- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Hari Lahir Pancasila Sukarno, Islam Sontoloyo, dan Air Kencing Unta


TS
vxvxvx
Hari Lahir Pancasila Sukarno, Islam Sontoloyo, dan Air Kencing Unta
Hari Lahir Pancasila
Sukarno, Islam Sontoloyo, dan Air Kencing Unta
Aryo Bhawono - detikNews
Sukarno, Islam Sontoloyo, dan Air Kencing Unta
Sukarno dan Islam Sontoloyo (Kolase Foto: Nadia Permatasari W)
Jakarta -
Sukarno pernah dibuat gerah oleh ajaran Islam yang hanya mengedepankan formalitas. Ia menyebut ajaran ini tak menangkap api Islam, melainkan hanya abunya.
Akademisi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Neng Dara Affiah, menyebutkan pemahaman Islam sebatas label ini disinggung dalam tulisan-tulisan Bung Sukarno yang dimuat dalam 'Pandji Islam', 1940. Islam semacam ini justru menjauh dari Alquran dan hadis.
"Coba tuan menghina si miskin, makan haknya anak yatim, memfitnah orang lain, musyrik di dalam tuan punya pikiran, maka tidak banyak orang yang menunjuk kepada tuan dengan jari seraya berkata: tuan menyalahi Islam. Tetapi coba tuan makan daging babi, walau hanya sebesar biji asam pun dan seluruh dunia akan mengatakan tuan orang kafir!" tulis Sukarno dalam salah satu edisi dalam 'Pandji Islam'.
Baca juga: Sukarno Menilai Ide Khilafah Sebagai Kemunduran Zaman
Affiah menyebutkan Islam sekadar label ini masih berkembang dan justru menguat belakangan. Ukuran Islam hanya dilihat dari pilihan politik, keberpihakan kepada calon pemimpin seagama, bahkan sekadar dilihat dari cara berpakaian.
Sebagian orang Islam pun menyalahartikan ajaran agama dengan budaya Arab. Mereka sekadar meniru budaya Arab. Bahkan mereka mengesampingkan perkembangan zaman dan kemajuan ilmu pengetahuan.
"Ini yang dimaksud dengan gagal menangkap api Islam. Bung Karno menyebut ini sebagai 'Islam Sontoloyo'," ujar Affiah saat berbincang di Megawati Institute, Rabu, 30 Mei 2018.
Menurutnya, sikap semacam ini justru membawa Islam pada kemunduran zaman. Sikap kaku yang ditunjukkan sebagian umat akan membawa kepada kepatuhan tanpa daya kritis (taklid) dan justru mempercayai hadis yang lemah tanpa memahami sejarah.
"Misalnya saja soal khasiat air kencing unta. Ini dipercaya sebagai pengobatan sampai membawa-bawa hadis tanpa mempertimbangkan kemajuan teknologi dan persebaran penyakit," jelasnya.
Baca juga: Jadi Penggali Pancasila, Ini Para Guru Sukarno
Buku 'Sukarno dan Modernisme Islam' yang ditulis oleh M. Ridwan Lubis menyebutkan sikap progresif Islam ditunjukkan oleh Sukarno tak hanya melalui tulisan. Saat diasingkan di Bengkulu, Sukarno pernah meniru sikap Haji Agus Salim menolak penggunaan tabir perempuan saat pengajian. Ia pergi dari sebuah masjid tempat pengajian Muhammadiyah yang tak mau melepas tabir.
Sukarno pun memandang tabir sebagai lambang perbudakan perempuan. Islam di masa itu seharusnya sudah mengesampingkan perbudakan ini.
Sikap kritis Sukarno terhadap Islam sendiri tak menunjukkan sikap politik anti-Islam. Direktur Yayasan Denny JA, Novrianto Kahar, menyebutkan ia melihat HOS Tjokroaminoto mengelola kehebatan Islam untuk memobilisasi masa. Sukarno pun mencontoh sikap Tjokroaminoto untuk mendapatkan dukungan Islam dalam melawan kolonialisme.
Menurutnya, api Islam yang dimaksud Sukarno dimanfaatkan untuk mendukung gerakan politik pada masa pergerakan nasional dan revolusi bersenjata. Tetapi mobilisasi ini ditempatkan sesuai dengan zamannya menentang kolonialisme dan imperialisme.
"Bagi Sukarno kemudian agama adalah peluang mobilisasi massa untuk melawan kolonialisme dan imperialisme," jelasnya.
(ayo/jat)
peringatan hari lahir pancasila
Share:
51 komentar
Berita Terkait
Ketum PPP Minta Pancasila Jadi Tolak Ukur Terbitnya UU
BPIP: Jadikan Hari Pancasila Momentum Perkuat Persatuan
Ketua DPR Ingatkan Pejabat Terapkan Nilai Pancasila dalam Bertugas
Jokowi Ajak Ulama hingga Politikus Amalkan Nilai Pancasila
Hari Lahir Pancasila, Anies Kembali Singgung Keadilan Sosial
Di Depan Jokowi, Siswa di Upacara Hari Lahir Pancasila Pingsan
Kisah Bung Karno Lahirkan Pancasila di Rumah M Yamin
Jokowi Pimpin Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila
Baca Juga
detikInet Netizen Ramai Rayakan Hari Lahir Pancasila
20Detik
Netizen Ramai Rayakan Hari Lahir Pancasila
detikInet Kemeriahan Saya Indonesia, Saya Pancasila Tuai Kontroversi
Kemeriahan 'Saya Indonesia, Saya Pancasila' Tuai Kontroversi
detikTravel Ini Rumah Soekarno Saat Merancang Pancasila di Ende
Ini Rumah Soekarno Saat Merancang Pancasila di Ende
detikTravel Gedung Pancasila dan Kisah Perkenalan Dasar Negara Indonesia
Gedung Pancasila dan Kisah Perkenalan Dasar Negara Indonesia
detikInet Netizen Viralkan Saya Indonesia Saya Pancasila
Netizen Viralkan 'Saya Indonesia Saya Pancasila'
detikTravel Tahukah Kamu, Pancasila Dibuat Soekarno di Ende
Tahukah Kamu, Pancasila Dibuat Soekarno di Ende
Komunitas Bulutangkis Indonesia Deklarasi Setia NKRI
Foto Sport
Komunitas Bulutangkis Indonesia Deklarasi Setia NKRI
News Feed
Mahathir Tingkatkan Kerjasama Malaysia-India
20Detik
Mahathir Tingkatkan Kerjasama Malaysia-India
Jumat 01 Juni 2018, 18:07 WIB
Pertemuan Amien-Jokowi, Istana: Silaturahmi Harusnya Tak Bersyarat
Pertemuan Amien-Jokowi, Istana: Silaturahmi Harusnya Tak Bersyarat
Jumat 01 Juni 2018, 18:00 WIB
JK Hingga Ical Hadiri Buka Bersama Partai Golkar
JK Hingga Ical Hadiri Buka Bersama Partai Golkar
Jumat 01 Juni 2018, 17:56 WIB
Menag Usut Biro Travel Jemaah Umrah Terlantar di Jeddah yang Viral
Menag Usut Biro Travel Jemaah Umrah Terlantar di Jeddah yang Viral
Jumat 01 Juni 2018, 17:45 WIB
Agar Aman dari Abu Merapi, Mesin Pesawat di Semarang Ditutup
Agar Aman dari Abu Merapi, Mesin Pesawat di Semarang Ditutup
Jumat 01 Juni 2018, 17:40 WIB
By retailAds detikcom
Kontak Informasi Detikcom
Redaksi: redaksi[at]detik.com
Media Partner: promosi[at]detik.com
Iklan: sales[at]detik.com
Ke Atas · Berita Lainnya · Search
Navigasi detiknews
HomeBeritaDaerahJawa TimurInternasionalKolomBlak blakanFokusHoax Or NotFotoMost PopularPro KontraSuara PembacaOpini AndaInfografisVideoIndeks
Lihat Versi Desktop
Redaksi · Pedoman · Info Iklan · Privacy Policy
Copyright @ 2018 detikcom
All right reserved
Back To Top
m.detik.com/news/berita/d-4048515
Sontoloyo gan wkwkwkwkw
Tipe radikal membawa jaman modern kembali ke jaman onta
Cinta kilafuck tp bw hp jalan2 kemall naik mobil dan motor wkwkwkwkw
Cinta kilafuck giliran di suruh ke suriah ngga mau
Nipu duit umat pake kedok umroh diam saja ngga ada demo wiro sableng. Giliran ada kapir teriak2 demo wkwkwkwkw
Sontoloyo bodoh dan baik
Sukarno, Islam Sontoloyo, dan Air Kencing Unta
Aryo Bhawono - detikNews
Sukarno, Islam Sontoloyo, dan Air Kencing Unta
Sukarno dan Islam Sontoloyo (Kolase Foto: Nadia Permatasari W)
Jakarta -
Sukarno pernah dibuat gerah oleh ajaran Islam yang hanya mengedepankan formalitas. Ia menyebut ajaran ini tak menangkap api Islam, melainkan hanya abunya.
Akademisi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Neng Dara Affiah, menyebutkan pemahaman Islam sebatas label ini disinggung dalam tulisan-tulisan Bung Sukarno yang dimuat dalam 'Pandji Islam', 1940. Islam semacam ini justru menjauh dari Alquran dan hadis.
"Coba tuan menghina si miskin, makan haknya anak yatim, memfitnah orang lain, musyrik di dalam tuan punya pikiran, maka tidak banyak orang yang menunjuk kepada tuan dengan jari seraya berkata: tuan menyalahi Islam. Tetapi coba tuan makan daging babi, walau hanya sebesar biji asam pun dan seluruh dunia akan mengatakan tuan orang kafir!" tulis Sukarno dalam salah satu edisi dalam 'Pandji Islam'.
Baca juga: Sukarno Menilai Ide Khilafah Sebagai Kemunduran Zaman
Affiah menyebutkan Islam sekadar label ini masih berkembang dan justru menguat belakangan. Ukuran Islam hanya dilihat dari pilihan politik, keberpihakan kepada calon pemimpin seagama, bahkan sekadar dilihat dari cara berpakaian.
Sebagian orang Islam pun menyalahartikan ajaran agama dengan budaya Arab. Mereka sekadar meniru budaya Arab. Bahkan mereka mengesampingkan perkembangan zaman dan kemajuan ilmu pengetahuan.
"Ini yang dimaksud dengan gagal menangkap api Islam. Bung Karno menyebut ini sebagai 'Islam Sontoloyo'," ujar Affiah saat berbincang di Megawati Institute, Rabu, 30 Mei 2018.
Menurutnya, sikap semacam ini justru membawa Islam pada kemunduran zaman. Sikap kaku yang ditunjukkan sebagian umat akan membawa kepada kepatuhan tanpa daya kritis (taklid) dan justru mempercayai hadis yang lemah tanpa memahami sejarah.
"Misalnya saja soal khasiat air kencing unta. Ini dipercaya sebagai pengobatan sampai membawa-bawa hadis tanpa mempertimbangkan kemajuan teknologi dan persebaran penyakit," jelasnya.
Baca juga: Jadi Penggali Pancasila, Ini Para Guru Sukarno
Buku 'Sukarno dan Modernisme Islam' yang ditulis oleh M. Ridwan Lubis menyebutkan sikap progresif Islam ditunjukkan oleh Sukarno tak hanya melalui tulisan. Saat diasingkan di Bengkulu, Sukarno pernah meniru sikap Haji Agus Salim menolak penggunaan tabir perempuan saat pengajian. Ia pergi dari sebuah masjid tempat pengajian Muhammadiyah yang tak mau melepas tabir.
Sukarno pun memandang tabir sebagai lambang perbudakan perempuan. Islam di masa itu seharusnya sudah mengesampingkan perbudakan ini.
Sikap kritis Sukarno terhadap Islam sendiri tak menunjukkan sikap politik anti-Islam. Direktur Yayasan Denny JA, Novrianto Kahar, menyebutkan ia melihat HOS Tjokroaminoto mengelola kehebatan Islam untuk memobilisasi masa. Sukarno pun mencontoh sikap Tjokroaminoto untuk mendapatkan dukungan Islam dalam melawan kolonialisme.
Menurutnya, api Islam yang dimaksud Sukarno dimanfaatkan untuk mendukung gerakan politik pada masa pergerakan nasional dan revolusi bersenjata. Tetapi mobilisasi ini ditempatkan sesuai dengan zamannya menentang kolonialisme dan imperialisme.
"Bagi Sukarno kemudian agama adalah peluang mobilisasi massa untuk melawan kolonialisme dan imperialisme," jelasnya.
(ayo/jat)
peringatan hari lahir pancasila
Share:
51 komentar
Berita Terkait
Ketum PPP Minta Pancasila Jadi Tolak Ukur Terbitnya UU
BPIP: Jadikan Hari Pancasila Momentum Perkuat Persatuan
Ketua DPR Ingatkan Pejabat Terapkan Nilai Pancasila dalam Bertugas
Jokowi Ajak Ulama hingga Politikus Amalkan Nilai Pancasila
Hari Lahir Pancasila, Anies Kembali Singgung Keadilan Sosial
Di Depan Jokowi, Siswa di Upacara Hari Lahir Pancasila Pingsan
Kisah Bung Karno Lahirkan Pancasila di Rumah M Yamin
Jokowi Pimpin Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila
Baca Juga
detikInet Netizen Ramai Rayakan Hari Lahir Pancasila
20Detik
Netizen Ramai Rayakan Hari Lahir Pancasila
detikInet Kemeriahan Saya Indonesia, Saya Pancasila Tuai Kontroversi
Kemeriahan 'Saya Indonesia, Saya Pancasila' Tuai Kontroversi
detikTravel Ini Rumah Soekarno Saat Merancang Pancasila di Ende
Ini Rumah Soekarno Saat Merancang Pancasila di Ende
detikTravel Gedung Pancasila dan Kisah Perkenalan Dasar Negara Indonesia
Gedung Pancasila dan Kisah Perkenalan Dasar Negara Indonesia
detikInet Netizen Viralkan Saya Indonesia Saya Pancasila
Netizen Viralkan 'Saya Indonesia Saya Pancasila'
detikTravel Tahukah Kamu, Pancasila Dibuat Soekarno di Ende
Tahukah Kamu, Pancasila Dibuat Soekarno di Ende
Komunitas Bulutangkis Indonesia Deklarasi Setia NKRI
Foto Sport
Komunitas Bulutangkis Indonesia Deklarasi Setia NKRI
News Feed
Mahathir Tingkatkan Kerjasama Malaysia-India
20Detik
Mahathir Tingkatkan Kerjasama Malaysia-India
Jumat 01 Juni 2018, 18:07 WIB
Pertemuan Amien-Jokowi, Istana: Silaturahmi Harusnya Tak Bersyarat
Pertemuan Amien-Jokowi, Istana: Silaturahmi Harusnya Tak Bersyarat
Jumat 01 Juni 2018, 18:00 WIB
JK Hingga Ical Hadiri Buka Bersama Partai Golkar
JK Hingga Ical Hadiri Buka Bersama Partai Golkar
Jumat 01 Juni 2018, 17:56 WIB
Menag Usut Biro Travel Jemaah Umrah Terlantar di Jeddah yang Viral
Menag Usut Biro Travel Jemaah Umrah Terlantar di Jeddah yang Viral
Jumat 01 Juni 2018, 17:45 WIB
Agar Aman dari Abu Merapi, Mesin Pesawat di Semarang Ditutup
Agar Aman dari Abu Merapi, Mesin Pesawat di Semarang Ditutup
Jumat 01 Juni 2018, 17:40 WIB
By retailAds detikcom
Kontak Informasi Detikcom
Redaksi: redaksi[at]detik.com
Media Partner: promosi[at]detik.com
Iklan: sales[at]detik.com
Ke Atas · Berita Lainnya · Search
Navigasi detiknews
HomeBeritaDaerahJawa TimurInternasionalKolomBlak blakanFokusHoax Or NotFotoMost PopularPro KontraSuara PembacaOpini AndaInfografisVideoIndeks
Lihat Versi Desktop
Redaksi · Pedoman · Info Iklan · Privacy Policy
Copyright @ 2018 detikcom
All right reserved
Back To Top
m.detik.com/news/berita/d-4048515
Sontoloyo gan wkwkwkwkw
Tipe radikal membawa jaman modern kembali ke jaman onta
Cinta kilafuck tp bw hp jalan2 kemall naik mobil dan motor wkwkwkwkw
Cinta kilafuck giliran di suruh ke suriah ngga mau
Nipu duit umat pake kedok umroh diam saja ngga ada demo wiro sableng. Giliran ada kapir teriak2 demo wkwkwkwkw
Sontoloyo bodoh dan baik
0
2K
21


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan