__________
Mungkin nama Bang Idin masih asing di telinga kita. Namun bagi warga Jakarta khususnya di sekitar Sungai Pesanggrahan tentu nama dan sosoknya tentu dikenal dengan baik. Pria paruh baya bernama asli Chaerudin ini telah memulai konservasi alam di sekitar Sungai Pesanggrahan dengan mendirikan Sangga Buana yang telah menjadi contoh konservasi yang sukses.
Apa saja lima hal yang bisa kita pelajari dari Bang Idin? Simak rangkuman berikut ini.
Quote:
1. Membangun dan menjaga kota dengan mengedepankan kelestarian alam
Filosofi Bang Idin cukup sederhana:
Membangun kota Jakarta gak harus melulu berorientasi pada infrastruktur. Membangun peradaban jauh lebih penting, terutama kearifan dan karakter masyarakat.
Ia memulainya dengan cara membersihkan sampah di bantaran Kali Pesanggrahan. Setelah ia bersihkan, ia tanami pohon Bambu dan pohon Kelor di sekitarnya.
Beliau memilih dua tanaman ini, terutama bambu, bukan tanpa alasan. Bambu dikenal sebagai tanaman yang mampu menyaring polusi, menjernihkan air, serta bisa digunakan untuk berbagai keperluan rumah tangga. Bahkan di dunia modern bambu digunakan sebagai bagian dari furnitur dan alat musik.
Quote:
2. Babeh Idin tak pernah melupakan kearifan lokal
Bang Idin tak menutup diri. Ia bekerja sama dengan akademisi yang ingin meneliti.
Bahkan baru-baru ini Pemprov DKI menyelenggarakan Festival Betawi Sangga Buana sebagai bentuk ajakan kepada masyarakat untuk menjaga ekosistem sungai.
Quote:
3. Demi memenuhi kebutuhan ekonomi, Babeh Idin mengelola peternakan
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Bang Idin berternak kambing, kelinci, ayam. Selain itu, ia juga membudidayakan ikan nila, mujair, dan berbagai jenis ikan lainnya.
Pendapatan tersebut selain untuk menafkahi keluarganya, juga dipakai membeli lahan dan bibit tanaman.
Dari alam kembali ke alam

Quote:
4. Mengelola sampah? Bang Idin jagonya!
Mata rantai sampah tak boleh berhenti sampai tahap "pemungutan" saja, setidaknya itulah yang ditanamkan dalam benak Bang Idin. Ia pun bersiasat mengelola sampah dengan cara memisahkan sampah organik dan sampah nonorganik.
Sampah nonorganik diproses menggunakan
incinerator, sedangkan sampah organik dijadikan kompos.
Bang Idin juga memandang sampah dari nilai ekonomis, oleh sebab itu sampah seperti kardus, kaleng, dan botol plastik/kaca diloakkan ke pengepul.
Quote:
5. Di samping itu, Bang Idin juga mendirikan Akademi Sepakbola Internasional tidak jauh dari Kali Pesanggrahan
Bang Idin bekerja sama dengan Pro-Direct Soccer Academy yang bermarkas di Inggris membuka akademi sepakbola di Jakarta.
Gagasan ini disetujui Bang Idin sebab pihak akademi bola tersebut tertarik dengan lahan yang tersedia di dekat perumahan elit dan bantaran sungai di daerah Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
Sebenarnya, masih banyak hal yang dapat kita pelajari dari Bang Idin selain lima poin yang TS sebutkan di atas.
Semoga tulisan ini dapat menginspirasi sekaligus mendorong hasrat untuk menjaga lingkungan kita semua.
__________
__________
![[COC GL] 7 Pelajaran Penting dari Sang Jawara Konservasi Sungai Pesanggrahan](https://s.kaskus.id/images/2015/04/20/5289377_20150420061047.gif)