- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
MALAIKAT KECIL DARI TUHAN


TS
firman.tambun
MALAIKAT KECIL DARI TUHAN

Quote:
Quote:
*****
Ada seorang wanita yang hidupnya dihabiskan untuk bekerja disebuah toko roti. Dia bekerja dari pagi hingga malam hari dengan membuat roti buatan tangannya sendiri. Sudah 5 tahun dia bekerja di toko roti ini, banyak sudah pelanggan yang ia kenal dan banyak sudah pengalaman yang ia dapat selama bekerja ditempat ini.
***
Ayu astari, itulah nama pemberian orang tuaku, aku adalah seorang pekerja disebuah tokoh roti dan sudah bekerja selama 5 tahun. Senang dengan pekerjaanku ? iya aku senang dengan pekerjaanku karena aku memang suka memasak kue maupun roti.
Namun satu hal yang sangat aku benci dari hidupku adalah aku sudah bekerja ditoko ini selama 5 tahun, namun uang yang terkumpul dari hasil keringatku selama 5 tahun ini tidak dapat mewujudkan impianku untuk mendirikan toko rotiku sendiri. Banyak hal yang terjadi selama 5 tahun, mulai dari ayahku yang pergi meninggalkan aku dan ibuku semasa aku kelas 3 SMP, dan ibuku yang kini sakit-sakitan terkapar lemah di rumah sakit. Kini aku korbankan masaku dimana aku seharusnya kuliah, menjadi harus bekerja dan menjadi tulang punggung keluarga.
Terkadang aku menggumam dalam hatiku, "apakah ini nikmat hidup yang aku miliki Tuhan? Tidak adakah satu momen dalam hidupku yang dapat membuatku bahagia? ". Aku sungguh sangat membenci hidup seperti ini, hasil keringat kerja kerasku selama ini aku buat untuk menutupi semua pengeluaranku dan biaya rumah sakit ibuku.
Setiap harinya sehabis bekerja di toko roti aku langsung menuju rumah sakit tempat ibuku dirawat, dia sudah beberaa kali harus bolak-balik dirawat inap karena sakitnya. Aku hanya bisa pasrah pada keadaan. Banyak orang yang mengenal kami dan menjenguk ibu dirumah sakit berkata " banyak berdoa pada tuhan biar dikasih jalan terbaik buat kamu dan ibumu". Sungguh aku tidak percaya pada Tuhan, karena sudah lama aku tidak pernah merasakan bahagia dan justru yang ada hanya kesedihan dan duka air mata.
Quote:
****
Hingga suatu hari pada saat itu tiba, ketika aku sedang istirahat sebentar menikmati secangkir kopi hitam pekat kesukaanku di cafe depan toko roti tempatku bekerja, aku melihat seorang anak kecil yang sedang menjual koran di lampu merah seberang jalan tempatku berada.
Bercucuran keringat aku lihat baju anak kecil itu basah karena cucuran keringatnya sendiri. dia bekerja dengan sangat keras, menyodorkan korannya agar dibeli orang yang berada di sekitaran lampu merah. Namun tidak ada yang yang membeli koran yang ada ditangannya itu.
Rasa ibaku muncul dan menggerakan aku untuk membeli koran adik kecil itu, dan memberinya roti dari tokoh roti tempatku bekerja. Aku lekas mengambil beberapa roti yang kumasukan kedalam bungkusan plastik, dan berniat untuk memberikannya pada anak kecil itu.
Namun saat ingin memberikannya tampak anak kecil itu sudah berada jauh dari tempatku, akupun berniat mengikutinya untuk memberikan bungkusan yang ada ditanganku kepadanya. Sekitar beberapa menit aku mengikuti anak kecil itu, aku tiba disebuah tempat kumuh berada didekat pembuangan sampah.
Aku melihat anak kecil itu menghampiri seorang gadis cilik sedang tidur dengan nyenyak, dan membangunkannya sembari memeluknya dan berkata pada gadis cilik itu "Dek, maap ya sepertinya hari ini kita makan nasi sisa lagi, jualan kakak tidak laku " dengan air mata bercucuran dari mata bocah lelaki itu, Dan sang adik perempuan itu hanya mengangguk dan memeluk abangnya itu.
Aku yang berada tidak jauh dari mereka sontak meneteskan air mata kala mendengar percakapan mereka berdua. Dengan meneteskan air mata, aku mendekati mereka dan menyodorkan bungkusan roti yang ku bawa dari toko roti tadi.
"Dek, ini aku ada beberapa roti, makanlah agar kalian tidak kelaparan." Ujarku.
" yang benar kak, ini untuk kami? " jawab bocah lelaki itu.
" iya, untukmu dan adikmu yang manis ini ". Ujarku kembali.
" Yee, kita dapat makanan bang, kita gak perlu makan nasi sisa lagi " ujar gadis cilik itu, sambil memeluk abangnya.
" terima kasih banyak ya kakak" ujar bocah lelaki itu.
Quote:
aku kembali tersungkur kaku ketika melihat dua anak kecil ini dengan polosnya berdoa pada Tuhan untuk mengucapkan syukur padanya. aku lekas bertanya pada mereka " apakah Tuhan selalu memberi bantuan kepada kalian ? "
Quote:
Deras sudah air mata membasahi pipiku tak kuasa aku membendungnya, aku yang masih diberi pekerjaan dan tempat tinggal yang layak tidak pernah mengingat tuhan, bakan aku tidak percaya pada tuhan. Sungguh aku malu pada diriku saat ini, Dari saat itu aku bersumpah pada diriku untuk kembali mengingat tuhanku, dan senantiasa mengandalkannya.
Quote:
Quote:
TAMAT...


anasabila memberi reputasi
1
1.8K
9


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan