- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Ada Penantian Yang Tidak Pernah Mati


TS
kurkurakura
Ada Penantian Yang Tidak Pernah Mati


Ada yang tersenyum bahagia. Ada juga yang haru menitihkan air mata. Namun di sudut lain, sepasang suami istri itu justru muram raut wajahnya. Tak hanya itu, badannya juga terlihat kian mengurus setiap harinya. Beberapa diantara wajah-wajah yang bahagia tadi datang menghampiri mereka dan memberikan sebagian hadiahnya. Sepasang suami istri itu tersenyum simpul. Menerima pemberian. Namun kembali muram saat si pemberi berlalu.
Hari demi hari terlewati. Dan terlihat sepasang suami istri itu masih saja berwajah muram dengan badan yang tambah makin menyusut. Oh tidak, sekarang sang istri terlihat tak dapat membendung air matanya. Dan akhirnya pecahlah tangisnya. Ia tersedu-sedu sambil menutupi wajah dengan dua telapak tangannya yang terlihat keriput dan memperlihatkan tulang jari-jarinya yang menonjol. Suami pun dengan sabar menenangkan. Namun raut wajahnya pun tak dapat menutupi bahwa ia juga merasa sedih dan kecewa dalam waktu bersamaan. Tak lama setelah itu, muncullah seorang lelaki tua menyanyakan apa yang sebenarnya terjadi. Dan berceritalah mereka.
“Dulu kami juga bahagia, badan kami padat berisi. Namun sudah beberapa tahun ini kami menderita.” Cerita suami kepada lelaki tua yang menghampirinya.
“Lalu apa yang membuat kalian menjadi seperti ini? Bukankah ini hari yang baik untuk kita.” Tanya lelaki tua.
“Kami telah dilupakan oleh anak-anak kami. Mereka terlalu sibuk dengan segala urusan dunia. Mereka sibuk dengan apa yang hanya dapat mereka lihat dan hasilkan.”
“Sesungguhnya kami sangat rindu. Rindu saat suara langkah kaki mereka berjalan mendekat ke pusara kami. Rindu saat suara merdu mereka melantunkan ayat-ayat suci untuk kami. Rindu suara syahdu penuh harap mereka yang memohonkan segala kebaikan untuk kami kepada Tuhan kami.”
“Sungguh kami sangat rindu mereka dan akan terus begitu. Tiada hal lain yang kami nanti-nantikan kecuali do’a tulus dari mereka.”
“Apa yang akan kalian katakan jika bisa menemui mereka?” Tanya lelaki tua kepada sepasang suami istri.
Dan mulailah sang istri mengutarakan.
“Duhai anak-anakku, yang akan selalu ibu cintai. Tidakkah kalian mengingat orang tuamu ini? Inilah Bapakmu yang dulu mengajarkan kalian cara naik sepeda. Inilah Ibumu yang dulu selalu marah-marah saat kalian suka bangun kesiangan. Maafkanlah kami yang tidak bisa menemani perjalanan kalian selamanya. Tapi ingatlah, orang tuamu disini selalu memohonkan ampun atas perbuatan buruk yang kalian lakukan.”
“Tidak banyak yang kami minta. Cukup tengoklah kami, do’akan kami, bacakan ayat suci untuk kami. Siapa lagi yang dapat menjadi penolong kami jika bukan kalian anak-anakku.” Ujar si istri dengan air mata yang mengucur deras.
“Maka mintalah. Mintalah pada Tuhanmu. Memohonlah pada Allah untuk dapat menemui mereka lewat mimpi barang sejenak. Dan utarakan apa yang ingin kalian utarakan.” Kata lelaki tua menimpali.
Lalu berpamitan si lelaki tua itu kepada sepasang suami istri. Dan setelahnya, sepasang suami istri tersebut memohon kepada Allah agar dapat hadir di mimpi anak-anaknya untuk menyampaikan pesan mereka. Selepas itu, mereka hanya bisa menunggu sambil menggenggam besar harapan.

Sumber gambar: Google.
Sumber Cerpen: cerita ibu ane abis pulang pengajian.
Hari demi hari terlewati. Dan terlihat sepasang suami istri itu masih saja berwajah muram dengan badan yang tambah makin menyusut. Oh tidak, sekarang sang istri terlihat tak dapat membendung air matanya. Dan akhirnya pecahlah tangisnya. Ia tersedu-sedu sambil menutupi wajah dengan dua telapak tangannya yang terlihat keriput dan memperlihatkan tulang jari-jarinya yang menonjol. Suami pun dengan sabar menenangkan. Namun raut wajahnya pun tak dapat menutupi bahwa ia juga merasa sedih dan kecewa dalam waktu bersamaan. Tak lama setelah itu, muncullah seorang lelaki tua menyanyakan apa yang sebenarnya terjadi. Dan berceritalah mereka.
“Dulu kami juga bahagia, badan kami padat berisi. Namun sudah beberapa tahun ini kami menderita.” Cerita suami kepada lelaki tua yang menghampirinya.
“Lalu apa yang membuat kalian menjadi seperti ini? Bukankah ini hari yang baik untuk kita.” Tanya lelaki tua.
“Kami telah dilupakan oleh anak-anak kami. Mereka terlalu sibuk dengan segala urusan dunia. Mereka sibuk dengan apa yang hanya dapat mereka lihat dan hasilkan.”
“Sesungguhnya kami sangat rindu. Rindu saat suara langkah kaki mereka berjalan mendekat ke pusara kami. Rindu saat suara merdu mereka melantunkan ayat-ayat suci untuk kami. Rindu suara syahdu penuh harap mereka yang memohonkan segala kebaikan untuk kami kepada Tuhan kami.”
“Sungguh kami sangat rindu mereka dan akan terus begitu. Tiada hal lain yang kami nanti-nantikan kecuali do’a tulus dari mereka.”
“Apa yang akan kalian katakan jika bisa menemui mereka?” Tanya lelaki tua kepada sepasang suami istri.
Dan mulailah sang istri mengutarakan.
“Duhai anak-anakku, yang akan selalu ibu cintai. Tidakkah kalian mengingat orang tuamu ini? Inilah Bapakmu yang dulu mengajarkan kalian cara naik sepeda. Inilah Ibumu yang dulu selalu marah-marah saat kalian suka bangun kesiangan. Maafkanlah kami yang tidak bisa menemani perjalanan kalian selamanya. Tapi ingatlah, orang tuamu disini selalu memohonkan ampun atas perbuatan buruk yang kalian lakukan.”
“Tidak banyak yang kami minta. Cukup tengoklah kami, do’akan kami, bacakan ayat suci untuk kami. Siapa lagi yang dapat menjadi penolong kami jika bukan kalian anak-anakku.” Ujar si istri dengan air mata yang mengucur deras.
“Maka mintalah. Mintalah pada Tuhanmu. Memohonlah pada Allah untuk dapat menemui mereka lewat mimpi barang sejenak. Dan utarakan apa yang ingin kalian utarakan.” Kata lelaki tua menimpali.
Lalu berpamitan si lelaki tua itu kepada sepasang suami istri. Dan setelahnya, sepasang suami istri tersebut memohon kepada Allah agar dapat hadir di mimpi anak-anaknya untuk menyampaikan pesan mereka. Selepas itu, mereka hanya bisa menunggu sambil menggenggam besar harapan.

Spoiler for spoiler:
Sumber gambar: Google.
Sumber Cerpen: cerita ibu ane abis pulang pengajian.


anasabila memberi reputasi
1
802
2


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan