Manasu Moraka Sangmane

phannu.ari

05-06-2018 11:44

Sumber : torajaland.net

Pagi itu Rantepao diguyur hujan yang begitu deras. Jalan tampak sepi dan tak ada aktivitas yang berarti. Seperti biasa, ane dan tajuddin bersiap untuk berangkat ke tempat kerja. Ane berkeja sebagai pegawai honorer di salah satu instansi pemerintah dan tajuddin yang kerap disapa taju bekerja sebagai guru honorer di salah satu sekolah dasar negeri di Rantepao.

Quote:

‘’Oeee millik mako sangamane, napatok dako manuk dalle mu’ (oiiiii, bangunlah teman, dipatok ayam nanti rezekimu)’ sahutku ketika membangunkan tajuddin.
‘’Dako dolo, taepa na mammi mammaku tee’ (tunggu dulu, belum enak ini tidurku)’ kata taju sambil menutupi wajahnya dengan selimut tebal.

Anepun bersiap duluan. Hari itu adalah puasa hari pertama dan ane lupa bangun untuk membantu taju menyiapkan makanan sahur.

Quote:

‘’Bosku, duluanka kekantor le’ takutka kalau terlambat’’ (bos saya duluan kekantor yah, takut nanti terlambat) kataku sambil menggunakan mantel
‘’Iyoooww, pela’ – pela’ ko sangmane’’ (iya hati - hati dijalan kawan) kata taju dari dalam selimutnya

Anepun berangkat kekantor dengan semangat 45 mengingat hari ini adalah puasa hari pertama. Jam kerja di kantor berubah dari pukul 16.30 ke pukul 15.00. sungguh ane bahagia meskipun ane nggak ikut berpuasa karena ane non muslim.

Jam pulangpun tiba dan Rantepao masih saja diguyur hujan runtik – rintik. Anepun menyalakan smartphone dan menghubungi taju via whatsapp.

Quote:

‘’Assalamulaikum bosku, umboki tee?’’ (Assalamualaikum bos, dimana posisi?) Ketikku di chat whatsapp
‘‘’Walaikumsalam bosku, indena banua maemoko mai’’ (Walaikumsalam bos, ada di rumah. silahkan kesini) jawab taju

Setelah absen sore, anepun langsung bergegas berangkat pulang ke rumah. Selama perjalanan ane meliaht jejeran penjual takjil yang menyediakan makanan dan minuman dengan warna yang mencolok. Ane tak bergeming dan tetap melanjutkan perjalanan pulang

Tak terasa anepun tiba di rumah dan langsung masuk.

Quote:

‘’Assalamualaikum, mansumoraka sangmane?’’ (Assalamualaikum, sudah masakkah bos? ujarku dengan semangat 45
‘’Walaikumsalam sangmane, apana taekpa tee ampo’’ (Walaikumsalam kawan, belum ada bos) ujarnya sambil bercanda
‘’Apara ladi nasu te allo sangmane nadipake ma’buka?’’ (apa yang mau dimasak hari ini?) tanyaku dibarengi senyum tipis
‘’Pa’piong duku manuk marasa tee sangmane dipasola lada katokkon’’ (pa'piong ayam dimasak dengan daun mayana ditambah cabe katokkon) jawab taju
‘’Tamalemo pale rokko pasa’ ta dakai tuu bahanna’’ (ayo kita ke pasar sekarang cari bahannya)kataku sambil mengambil kunci motor

Pa'piong
Sumber : http://tradisionalindonesiafood.blogspot.com

Waktu menunjukkan pukul 16.00 dan kamipun berangkat ke Pasar Sore yang jaraknya tak jauh dari tempat tinggal kami. Beberap menit berkeliling pasar dan kamipun menemukan semua bahannya. Kamipun kembali ke rumah untuk memasaknya.

Karena ane tidak memiliki dasar memasak jadi ane meminta arahan dari taju

Quote:

‘’apara lakupogau aku tee taju?’’ (apa yang bisa kubantu taju?) kata ane sambil memegang sebilah pisau dapur
‘’yamo too lassuna rarang sola lassuna puteh mu pekuli’i. Akupa dako ira- irai tuu duku sola pasadiai tuu bulu nangko na lada katokkon.’’ (itu bawang merahmu kuliti sama bawang putih. nanti saya yang iris - iris daging sekaligus sediakan daun mayana dan cabe katokkon) Jawab taju yang sedang memotong ayam menjadi beberapa bagian.

Semua bahan sudah lengkap dan akhirnya kami mulai memasakanya. Ayam yang telah dicampur dengan bumbu masakan dimasukkan ke dalam sebilah bambu lalu di bakar hingga matang. Sembari menunggu masakan tersebut masak ane dan taju bersenda gurau mengenai pacarnya yang tak kunjung ada.

Quote:

‘’Kukira ada pacarmu bos, yang biasa mutemani chatting di whatsapp?’’ tanyaku dengan santai sambil memperbaiki posisi pa’piong
‘’Mana, tidaka ada bos. Temankuji itu di kampus dulu’’ jawabnya dengan ucapan terbata – bata.

Tak terasa pa’piongpun telah siap dinikmati dan jam berbukapun tiba. Taju mengambil segelas air putih dan membaca doa. Ane masih sibuk menyediakan piring dan sendok. Kamipun makan bersama diatas meja kecil pemberian teman guru di sekolah tempat taju mengajar. Ane dan taju lahap menyantap masakan kami hari ini. Sungguh hari yang mengasyikkan

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Pukul 03.00 subuh, rantepao diselimuti cuaca dingin yang brrrrrrrrr... Ane masih terjaga dalam tidur ketika taju bersiap untuk menikmati sahur. Pa’piong yang masih sisa semalam disantapnya di temani kecap botol. Selepas makan, tubuhnya kembali terbaring lunglai diranjang. Ane sendiri bangun pukul 06.30 pagi, dan langsung sarapan. Dinginya cuaca membuat nafsu makan ane bertambah, mata dan tangan anepun langsung bekerja melacak keberadaan makanan yang bisa ane santap pagi itu. Setelah mencari ane tak menemukan makanan. Hati ane mulai dongkol,marah dan kesal padahal ane udah menyisahkan pa’piong semalam untuk dimakan esok pagi. Dengan sangat terpaksa anepun hanya menikmati nasi ditambahkan guyuran kecap manis. Lumayan menutupi rasa lapar ane.

Setelah sarapan anepun langsung siap – siap ke kantor.

Quote:

‘’Oeee, sangamane millik moko, dolomo aku ma’kantoro le’ (ooo kawan, saya duluan ke kantor) kataku sambil menenteng tas.
‘’iyooo’’ jawab taju yang masih tidur

Anepun langsung tancap gas menuju kantor yang jaraknya kira – kira 3 km dari tempat kami tinggal. Selama di kantor tak ada pekerjaan berat yang ane kerja. Hanya duduk, cek email masuk dan membuat laporan persediaan barang masuk. Selebihnya lebih banyak duduk bercengkrama dengan kawan – kawan lain. Tak terasa jam pulang kantorpun tiba. Ane dan teman kantor lain tak lupa absen pulang.

Hari itu adalah hari yang paling kere menurut ane. Hanya ada uang Rp. 5.000 di kantong ane beserta atm 2 bank yang isinya nihil. Anepun sampai di rumah dan tak mendapati taju. Sembari menunggu taju di rumah, anepun membuka laptop dan melanjutkan draft thread ane yang tak kunjung selesai di temani lagu barat yang artinya ane nggka tahu. 2 jam bermain dengan kata – kata, tajupun muncul

Quote:

‘’Assalamualaikum bosku’’, ucap taju di balik pintu depan
‘’Waalaikumsalam bosku’’, sahutku dengan lantang
‘’Manasu moraka sangmane?’’ (sudah masakkah bos?) tanya taju dengan senyum khasnya
‘’Apala dinasu sangmane, tae bangmo sengku te’. Limang sa’bu mannamora te, indomie manna mora ladikande’’, (apa yang mau dimasak, tidak ada uangku. tinggal 5 ribu saja. tinggal indomie yang mau dimakan ini) jawabku dengan pelan tanpa nada
‘’ladiapami bos, aku duka tee’ tae sengku. Taepa na gajian tau, deemmo annan bulan te tae bangki digaji’’, (mau diapa bos, saya juga tidak punya uang, belum gajian orang. sudah ada 6 bulan ini belu digaji) ucap taju

Bergegas anepun langsung berlari menuju kios andre, ane membeli mie intan dan tidak adalagi. Dari uang 5 ribu itu ane hanya mendapat 2 bungkus. Sebungkus kami masak untuk makanan berbuka puasa, agar tidak bosan mie tersebut kami masak dengan daun katuk. Kali ini taju yang jadi chiefnya.

Quote:

‘’ta’ kumandemo sangmane, manasumo tee kinande’’. (ayo makan, sudah masak ini masakan) Panggil taju didepan meja makan

Tanpa menjawaban anepun langsung menuju sumber suara dan langsung mengambil sikap makan dengan nasi yang menggunung dan hasrat yang terus menggebu. Malam itu kami kembali merasakan makanan sederhana ala anak kosan. Sebelum makan, kami tak lupa berdoa. Mensyukuri berkat dari Sang Pencipta di bulan yang penuh berkah ini. Begitu pula ketika sahur tiba, taju kembali menunjukkan kehalian dalam memasak dengan mevampurkan daun kelor ke dalam mie instan. Rasanya mantap, kuahnya meresap, hijaunya daun kelor mempercantik tampilan makanan ini. Gizinya jangan tanyakan, yang penting menyenangkan.

Sehabis menyantap sahur,ane dan taju kembali tersungkur di atas ranjang kayu. Selimut hampir menutup sekujur tubuh kami. Pagipun menyapa dan kamipun bangun dengan tertib, menyongsong hari ini dengan penuh semangat meskipun bersahur dengan makananan seadanya.

Quote:

Sedikit penjelasan gan sis

''Manasu Moraka" adalah salam sapa khas orang Toraja. Salam sapa dalam bahasa toraja ini memiliki arti yang sangat dalam dikarenakan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat toraja pada umumnya ungkapan sapa ini sering di lontarkan jika sedang berpapasan dengan saudara, kerabat, dan tetangga maupun sahabat. Arti penting dari ungkapan "manasu moraka" ialah menanyakan tentang masih adakah sukacita dimana ketika orang yang diberi sapaan membalas dengan jawaban "Manasumo" atau "talendu opa". Sangat khas sekali, karena arti yang dalam melalui ungkapan "manasumo dan Talendu opa" menggambarkan jika masih ada sesuatu yang bisa dimasak untuk dimakan dalam suatu keluarga menandakan bahwa masih ada sukacita dan kita masih bisa menikmati melalui makanan. Sebaliknya jika jawaban yang muncul adalah "tae pa namerambu te' dapo atau marengko opa" dan masih banyak lagi ungkapan lain yang memiliki arti yang sama, menggambarkan bahwa kondisi saat itu tidak ada sesuatu yang dapat masak atau dapat diartikan belum ada suka cita. (sumber : emjd46.blogspot.com)

Diubah oleh phannu.ari 05-06-2018 11:47

anasabila memberi reputasi

2.5K

Kutip

Balasan

Komentar yang asik ya

Urutan

Terbaru

Terlama

Komentar yang asik ya

Komunitas Pilihan