Berita& Politik
Foto terakhir Kakek Dabney sebelum meninggal
Berita duka datang terhadap dunia gaming, pionir videogame sekaligus co-founder Atari, Ted Dabney, menghembuskan nafas terakhir diumurnya ke-81 seusai merayakan ulang tahunnya.
Quote:
Dilansir dari Eurogamer.net- 26 Mei 2018,
Sejarawan Leonard Herman, yang merupakan kerabat dekat dari kakek Dabney, menceritakan kisah Dabney dalam disuatu artikel untuk majalah Edge yang diterbitkan pada tahun 2009 mengumumkan kematian Dabney dalam suatu postingan Facebook:
Quote:
"Saya baru saja mengetahui kalau kerabat dekat saya, Ted Dabney, co-founder Atari meninggal dunia diumurnya yang ke-81. Semoga engkau tenang disana kawan. Peninggalanmu akan dikenang selalu!"
-Leonard Herman
Quote:
"Ted adalah kawan saya, co-founder, pemimpi, dan teman," cuit Bushnell di Twitter seusai mendengar beritanya. "Saya akan selalu menghargai waktu yang kita habiskan bersama".
Dabney, yang lahir di San Francisco pada tahun 1937, didiagnosa mengalami kanker esofagus pada tahun 2017, dan, juga menurut kerabatnya, Ia menolak menerima perawatan setelah divonis memiliki sisa umur 8 bulan.
Quote:
Kakek Dabney ini adalah seorang Insinyur Teknik Elektronika dan mantan Marinir A.S. Pada tahun 1970, bersama teman dekatnya, Nolan Bushnell, Kakek Dabney mengembangkan game komersil pertama yaitu
Computer Space. Game ini tidak begitu laku di pasaran setelah dirilis pada tahun 1971, namun di bulan Juni di tahun yang sama, pasangan ini meluncurkan Pong, game dingdong sukses yang telah membentuk fondasi awal dari Atari.
Dari kiri ke kanan:Ted Dabney, Nolan Bushnell, dan Allan Alcorn.
Walaupun ia telah meninggalkan perusahaannya bersamaan dengan Bushnell pada tahun 1973, Dabney membuat tanda tak bisa terhapuskan dalam industri videogame. Ia diketahui merakit semua mesin dingdong Atari pada masa awal pembentukan dari komponen-komponen TV, dan dia juga berperan dalam menciptakan sound effect-sound effect yang mendefinisikan game dingdong era 70an dan 80an. Meskipun ada perbedaan, pasangan ini berkolaborasi di Pizza Time Theater, yang kemudian dikenal sebagai Chuck E. Cheese’s.
Dabney menghabiskan sisa masa hidupnya di Raytheon dan Fujitsu, dan kemudian melanjutkan membua game dalam merk daganya sendiri yaitu Syzygy Game Company. Ia kemudian membeli dan mengoperasikan toko kelontong bersama istrinya, Carolyn.
Terimakasih atas jasamu kakek

Semoga kakek tenang di alam sana
