- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Petualanganku Bersama Turis Atheis
TS
claymite
Petualanganku Bersama Turis Atheis
Spoiler for Mulustrasi:
Spoiler for Penjelasan Ending:
STORY BEGIN
Tangisan langit di Candi Boko saat sore hari disertai dengan gemuruh petir, membuat hati tenang. Pemandangan yang indah di Candi Boko disertai dengan hujan deras terlihat sangat menawan sekali.
Nampak, terlihat seorang wanita cantik berhijab sedang menjepret suasana indahnya hujan di Candi Boko tersebut.
"Subhanallah" puji wanita tersebut bersyukur atas karunia hujan yang diturunkan. Setelah menunggu, beberapa jam, hujan nampak masih mengguyur daerah Candi Boko tersebut, makin lama, makin deras saja hujan-nya.
Spoiler for Candi Boko:
Beberapa pengunjung yang daritadi berteduh, nekat melawan derasnya hujan untuk pulang, bahkan ada yang terlihat jalan dan naik motor rela hujan-hujanan.
Seorang wanita berhijab yang tadi sedang menjepret suasana hujan di Candi Boko nampaknya juga ingin nekat pulang. Wajahnya melihat ke sekitar, lalu ia mengeluarkan topi yang ada di dalam tasnya. Baru saja dia ingin berjalan melawan arus hujan, terdengar suara pria.
"Hei, mrs!"
Wanita itu pun langsung menoleh, wajahnya bingung, ternyata pria tersebut adalah seorang bule, berwajah tampan, posturnya tinggi, memakai kemeja putih dengan lengan digulung, celana pendek, dan tas ala backpacker.
"Can i help you?" Tanya seorang wanita berhijab tersebut
"Apakah sekarang merupakan musim hujan di Indonesia?" Kata sang pria, nampaknya dia bisa bahasa Indonesia.
"Ohh, ya.. sekarang musim hujan di Indonesia" wanita hijab sedikit tertawa, "Nampaknya kau bisa bahasa Indonesia ya, kukira kau tidak bisa berbahasa Indonesia" lanjutnya
"Aku sudah menguasai beberapa bahasa di dunia, Prancis, Indonesia, Spanyol, Melayu, aku sudah lancar berbahasa itu, sangat mudah mempelajarinya, dan bahasa seperti Thailand dan Russia sedang aku lancarkan saat ini, karena sedikit lebih sulit dibandingkan keempat bahasa tersebut" katanya
"Wahh..sangat hebat, oh ya, siapa namamu?" Tanya sang wanita
"Namaku Juhanis Garlep, panggil saja Garlep, aku dari Estonia, tapi lahir di Australia" katanya
"Ohh, Garlep, salam kenal, aku Rachma, apa kau seorang pelancong?"
"Yaa, aku sudah berkeliling di beberapa negara, paling banyak Asia, bulan lalu aku dari Vietnam, aku baru tiba di Indonesia seminggu yang lalu untuk menetap sementara, karena tiga hari besoknya, aku ingin ke Canberra, Australia untuk menjenguk nenekku yang sedang sakit"
Mereka pun berbincang-bincang dalam derasnya hujan di Candi Boko tersebut, tidak terasa, hujan deras pun sudah berganti menjadi gerimis kecil.
"Aku ingin pulang, oh kau ingin ikut denganku Garlep? Aku membawa mobil, senja sudah datang, transportasi umum biasanya susah dijumpai saat senja datang" kata Rachma menawarkannya.
Garlep pun menyetujuinya dan akhirnya ikut bersama Rachma yang membawa mobil.
"Rachma, apa kau asli orang sini?"
"Ohh, tidak, aku orang Jakarta, disini aku seperti dirimu, hanya seorang wisatawan saja"
"Ohh, kau membawa mobil dari Jakarta ke sini?"
"Tidak, ini mobil rental" kata Rachma sedikit terkekeh
Jam sudah menunjukkan pukul 18.00 dan langit pun sudah berubah warna menjadi oranye, sedangkan mereka masih di perjalanan.
"Garlep, apa kau tidak keberatan jika aku beribadah sebentar?" Tanyanya
"Ohh, sure, it's ok"
Mereka pun akhirnya berhenti di sebuah mushola yang terletak di pinggir jalan. Garlep menunggu di mobil, sedangkan Rachma beribadah.
Selesai beribadah, Garlep bertanya
"Rachma, kau agama Islam?"
"Ya" jawabnya singkat
Garlep nampak terdiam sesaat
"Kenapa Garlep?" Tanya Rachma
"Tidak..hanya saja, ahh, agamamu.."
"Yaa, akutahu" jawab Rachma mendengar perkataan Garlep yang terbata-bata
"Agamaku ternodai oleh beberapa oknum teroris di eropa sana, itulah yang menyebabkan agamaku punya reputasi buruk disana" lanjutnya
"Aku tidak bermaksud, tapi...kudengar mereka berjihad ya? Lalu apa itu jihad? Apakah itu berhubungan dengan teror?" Tanya Garlep polos
"Jihad itu merupakan pengorbanan di sisi tuhanku pada saat zaman dulu, banyak orang yang rela berkorban untuk membela agamaku, yaitu Islam, dan mereka yang berjihad akan masuk surga"
"Lalu, para teroris itu masuk surga?"
"Tidak! Sama sekali tidak, mereka menyalahpahamkan apa itu arti jihad, mereka berpikir dengan menewaskan umat agama lain, mereka telah berjihad, padahal umat agama lain tersebut tidak bersalah"
"Aku masih tidak mengerti.."
"Seharusnya mereka berjihad dengan melawan Israel yang sedang menjajah Palestina. Itu baru jihad!" Kata Rachma sambil menumpahkan emosinya
Beberapa lama, tidak terasa sudah sampai di pusat kota, ternyata Garlep menyewa kamar di jalan Malioboro.
"Oh, terimakasih Rachma atas tumpangannya..apa kau mau ikut denganku di trip besok? Aku ingin ke merapi"
"Wahh, dengan senang hati.." jawab Rachma sambil memberikan kontaknya untuk dihubungi, mereka berdua pun berpamitan.
Keesokan harinya, Rachma menjemput Garlep di tempat penginapannya yang terletak di Malioboro tepat pada jam 06.30.
"Hei, kita bertemu kembali..." Kata Rachma dengan nada bercanda
Mereka melanjutkan perjalanan untuk ke Merapi.
"Kita akan melakukan touring di merapi sana" kata Garlep dengan semangat. Tempat wisatanya itu bernama Lava Tour. Sesampainya disana, Garlep ternyata sudah memesan sebuah Jeep yang akan dikendarainya untuk berkeliling merapi.
"Biasanya, supirnya adalah orang sini, tapi karena aku memaksanya agar aku yang menyetir maka dia pasrah" kata Garlep sambil tertawa
Mereka bersenang-senang bersama, tertawa bersama, pemandangan mobil Jeep sangat banyak, terlihat seperti melakukan sebuah touringdi Merapi. Akhirnya, mereka sampai di tempat perhentian yang letaknya persis di samping gunung yang sangat indah.
Spoiler for Lava Tour:
"Huahh, sangat indah" kata Garlep sambil membuang nafas lega
"Keindahan ciptaan-nya" kata Rachma dengan tatapan yang terus terpaku pada keindahan gunung itu
"Rachma, bolehkah kau berbagi pengetahuanmu tentang agamamu?" Tanya Garlep yang memecahkan lamunan Rachma
"Maksudmu? Kau ingin tahu lebih banyak tentang agamaku?" Tanyanya
"Yaa" jawab Garlep singkat
"Subhanallah, ngomong-ngomong, bagaimana agama Kristenmu?" Tanya Rachma
"Kristen? Aku tidak beragama Kristen, aku Atheis" jawabnya
"Kau serius? Mengapa kau..?"
"Awalnya aku beragama Kristen, ayahku merupakan seorang pendeta dan yah, aku memilih jalanku sendiri karena merasa ketidakcocokan dengan Kristen".
"Benarkah? Mengapa kau merasa tidak cocok dengan Kristen?" kata Anna
"Karena faktanya, saat kita masuk ke gereja, kita diwajibkan membayar pajak 10% dari penghasilan kita ke gereja tiap bulannya, jadi seperti memberibaratnya, dan aku merasa 'apa-apaan ini, kami hanya beribadah', intinya banyak ketidakcocokan diriku dengan Kristen" katanya
"Bayangkan, jika tokoh publik tersebut memiliki gaji sekitar 1 milyaran, maka ia wajib membayar pajak sekitar 100 juta tiap bulannya" lanjutnya
"Benarkah? Apakah beribadah harus membayar?" Tanya Rachma
"Itu dia sebabnya aku lebih memilih Atheis. Rasanya tidak masuk akal jika kita harus melakukan pembayaran untuk melakukan ibadah dan kita harus melakukan sesajian untuk ibadah" katanya
"Tapi, Islam tidak mengajarkan seperti itu. Kita hanya diwajibkan beribadah 5 waktu dalam sehari, dan itu hanya berlangsung sekitar 10 menit, tapi itu wajib" kata Rachma
"Itulah sebabnya aku penasaran kepada agamamu Rachma, aku bukan tipe orang yang langsung menerima mentah-mentah suatu hal, jika agamamu terkenal dengan terorismenya di wilayah eropa, aku tidak peduli, karena itu merupakan seorang oknum, lagian tiap agama mana mungkin ada yang mengajarkan kejahatan" katanya.
"Bayangkan Rachma, jika di gereja itu minimal ada 100 orang yang beribadah dan rata-rata penghasilan jemaah tersebut sekitar 3 juta. Lalu berapakah penghasilan gereja tersebut dari pajaknya?" Kata Garlep
Setelah melakukan percakapan. Akhirnya mereka pun melanjutkan petualangannya melintasi merapi. Setelah sudah merasa cukup dan jam sudah menunjukkan pukul 16.00, mereka memutuskan untuk pulang karena Rachma ada acara keluarga yang harus dihadirinya. Mereka berjanji akan melakukan trip lagi keesokan harinya ke Kalibiru, sebuah tempat yang sangat indah di Yogyakarta. Seperti kemaren, Rachma mengantarkan Garlep ke tempat penginapannya yang terletak di Malioboro.
"Bye, Rachma, see you tommorow" kata Garlep sambil membuka pintu mobil dan turun.
Sesampainya di kamar tempat penginapannya, Garlep merenung tentang sebuah agama yang menarik perhatiannya, Islam. Dia pun membuka laptopnya dan berselancar di internet untuk mengetahui hal-hal tentang agama Islam.
Matahari sudah terbit, langit gelap berganti cerah, Juhanis Garlep, terbangun dari tidurnya tepat pada jam 06.00, dan langsung membuka gadgetnya untuk mengecek pesan dari Rachma.
Jam 06.00, kita berangkat, semoga tidak macet, mungkin kita akan sampai pada jam 07.00 dan melihat pemandangan indah
"Oh shit" gumam Garlep
"Tet...tet..." Bunyi klakson mobil terdengar dari luar
Garlep bergegas ke luar
"Wait, give me 5 minute" katanya
"No, 5 seconds" kata Rachma sambil terkekeh
Garlep membuka lemarinya dan bergegas memakai kaos yang rapih, lalu mencuci muka dan gosok gigi.
"Shitt, wait" kata Garlep sambil berlari ke arah mobil Rachma
"Hey, what are you doing?" Kata Rachma sambil tertawa
"Kenapa kau tidak memberitahu ku semalam? Kenapa kau baru memberitahu jamnya pada..." Ucapan Garlep langsung terhenti saat ia membaca pesan Rachma
"Why? Aku memberitahumu semalam Garlep.." kata Rachma sambil mengernyitkan dahinya, kemudian tertawa terbahak-bahak
"Aku mengantuk, maaf" kata Garlep dengan wajah menahan rasa malu
Diperjalanan, mereka bertanya seputar kehidupan pribadinya sambil mendengarkan musik pop.
"Hei kau sudah mempunyai kekasih? Pasangan hidup?" Kata Garlep
"Belum, aku baru putus 2 bulan yang lalu" kata Rachma dengan wajah cemberut
"Hahaha, sakitkah itu?" Kata Garlep tertawa sambil mengejeknya
"Bagaimana denganmu bos besar?" Kata Rachma sambil menatap Garlep dengan tajam
"Jika aku berpasangan, maka aku mengajak pasanganku liburan" katanya
"Hahaha dasar jomblo" kata Rachma sambil menjulurkan lidahnya
"Jomblo, apa maksudnya?" Tanya Garlep polos
"Kata ejekan dari single" jawab Rachma singkat.
"Sialan kau" kata Garlep sambil tertawa
Sesampainya di Kalibiru, mereka berdua mengagumi keindahan alamnya, berdiri di atas gunung dengan view berupa hutan yang masih hijau beserta sebuah danau membuat keindahannya sangat memanjakan mata. Garlep dan Rachma pun bergurau dan berfoto ria di berbagai spot yang ada di Kalibiru.
Sangat asik bermain, sampai mereka kelelahan dan beristirahat sejenak sambil memesan makanan di sebuah warung.
Spoiler for Kalibiru:
"Huahh, melelahkann" kata Garlep dengan mimik wajah dibuat-buat
"Hahaha...wajahmu seperti orang idiot" kata Rachma terkekeh
Saling bercanda dan mengejek satu sama lain seperti dua orang yang sudah akrab selama bertahun-tahun, tapi nyatanya mereka baru kenal 2 hari dan chemistryantar keduanya sudah terlihat.
Makanan yang dipesan sudah datang, mereka pun mengisi perut terlebih dahulu dengan makan. Selesai makan, mereka berdua duduk terlebih dahulu sambil bercakap-cakap lagi.
"Hei, ayo beritahu aku lagi tentang fakta agamamu itu" kata Garlep kepada Rachma
"Hemm...kau ingin menanyakan apasaja?"
"Manfaat masuknya Islam?" Katanya
"Ohh, oke akan kubahas itu" kata Rachma
"Orang yang masuk Islam sudah dijamin akan masuk surga oleh Allah swt" lanjutnya
"Lalu, bagaimana dengan nasib penjahat yang beragama Islam?" Tanya Garlep
"Allah sudah berjanji bahwa tiap muslim akan dimasukkan ke surga, tapi sebelum masuk surga, ia harus dimasukkan ke neraka terlebih dahulu untuk dibersihkan hatinya" kata Rachma
"Wah, enak dong kalo begitu, tetap masuk surga walaupun jahat?" Tanya Garlep
"Tidak sesederhana itu perumpamaannya, walau kita dijamin masuk surga, tapi tahukah kamu? Kita butuh waktu ratusan bahkan ribuan tahun bahkan jutaan tahun untuk bisa keluar dari neraka tersebut, tergantung timbangan amal kita" katanya
"Bagaimana kau tahu itu?" Tanya Garlep
"Al-Qur'an, kitabku yang menjadi pedoman hidupku, jawaban atas semua masalah hidup ada disitu, bahkan misteri dunia dan fakta-fakta dunia telah tercantum disitu sebelum terjadi" lanjutnya
"Aku masih belum mengerti, aku masih bingung tentang agama ini" kata Garlep dengan bingung
"Jika kamu ingin mendalami agama ini dan tahu banyak hal tentang Islam, kamu bisa cek youtube Dr.Zakir Naik. Dia bakal memberikan semua jawaban yang logis dan masuk akal"
"Aku sering mendengar tentang nama itu, tapi aku belum tahu mana orangnya" kata Garlep
"Yahh, kaulihat saja sendiri di youtube, kira-kira dia sedang mengadakan tour di Mumbai, India." Kata Rachma
"Aku melihat di youtubenya, dia keliling di wilayah Asia, dan sekarang berada di Mumbai untuk melakukan ceramahnya" lanjutnya
"Ohh" kata Garlep sambil mengangguk
"Oh ya, aku ingin nanya, apakah agamamu membolehkan menikah antar agama?" Tanya Garlep
"Hemmm...lebih baik kau tanyakan saja kepada Zakir Naik" kata Rachma dengan nada bergurau
Setelah percakapan itu, mereka melanjutkan aktivitas berkeliling wilayah Merapi bersama. Jam sudah menunjukkan pukul 15.30, dan mereka pun memutuskan untuk pulang ke kota.
"Omong-omong, kau akan pergi yaa?huhu ini hari terakhir kita" kata Rachma
"Ya, kau pasti merindukan aku" Garlep sambil terkekeh mengatakan itu.
Jalanan tampak lenggang, mereka pun sampai di kota tepat pada jam 17.00, sebelum berpisah, mereka akhirnya menonton film bareng di bioskop.
"Kita akan menonton dulu, mau?" Tawar Garlep kepada Rachman
"Dengan senang hati lagi, mister. Haha"
Jam 19.00, akhirnya mereka selesai, Rachman seperti biasa, ibadah terlebih dahulu dan Garlep menunggunya.
"Mau makan? Aku lapar" tanya Rachman
"Oke, apa makanan yang enak disini?"
"Siomay, itu enak" jawabnya singkat
Sesampainya di tukang siomay, Rachma dan Garlep memesannya, dan karena ini baru pertama kali Garlep memakan siomay, maka menunya diserahkan kepada Rachma untuk memilihkan menu terbaiknya. Ditengah asiknya makan, tiba-tiba Garlep memukul meja
"Apaan ini!" Sambil mengernyitkan dahi dan melepehkan makanannya, lalu lanjut minum air putih
Ternyata, pare-lah yang ia makan, Rachma tertawa dengan senangnya karena berhasil menjahilinya, sedangkan Garlep tampak memasang muka masam kepada Rachma.
Rachma kemudian mengoprek isi tasnya dan mengeluarkan sebuah buku.
"Oh yaa, kau ingin membaca buku ini? Ini buku satu-satunya yang kubawa ke Jogja" Tanya Rachma ketika Garlep masih memasang muka masam
"Zakir Naik?" Kata Garlep sambil melihat buku yang bertuliskan 'Zakir Naik'
"Yaa, ini tulisan singkatnya mengenai Islam, itu hanya sebagian kecil dari ceramahnya sih"
Garlep tampak membaca buku itu dengan seksama
"Jika kau tertarik, maka ambillah, tapi jika kau tidak tertarik, maka simpan di tasku, jika kau mengambilnya, maka kau harus masuk Islam!" kata Rachma dengan nada bercanda kepada Garlep yang masih asyik membaca
Selesai makan, Rachma pun mengambil dompet di tasnya, lalu pergi ke kasir untuk membayar makanan tersebut
"Hey, kali ini biar aku yang membayarnya, oke?" Kata Rachma sambil berjalan ke arah kasir
Selesailah sudah petualangan antara laki-laki atheis dan wanita berhijab ini, mereka pun berpisah dan berpelukan
"Nice to met you" kata Garlep
"Nice to met you too, i hope you can come here again"
Sesampainya di rumah, Rachma langsung tidur dan terlelap.
"Kring......kring....." Alarm berbunyi, tanda waktu shubuh. Rachma pun mencuci muka dan menyegerakan wudhu, lalu sholat. Selesai sholat, Rachma melanjutkan aktivitasnya dengan mengaji. Jam sudah menunjukkan angka 06.00, Rachma pun melanjutkan aktivitasnya dengan mandi pagi, lalu ganti baju karena ada acara keluarga yang harus didatanginya di Semarang. Dia mengecek gadgetnya, ternyata ada pesan belum dibaca.
Rachma, mana yang lebih baik dalam Islam? Tuhan atau keluarga?
Ternyata pesan itu dari Garlep, Rachma pun membalas
Allah swt lah yang paling utama, pilihlah Allah lebih dari apapun.
Spoiler for Garlep dan Rachma:
Ia pun menyempatkan diri untuk melihat foto-foto kenangannya bersama Garlep
"Hahh, baru saja rasanya kemaren kenal, terasa sudah seperti lama kenal" kata Rachma berbicara sendiri
Ia pun membereskan barang-barang yang ada di tas nya untuk dipindahkan ke koper. Makeup, dompet, hand-lotion, cermin, powerbank dan earphone yang berada di tasnya, ia pindahkan ke koper untuk menghadiri acara keluarga di Semarang.
Rachma pun memutar kunci mobil dan menghidupkannya
"Bismillah" katanya.
Sepanjang perjalanan, Rachma masih terbayang sosok Garlep, turis asing yang baru dia kenal, sosok yang asik dan berkepribadian bagus.
Sekitar 3 jam Rachma akhirnya sampai ke rumah saudaranya.
"Hei tante" kata salah satu anak yang merupakan keponakannya
"Hei Giselle..."
"Aku kangen tante" kata Giselle, keponakan Rachma sambil memeluknya
Rachma kemudian berkumpul dan berbincang bersama sanak keluarganya yang terdiri dari keponakannya, pamannya, bibinya, dan juga sepupunya.
Saat sedang asyik berbincang, muncullah Giselle yang menghampiri Rachma
"Eh tante, tante kan pernah ngomong mau minjemin sesuatu ke aku pas lebaran kemaren, apa itu tante?" Tanya Rachma
"Ohh..itu, iya, ada buku yang baguss loh.." kata Rachma sambil mengoprek tasnya
Kemudian mimik wajah Rachma berubah menjadi bingung
"Lah, kok gak ada" gumamnya
"Yahh, tante Rachma php, huh" kata Giselle sambil manyun
"Maafin ya..mungkin tante lupa"
Rachma melamun sejenak, wajahnya terlihat seperti orang yang sedang berpikir serius, lalu, dalam waktu sejenak, wajahnya berubah, nampak sebuah senyuman menghiasi wajah Rachma.
***
The End?
Diubah oleh claymite 05-06-2018 22:14
bukhorigan dan 4 lainnya memberi reputasi
5
16K
167
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan