa
pernah ada.
Kita berziarah; berjingkatlah sesampai
di ujung jalan kecil ini:
sebuah lapangan terbuka
batang-batang cemara
angin.
Tak ada bau kemenyan tak ada bunga-bunga;
mereka telah tidur sejak abad pertama,
semenjak hari pertama itu.
Tak ada tulang belulang tak ada sisa-sisa
jasad mereka.
Ibu-bapa kita sungguh bijaksana, terjebak
kita dalam dongengan nina-bobok.
Di tangan kita berkas-berkas rencana,
di atas kepala
sang surya.
 
 
 
 
Analisis estetika puisi ziarah melalui struktur fisik puisi
            Puisi ini merupakan suatu puisi dengan permainan kata-katanya yang sangat konotatif. Bahasa yang sederhana namun penuh makna. Penyampaian unsur estetis disampaikan melalui penciptaan kata yang bersifat konotatif, bias dan bersifat perumpamaan yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Melalui sistem bahasa kedua tersebut puisi ini membangun kindahan pada alam pikir pembaca. Nilai estetik pada puisi ziarah terkandung dalam setiap diksi yang digunakan oleh pengarang dalam menyampaikan maksud dan tujuan.
 
Majas/bahasa kiasan
            Sesuai dengan hakikat puisi sebagai pemusatan dan pemadatan ekspresi, bahas kias ddalam puisi merupakan sarana pengendapan sesuatu yang ganda menjadi tungal. Kata akan mengalami pemadatan dan dibiaskan dari makna realistisnya, sehingga kata-kata mengalami perluasan makna.
Puisi identik dengan majas, karena dengan majas puisi akan tampak lebih hidup dan bermakna mendalam. Dalam puisi ziarah, pengarang menggunakan majas personifikasi terbukti pada bait  Hanya batang-batang cemara yang menusuk langit
yang akar-akarnya pada bumi keras.pengarang menggambarkan kondisi sekitar makam yang tak terurus dengan baik.
 
            Penggunaan majas personifikasi pada puisi ini menunjukkan bahwa keinginan pngaranag terhadap puisi agarnampak hidup di dalam imaji pembaca. Dari bait yang dicontohkan diatas, puisi ini meminjam istilah-istilah konotatif untuk membangun dunia pikir pembaca kedalam kerangka pikir estetis. melalui kekuatan keindahan katanya, puisi ini mengajak pembaca pada realitas yang hendak disampaikan.
 
-          Citraan / imaji
            Citraan bagi penyair merupakan kata atau serangkaian kata yang digunakan untuk membangun komunikasi estetik atau untuk menyampaikan pengalaman inderawinya. Citraan bagi pembaca merupakan pengalaman inderawi yang ditimbulkan oleh sebuah kata atau serangkaian kata, sehingga pembaca seolah-olah ikut merasakan, mendengar, menyentuh , dan melihat apa yang digambarkan oleh penyair.
            Puisi ini memiliki banyak, bahkan hampir seluruhnya merupakan citraan karena puisi ini membawa pembaca seolah-olah ikut melihat akan kehadiran aktivitas Ziarah. Salah satu contoh pada bait di bawah ini.
kita berjingkat lewat
jalan kecil ini
dengan kaki telanjang; kita berziarah
ke kubur orang-orang yang telah melahirkan kita.
Membaca bait ini seakan pembaca dibawa pada dimensi dimana kita tengah melakukan perjalanan ziarah kepada kubur orang-orang yang telah melahirkan kita. Bagaimana pengarang membawakan makana tersendiri dibalik setiap bait puisinya. Janganlah kita berhenti sampai disatu titik, di mana masih banyak orang-orang yang butuh kita ziarah kuburnya.
 
-          Diksi
            Diksi yaitu pemilihan kata, kata-kata dalam puisi haruslah dipilih sedemikian rupa agar menimbulkan efek imaji estetik pada pembaca. Pemilihan kata dalam puisi dengan mempertimbangkan makna, komposisi bunyi, kedudukan kata dengan kata lain, dan kedudukan kata dalam keseluruhan puisi.
            Apabila dilihat dan dipahami secara mendalam, pilihan kata yang terdapat pada puisi Ziarah merupakan kata-kata yang sederhana, tidak rumit, dan dekat dengan realitas hidup. Meskipun demikian kesederhanaan ini tidak berarti mengurangi kualitas estetik dan isi, sebaliknya kesederhanaan diksi yang dipilih oleh penyair mampu membangkitkan pengalaman tersendiri bagi pembaca. Puisi ini dengan kesederhanaan diksi yang disajikan memiliki tafsiran yang sangat luas.
 
             Tak ada tulang belulang tak ada sisa-sisa
jasad mereka.
Ibu-bapa kita sungguh bijaksana, terjebak
kita dalam dongengan nina-bobok.
Di tangan kita berkas-berkas rencana,
di atas kepala
sang surya.
 
            Baris puisi diatas merupakan penjelasan tentang keharusan kita untuk ziarah. Mengunjungi makam orang-orang yang telah melahirkan kita dan yang telah melahirkan orang-orang sebelum kita. Maksud dari pengarang agar kita pergi ziarah, karena kita semua akan merasakan hal yang sama suatu saat.
            
Simpulan
Puisi merupakan ungkapan jiwa penyair yang idtuangkan dalam kata, dirangkai sedemikian rupa dengan memerhitungka kaidah-kaidah tertentu sehingga menimbulkan suatu yang dapat membangkitkan pengalaman estetik pembaca melalui kata-kata yang tercipta dari setiap strukturnya.
Berdasarkan analisis unsur fisik puisi ziarah ini, diketahui bahwa puisi ini memliki makna tentang kematian yang akan dihadapi oleh semua umat manusia yang hidup di dunia.
 
 
 
 
Ninda Wahyuni
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
2
7.1K
1
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan