Kaskus

Story

pecintawarkopAvatar border
TS
pecintawarkop
[ Cerpen Religi ] Judi, Durhaka dan Tobatnya Wayna Hasbulah
[ Cerpen Religi ] Judi, Durhaka dan Tobatnya Wayna Hasbulah

[ Cerpen Religi ] Judi, Durhaka dan Tobatnya Wayna Hasbulah


Di desa kelahiranku, di gubuk tua tempat beristirahat para hansip yang habis berjaga, Aku ( Wayna hasbulah) , Fikri, Kodhir dan ujang sedang asik bermain kartu di pelataran gubuk dan tentunya menggunakan uang.

" wehhh gue abis nih " ujar fikri
" slow fik slow ga luh doang, gue juga habis" Timpal Khodir
" noh bul ( panggilan aku) kartu luh ada ga buat lanjutin ini " kata ujang
" ga ada jang " Timpal aku

Di detik detik ini menjadi hal yang paling mendebarkan dalam hidup aku. Karna, jika kalah habis sudah total uang aku 500 ribu malam ini dan artinya aku harus pulang ke rumah untuk meminta uang agar aku bisa bermain kembali di sisa-sisa malam menuju pagi ini.

" Punya gue sisa angka 8 nih jang" jawab aku
" hahaha mampus kalah luh bul, gue sisa 3 hahahaha " timpal ujang dengan senang

Akupun bergegas mengendarai motor Sportku kembali menuju rumah untuk meminta uang ke ibu dan bapakku agar aku bisa kembali bermain lagi hingga pagi. jam menujukan pukul 3.20 itu artinya sebagian orang masih sibuk menyantap makanan sahur termasuk ibu dan bapakku.

selang 20 menit kemudian aku sudah sampai di depan rumah, jarak Gubuk dan rumah aku memang cukup jauh sebab itu aku selalu mengendarai motor untuk sampai ke sana

" Tok... Tok... Tok... " aku mengetuk pintu
" Tok... Tok... Tok... buu" kali ini aku mengetuk pintu lebih keras karna tidak ada yang membukakan pintu untuku

Selang beberapa saat pintupun terbuka.

" Iyahh nak... Yo kalo mau masuk ucapkan salam dulu" Jawab ibuku
" udeh deh ga usah bawel" jawab aku dengan kasar
"mana bapak?" Lanjut aku ngomong ke ibu

akupun langsung nyelonong masuk ke dalam tanpa salam dan juga salim ke ibu.

" bapak...... bapak.... " teriak aku
" iyah nak ada apa..." jawab bapaku
" kalo berbicara ga usah keras keras na bapak tidak tuli" sambung bapaku
" pak hasbul minta uang dong,,,, " jawab aku
" loh nak... tadi sore kan bapak sudah kasih 500 ribu masa habis?" jawab bapakku
" mending kamu sahur dulu gih sana,, selama puasa ini bapak belum pernah liat kamu sahur di rumah" lanjut bapakku
"Ahh Bapak! aku kan butuh uang bukan butuh makanan! bapak mau ngasih apa engga?!!" bentakku

Akupun langsung masuk kamar dan menutup pintu dengan keras. dengan cara ini, biasanya bapak akan luluh karna aku adalah anak satu-satunya beliau. jujur dari kecil aku selalu di manjakan oleh kedua orang tuaku sehingga aku menjadi seperti ini.

Setelah bapak dan ibu berdiskusi di luar cukup lama akhirnya bapakku mengetuk pintu kamarku.

"Tok..tok...Tok... Nak ayo kelur nih bapak kasih uang" Ujar bapakku
" Bener ga pak, nanti aku keluar ga di kasih malah di omelin" Jawab aku
" loh... Kapan bapak pernah omelin kamu,, kalo kamu ga mau bapak kantongi lagi loh uangnya..." ujar bapakku

Akupun senyum sumringah, strategi aku berhasil dan bapakku akhirnya memberikan uang yang aku minta.

" nih nak 500 ribu,,, kamu jangan boros-boros yah karna bapak ga tau bisa kasih kamu uang lagi atau gak" ujar bapakku menasehatiku

Aku langsung rampas uang itu dan langsung keluar rumah menuju motor sport kepunyaanku, Sebelum aku pergi bapakku berujar agar aku pulang tidak terlalu siang.

Di tengah perjalaan entah mengapa perasaanku Mulai tidak enak. apakah tadi menjadi pesan terakhir bapak? ahh.... mungkin itu hanya pikiran konyolku saja

selang beberapa menit aku sampai di gubuk tua saksi bisu betapa banyaknya dosaku.

" Luh lama amat sih Bul... " kata ujang
" Iyah kita udah habis 4 puteran lih baru nongol" Timpal fikri
" Udeh deh ga usah bawel, buru kocok kartunya gue udah bawa Duit nih" kata aku

Selang 1 putaran, 10 putaran, 20 Putaran dan puluhan putaran lainya tak terasa jam sudah menunjukan pukul 10.00. aku tidak ingin berhenti bermain karna di malam ini aku sukses menggondol untung 1.5 juta.

namun lagi asik bermain, tetanggaku mas Verdi menelponku hingga berpuluh-puluh kali. Aku tidak menjawab karna hpku aku Getarkan dan tidak terasa getarannya. setelah tau mas verdi menelponku berpuluh-puluh kali. aku memutuskan untuk meneleponya balik tapi entah mengapa hatiku agak sedikit ragu dan cemas.

" Tutt.... tut... tut.. " nada sambung telepon mas verdi

Teleponpun di angkat

" bul, bull kamu di mana? sini kamu ke RS ****** " Jawab mas Verdi
" udah ga usah banyak tanya kamu ke sini aja yak bul " Timpal Mas Verdi
" ada ap... Tut...tut..tut " Sebelum selesai menjawab teleponku sudah di putusnya

Aku langsung memacu motor sportku dengan sangat kencang, karna aku merasakan ada hal yang ganjil dari telepon mas verdi ini.

Sesampainya di rumah sakit aku langsung bertemu mas verdi dan menanyakan apa yang terjadi.

" Bul,,, duduk dulu sini " ujar mas verdi

akupun duduk di sebelah mas verdi dan menunggu apa yang sebenarnya terjadi

" Hmm gimana yah bull,,, mas bingung mau jelasin dari mana" kata mas Verdi
" Apa mas?!! apa yang sebenarnya terjadi? " jawabku agak membentak

Mas Verdi mulai bercerita, jadi dul,,, ibu dan bapakmu kecelakaan saat hendak ingin mencari dan menyusulmu. Sepeda Motor Yang ayahmu kendarai di senggol oleh Truk di jalan besar dekat warung mas bayu dan si pengemudi kabur tidak bertanggung jawab. Keadaan bapak dan ibumu cukup parah dan biar dokter yang menjelaskan nanti,,,,,

Tak lama berselang Keluarlah sang dokter lengkap dengan Baju putih pakaian kebesaranya.

" Permisi Mas,,, Bisa berbicara dengan Anggota keluarga dari Pasien yang ada di dalam" Ujar sang dokter
" Saya pak saya, gimana keadaan kedua orang tua saya dok,,," Timpalku dengan semangat harap harap cemas semoga tidak terjadi apa-apa.
" jadi begini nak,,, kami dari pihak rumah sakit sudah berusaha dengan sangat maksimal namun takdir berkata lain, kami mohon maaf" ujar sang dokter sambil meninggalkan kami di ruang tunggu rumah sakit

Seketika tubuhku Bersandar di tembok putih rumah sakit. Lemas,Sedih,menyesal campur aduk rasanya,,,,, Tanpa di duga kesadaranku mulai hilang dan aku terjatuh di lantai rumah sakit tanpa aku bisa berbuat apa-apa.

Setelah sadar, Jenazah ayah dan ibuku sudah di kafankan dan siap di kuburkan. Diriku, akan mengantarkan Kedua malaikat yang ikhlas merawatku sedari kecil.

sesampainya di kuburan dan jenazah bapak ibu berhasil di semayamkan tanpa adanya gangguan. Aku, orang yang paling Terakhir meninggalkan kuburan. sebelum aku meninggalkan kuburan aku berujar.

" Bu,,,, Pak,,,, yang tenang yah di sama, hasbul akan doakan bapak dan ibu dari sini. bu pak hasbul janji akan meninggalkan semua maksiat yang hasbul Buat semasa bapak dan Ibu hidup. Hasbul pulang dulu yah bu pak,,,,, "

Langkah demi langkah kutinggalkan "Rumah" baru bapak dan Ibu. Bulir bulir hujan turun seakan ikut bersedih dengan kepergian bapak dan ibuku.

TAMAT

SUMBER TULISAN : ASLI KARANGAN TS
SUMBER PICT : MBAH GOOGLE
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
1.3K
3
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan